Dan, ternyata hal tersebut benar!

Sebuah riset yang pernah dilakukan oleh FDA beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa banyak obat yang masih aman untuk tetap digunakan meski telah melewati masa kadaluwarsa.

Namun, bagaimana kita bisa mengetahui perbedaannya?! Ikuti saja 10 tips seputar penyimpanan obat berikut ini.

Mana yang bisa disimpan, dan mana yang mesti dibuang?!

"Secara umum, saya akan mengatakan bahwa semua obat minum masih aman untuk diminum setidaknya hingga setahun atau dua tahun setelah lewat masa kadaluwarsa," ujar Sara Bingel, PharmD, apoteker sebuah klinik di RS Mount Sinai, New York City.

Beberapa contoh obat yang masih bisa disimpan setelah masa kadaluwarsa lewat adalah aspirin, obat sakit kepala, obar alergi, obat sakit perut, dan obat demam/ pilek dan flu.

Sedangkan untuk obat yang mesti harus segera dibuang setelah masa kadaluwarsa tiba adalah antibiotik, nitrogliserin (biasanya untuk sakit dada), obat pertolongan pertama, obat cair, dan obat untuk anak-anak. [break]

Perihal masa kadaluwarsa

Waktu kadaluwarsa bagi sebuah obat sebenarnya mempengaruhi tingkat kemanjurannya, bukan keselamatan konsumennya. "Yang paling penting adalah tahu berapa banyak kadar obat yang dibutuhkan tubuh Anda," ujar Michael J. Negrete, PharmD, CEO dari Yayasan Obat California.

Sadari bahwa tidak ada formula ajaib untuk tahu

"Katakanlah perlu waktu setahun bagi obat-obatan untuk menurun kemanjurannya hingga 95%, namun tidak ada yang bisa memastikan apakah kualitas manjur obat tersebut masih berada di tahap 93% atau malah sudah menurun jauh hingga 33%, setelah lewat 6 bulan,"

"Tidak ada data yang bisa memastikan hal itu. Mengapa?! Karena pabrik obat tidak mau menghabiskan uang untuk melakukan tes guna mencari tahu tentang masa penurunan kualitas obat," ujar Paul Langevin, MD, pimpinan ahli jantung di RS Waterbury di Connecticut.

"Oleh karena itu, intinya, jika Anda tidak nyaman untuk tetap mempertahankan obat-obat yang kadaluwarsa itu, maka berpatok saja pada tanggal kadaluwarsa-nya," tambahnya Paul.

Simpan obat padat, buang yang cair

Kapsul jelly dan obat cairan kehilangan kualitas kemanjurannya lebih cepat daripada pil atau kapsul padat, dan berita buruknya, obat cair juga lebih beresiko terkontaminasi bakteri. Oleh sebab itu, perhatikan baik-baik tanggal kadaluwarsa untuk obat jenis cair. [break]

Simpan kualitas obat dengan cara menyimpan yang berkualitas

Pemberian masa kadaluwarsa sebenarnya didasarkan pada asumsi bahwa botol obat itu disimpan dalam kondisi segel, dan dalam suhu sejuk, kering, dan jauh dari matahari.

Oleh karena itu, cara menyimpan yang pintar turut memutuskan apakah obat tersebut tetap layak disimpan atau tidak.

Misalnya, kemasan obat yang masih segel dan disimpan di tempat tepat akan menjaga obat tetap bisa bekerja manjur untuk bertahun-tahun lamanya meski setelah lewat masa kadaluwarsa.

Sebaliknya, kotak obat yang sering diletakkan di tempat dengan suhu dingin/ lembab seperti dalam kamar mandi, merupakan tempat yang buruk untuk menyimpan obat.

Buang antibiotik kadaluwarsa

"Saya menyarankan pasien untuk menjauhi antibiotik yang telah melewati masa kadaluwarsa," ujar Bingel. "Obat tersebut tidak akan membunuh bakteri penyakit yang ada di dalam tubuh, malahan bisa menimbulkan infeksi baru dalam tubuh."

"Bahkan yang lebih buruk lagi adalah tentang beberapa merk antibiotik yang berpotensi menjadi racun jika diminum setelah masa kadaluwarsa."

Cari tahu bagaimana mula-mula obat itu tercipta

Bisa jadi dari apoteker yang mengeluarkan pil dari kotak penyimpanan mereka, lalu mengemasnya ulang dan meletakkan tanggal kadaluwarsa yang baru pada kemasan barunya.

Memang sukar untuk dipastikan asal dan kandungannya, namun obat-obatan yang dipindahkan-tempatkan oleh apoteker memiliki potensi lebih besar kehilangan kemanjurannya akibat kontaminasi yang terjadi saat kotak penyimpanan dibuka.

Pikirkan hal ini sebagai salah satu faktor untuk mempertimbangkan obat mana yang perlu disimpan dan mana yang harus dibuang. [break]

Perhatikan perubahan yang timbul

Jika sebuah pil remuk di tangan Anda, maka hal yang paling baik adalah tidak mengonsumsinya. Namun, ada petunjuk lain juga yang mesti Anda waspadai, seperti misalnya bau obat tersebut. Contoh, aspirin yang terlalu 'tua', baunya akan berubah menjadi asam seperti cuka.

"Berhati-hatilah terhadap segala perubahan tak biasanya pada obat yang akan Anda minum," ujar Negrete. Warna luntur atau bau aneh bisa menjadi petunjuk bahwa obat tersebut mungkin telah membusuk. Jadi, belilah yang baru!

Buang obat anak-anak

"Karena anak-anak lebih kecil dan sistem metabolisme mereka belum berkembang sempurna, maka lebih baik untuk tidak mempertaruhkan kesehatan mereka dengan mengambil obat yang kadaluwarsa," ujar Dr. Langevin. "Ditambah lagi bahwa ada begitu banyak obat untuk anak-anak yang dibuat dalam wujud cair untuk memudahkan sang anak meminumnya. Obat cair lebih mudah tercemar dan bisa menjadi sarang bakteri."

Periksa rutin isi lemari obat Anda

American Medical Association merekomendasikan agar Anda memeriksa ulang lemari obat setidaknya setahun sekali. "Mungkin bagi Anda yang bertipe praktis akan tergoda untuk memindahkan pil-pil ke dalam botol yang lebih kecil, namun jangan, biarkan obat-obatan tersebut tetap berada dalam botol aslinya," ujar Negrete. Selain itu, keluarkan kapas dari botol obat karena keberadaannya mempercepat pembusukan.