TRIK TANGANI BATUK PILEK DI RUMAH
oleh Seseorang, 13 March 2012, 16:18 PM
Caranya sederhana, kok, tanpa obat-obatan.
Saat menghampiri ibunya yang sedang menyapu lantai, Andi mendadak bersin-bersin. Dia memegangi hidungnya yang memerah sambil sesekali terbatuk. Merasa kasihan, sang ibu pun langsung memberikan segelas air hangat dan menjauhkan Andi dari lokasi menyapu. Ia tahu kalau Andi alergi tehadap debu, sehingga dengan penanganan sedikit efek alerginya dapat teratasi.
Seperti Mama Andi tadi, kita pun tak perlu kelewat cemas kalau si kecil tahu-tahu mengalami batuk atau pilek di rumah. Bisa kok kita "menangani" batuk pilek si kecil tanpa harus buru-buru membawanya ke dokter. Toh, penyebab awal batuk pilek umumnya adalah virus sehingga sebenarnya dapat sembuh sendiri tanpa harus disertai penanganan dengan mengandalkan obat-obatan. Penyebab lainnya adalah alergi yang biasanya sudah diidap si anak sebelumnya.
* Apa yang harus dilakukan pertama kali?
Ketahui dulu latar belakang terjadinya batuk dan pilek ini. Cermati latar belakang anak apakah dia mengidap alergi atau tidak. Perhatikan juga apakah sebelumnya dia berdekatan dengan penderita batuk pilek? Ataukah daya tahan tubuhnya sedang menurun sehingga penyakit gampang menyerangnya? Ini penting dilakukan agar penanganan dapat berjalan lebih efektif.
Pilek & Influenza
* Jika gara-gara alergi
Kalau benar si kecil mengidap alergi, kemungkinan besar penyebab pileknya adalah alergen (bahan pemicu alergi). Alergen bisa berupa debu, makanan, minuman, cuaca, dan sebagainya. Contohnya bila anak pilek setiap kali minum es, sangat mungkin ia alergi dingin atau yang sering disebut rinitis alergi. Rinitis alergi alias radang selaput lendir hidung ini biasanya juga sering muncul di pagi hari saat anak baru bangun tidur. Gangguan ini umumnya ditandai dengan hidung yang mampet akibat lendir, bersin-bersin, hidung terasa gatal, dan warnanya jadi kemerahan karena digosok terus. Bisa dimaklumi karena udara di pagi hari masih terasa dingin. Begitu juga kalau anak lantas bersin-bersin setiap kali berdekatan dengan Pussy kucing peliharaannya. Bisa dipastikan bulu kucinglah yang menjadi faktor pemicu alerginya.
* Penanganan:
"Obat" yang paling ampuh tentunya menghindari alergen pemicu pilek tadi. Langkah antisipasi jelas diperlukan agar anak tak tersiksa oleh keluhan batuk pilek. Bila muncul setiap kali sesudah minum es, ya hentikan kebiasaan minum es. Kalau gara-gara debu, sebaik mungkin jauhi tempat-tempat yang berdebu.
Untuk menghilangkan sisa lendir di hidung, gunakan sapu tangan dari bahan lembut agar tak mengiritasi selaput lendirnya yang justru akan memperparah pilek. Sedapat mungkin hindari pemakaian tisu karena "serat-serat" tisu justru bisa menjadi alergen baru.
Langkah selanjutnya, mintalah anak untuk banyak beristirahat dan perbanyak porsi minum air putih (air hangat lebih terasa nyaman). Selain itu batasi aktivitas si kecil agar tidak berlebihan seperti biasanya sampai gangguan pileknya benar-benar reda.
Toh, pada dasarnya alergi tak gampang muncul kalau daya tahan tubuh anak terjaga dengan baik. Caranya? Berikan asupan bergizi seimbang setiap kali waktu makan ditambah aktivitas tubuh untuk membuatnya tetap bugar. Biasakan anak mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang memiliki kandungan vitamin C yang baik untuk memperkuat daya tahan tubuhnya. Selain itu, sering-seringlah (minimal sekali setiap hari) membersihkan rumah, terutama kamar anak dari debu. Singkirkan barang-barang yang memungkinkan menjadi sarang debu dan bulu, misalnya karpet. Bila di rumah ada hewan peliharaan berbulu seperti kucing maupun anjing, jagalah agar anak tidak melakukan kontak langsung dengan binatang tersebut.
* Akibat virus
Meski tidak menderita alergi, bukan berarti anak terbebas dari ancaman flu. Virus penyebab flu ada di mana-mana dan mudah sekali menular. Itulah mengapa bila anak berdekatan dengan orang lain yang menderita flu, sangat mungkin ia terserang flu juga, terlebih jika daya tahan tubuhnya sedang menurun. Flu akibat virus biasanya diawali dengan keluhan sakit atau gatal di daerah tenggorokan. Juga kerap disertai naiknya suhu tubuh yang dibarengi dengan keluarnya lendir berwarna jernih dari hidung yang lama-kelamaan akan mengental/pekat dan berbau khas.
* Penanganannya:
- Umumnya anak pilek memang tidak perlu dibawa ke dokter. Kecuali ia berusia kurang dari 3 bulan.
- Berikan makanan bergizi dan perbanyak buah, terutama buah yang mengandung banyak vitamin C seperti jeruk, jambu biji, dan mangga. Asupan ini akan meningkatkan daya tahan tubuh anak sehingga tubuh mampu menyembuhkan diri sendiri. Pada dasarnya tidak ada obat yang dapat menyembuhkan pilek/selesma, baik itu antibiotik maupun suplemen vitamin C dan Zinc.
- Kalau ingusnya terus keluar, itu pertanda sistem kekebalannya sedang bekerja. Tentu butuh waktu untuk bisa sembuh.
- Istirahatkan lebih banyak, karena tubuh yang lelah akan sulit bertahan dari serangan penyakit.
- Jika pileknya mengganggu, yang pertama bisa dilakukan adalah memberinya segelas air hangat. Cairan akan mengurangi sumbatan di hidung karena lendir jadi lebih encer. Berikan minum sedikit-sedikit tapi sering. Untuk bayi tetap berikan ASI sesuai permintaan supaya daya tahan tubuhnya tetap baik.
- Bila hidung tersumbat terus-menerus, bantulah melegakannya dengan meneteskan NaCl (0,9%) pada hidung. Larutan ini bisa didapat di apotek. Dengan pipetnya, berikan 2 tetes di setiap lubang hidung 15-20 menit sebelum menyusu atau makan. Tidak ada efek samping dari air garam steril ini.
- Aroma minyak kayu putih atau balsam khusus anak juga dapat melonggarkan jalan pernapasan anak-anak. Balurkan di dada dan lehernya. Namun perhatikan benar tingkat kepekaan kulit anak. Jangan sampai malah teriritasi oleh bahan-bahannya.
- Pada anak yang sudah lebih besar bisa dilakukan inhalasi tradisional. Caranya, isi baskom dengan air panas dan beberapa tetes minyak angin. Dekatkan baskom pada wajah anak dan tutupi kepalanya dengan handuk sehingga uap hangatnya langsung terhirup. Namun, hati-hati jangan sampai anak malah celaka terkena air panas tadi.
- ika disertai demam lebih dari 380 C, beri dia obat penurun panas yang mengandung parasetamol.
- Usahakan agar kamar jadi lebih lembap. Caranya, letakkan ceret atau ember berisi air panas yang dibiarkan terbuka sehingga uapnya menyebar ke seluruh kamar. Siapkan saputangan di dekatnya untuk mengelap segera lendirnya yang keluar saat bersin.
KE DOKTER JIKA:
- Disertai demam yang berlangsung lebih dari 72 jam atau 3 hari.
- Anak rewel, lesu, lemas, pusing, menggigil (kedinginan).
- Ingusnya semakin kental berwarna agak kehijauan lebih dari 2 minggu (pertanda infeksinya ditumpangi bakteri).
- Sesak napas.
- Sekitar bibir tampak biru.
- Jarang buang air kecil atau tidak mau minum.
- Dahak disertai bercak darah.
Batuk
Lendir yang dihasilkan, baik karena pilek akibat alergi maupun virus, jika masuk ke tenggorokan biasanya akan menyebabkan batuk. Batuk ini sebenarnya merupakan gerakan refleks dari rongga pernapasan terhadap benda asing yang masuk. Dengan kata lain, ini merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh untuk melindungi paru-paru dari benda-benda yang mungkin dapat membahayakan. Selain itu, untuk menghindari pengentalan lendir di dalam paru-paru.
Dengan demikian jika ada benda asing seperti lendir yang masuk atau merangsang saluran penarpasan, otomatis akan terjadi batuk untuk mengeluarkannya. Refleks batuk ini sebetulnya harus dimiliki oleh setiap individu, termasuk anak.
* Penanganannya:
- Berikan minuman hangat untuk menyamankan tenggorokan dan memancing lendir keluar. Biasanya anak yang masih kecil akan muntah untuk mengeluarkan lendirnya.
- Hindari pemberian minuman dingin dan makanan yang merangsang batuk, seperti gorengan, keripik, permen, atau makanan lain yang berlemak.
- Untuk menyamankan tubuh anak, olesi dada dan lehernya dengan minyak kayu putih, minyak telon, atau balsam lembut secara merata.
- Pada saat berbaring, gunakan bantal yang agak tinggi atau ditumpuk.
- Jauhkan anak dari asap rokok dan pembakaran lain.
- Usahakan agar kamar jadi lebih lembap. Caranya, letakkan ceret atau ember berisi air panas yang dibiarkan terbuka sehingga uapnya menyebar ke seluruh kamar.
KE DOKTER JIKA:
- Bayi berusia kurang dari 3-6 bulan batuk selama satu jam atau lebih. Apalagi bila sebelumnya tak ada gejala pilek. Boleh jadi si bayi mengidap bronkhitis atau infeksi virus pada paru-paru.
- Batuk pada anak yang lebih besar tak kunjung sembuh lebih dari 3 hari. Sangat mungkin gangguan ini sudah ditunggangi oleh infeksi bakteri sehingga perlu penanganan intensif.
- Batuk disertai demam di malam hari. Kemungkinan ini merupakan gejala awal dari batuk rejan yang diakibatkan oleh infeksi bakteri.
- Anak sulit bernapas, tersengan-sengal, napasnya tampak berat, cuping hidungnya kembang kempis.
- Anak terlihat lesu
- Anak enggan minum.
- Ada warna kebiruan di bibir, lidah, atau wajah.
- Batuk disertai bunyi saat menarik napas di sela-sela batuk.
- Batuknya sampai mengeluarkan darah (kecuali jika anak baru saja mengalami mimisan, maka darah di batuknya tidak perlu dikhawatirkan).
- Batuk kronis berulang (BKB). Ciri-cirinya, batuk berlangsung lebih dari 14 hari dan biasanya berulang di bulan berikutnya. Misalnya, anak batuk selama 14 hari di bulan Januari, kemudian berulang di bulan Februari, dan Maret secara berturut-turut. Waspadai asma, TBC, atau pertusis (batuk rejan atau batuk 100 hari).
Ada 1 komentar pada diskusi ini
14 March 2012, 15:02 PM