Kolin merupakan zat gizi esensial yang digunakan sebagai komponen vitamin B kompleks, berperan dalam pembentukan membran sel yang bertugas menyampaikan sinyal atau pesan dalam sistem saraf dan otak. Berdasarkan penelitian Steven Zeisel, MD, PhD, kolin telah terbukti membantu dalam perkembangan memori dan kecerdasan. Sejak masa kehamilan, perkembangan janin, terutama masa perkembangan otak, kolin dapat mempengaruhi tabung penutup saraf, memori seumur hidup, dan fungsi pembelajaran.

Kolin termasuk zat gizi esensial karena tubuh hanya memproduksi dalam jumlah sedikit sehingga sebagian besar dipenuhi dari asupan makanan. Sumber makanan yang banyak mengandung kolin baik dalam bentuk bebas (kolin), lesitin (fosfatidilkolin), atau komponen phospolipid lain seperti spingomyelin, terdapat pada kuning telur, hati, susu, pisang, kedelai, daging sapi, bayam, kubis, salmon, gandum, dan kacang tanah.

Telur

Telur merupakan makanan yang selain tinggi kolin, juga kaya akan riboflavin, B12, folat dan zat besi yang dibutuhkan wanita hamil. Dalam satu kuning telur mengandung sekitar 125 mg kolin.

Hati

Hati ayam mengandung kolin sekitar 290 miligram/100 gram dan hati sapi 419 miligram/100 gram. Selain kolin, hati mengandung zat besi yang dibutuhkan wanita hamil dan menyusui.

Susu

Susu merupakan sumber protein, karbohidrat, mineral dan vitamin termasuk kolin. Pemberian ASI ekslusif dapat memberi asupan kolin yang sesuai kebutuhan bayi, jika asupan makanan ibu menyusui mengandung kolin sesuai dengan kebutuhan yaitu sekitar 550 miligram/hari.

Pisang

Buah yang paling tinggi kandungan kolinnya adalah pisang yaitu sekitar 11.9 miligram per buah.

Kedelai

Kedelai mengandung kolin dalam bentuk lesitin. Termasuk olahan kedelai seperti tahu, tempe, susu kedelai mengandung tinggi kolin. Contohnya pada 100 gram tahu terdapat sekitar 28 miligram kolin.

Daging sapi

Dalam 85 gram daging sapi terdapat sekitar 66 miligram kolin.

Berdasarkan DRI (Daily Reference Intake) pada Food Nutrition Board tahun 1998, asupan rata-rata kolin pada wanita dewasa 425 miligram/hari, wanita hamil 450 miligram/hari, wanita menyusui 550 miligram/hari, bayi 0-5 bulan 125 miligram/hari, bayi 6-12 bulan 150 miligram/hari, anak-anak 1-3 tahun 200 miligram/hari dan lebih tinggi lagi sesuai pertambahan usia anak.

Bila asupan kolin untuk anak melebihi 1 gram/hari dan bagi wanita melebihi 3,5 gram/hari akan timbul gejala tekanan darah rendah, mual, dan diare. Sebaliknya, jika kekurangan kolin akan timbul gangguan pada fungsi hati, kardiovaskuler, syaraf, memori, dan dapat menyebabkan kekurangan vitamin B lain yang sangat penting untuk kesehatan.