Si kecil suka mengacak-acak, berikan stimulasi yang tepat. Apa sajakah aktivitas yang dapat dilakukan, juga bagaimana stimulasinya, berikut di antaranya:

- Buka-tutup

Umpama, buka tutup laci, lemari, botol, dan sebagainya. Kegiatan yang mungkin menurut kita sederhana ini, tapi sebaliknya bagi si kecil sangatlah menarik. Rasa ingin tahunya begitu tinggi, "Ada apa sih di dalam laci/lemari ini?" misalnya. Oh ya, tak hanya doyan buka-tutup lemari/laci, tapi juga ia tertarik untuk mengacak-acak isinya. Memang kita tak perlu berharap ia akan mengembalikan pakaian, baju dan sebagainya kembali ke dalam lemari, apalagi dengan rapi. Yang penting, secara motorik halus ia makin terasah juga kemampuan berpikirnya karena ia menemukan hal-hal menarik dan pengalaman baru dengan kegiatannya ini.

Dukungan dan stimulasi:

* Beri tahu dengan bahasa si kecil, menarik gagang laci/lemari harus dilakukan hati-hati dan perlahan. Memang takkan bisa sempurna karena kemampuan motoriknya masih belum berkembang baik. Paling tidak ia belajar bahwa membuka atau menutup laci ini harus hati-hati sehingga aman dan tak menimbulkan sesuatu yang tak diinginkan, misalnya jari-jemarinya terjepit atau terjungkal karena menarik laci terlalu kencang. Tetap awasi dan dampingi saat si kecil bermain buka tutup.

* Setelah belajar menarik laci dengan agak perlahan, minta ia untuk menutupnya kembali dengan perlahan pula. Bila ia membongkar-bongkar isinya, maka ajak ia untuk mengembalikan ke dalam laci. Ibu Bapak menjadi contoh dalam melakukan hal ini.

* Perhatikan kondisi pegangan laci tersebut, apakah longgar dan dapat menimbulkan cedera bagi si kecil? Selain itu, perhatikan pula isi laci tersebut apakah ada benda-benda yang bisa menimbulkan bahaya seperti jarum, peniti, silet, cutter, atau gunting. Simpan atau amankan terlebih dulu benda-benda tersebut.

- Pencet-pencet

Tonjolan, lubang, dan tombol sangat besar daya tariknya bagi anak. Di rumah, ketiganya ada pada alat-alat eletronik dan listrik. Jadi hati-hatilah. Ia ingin tahu apa yang akan terjadi kalau sebuah tonjolan itu ditekan, bagaimana kalau jarinya dimasukkan ke dalam lubang stop kontak, apa jadinya kalau tombol-tombol yang ada dipencet dan diputar?

Dukungan dan stimulasi:

* Perhatikan apa yang hendak dipencet si kecil, kalau misalnya tombol suara, bisa jadi ia memencetnya hingga suara yang keluar memekakkan telinga dan membuatnya kaget. Lantaran itu, beri tahu si kecil, kalau memencet tanda positif/tambah berarti suara yang keluar akan membesar, sebaliknya kalau memencet tanda minus/kurang, maka suara itu akan mengecil.

* Saat memencet atau memutar tombol, anak jadi mengenal angka yang tertera di tombol itu. Kenalkan pada anak secara bertahap dan berulang. kalau yang dipencet adalah saklar lampu. Ia bisa belajar bahwa lampu bisa menyala dan padam kalau tombolnya dipencet. Hal ini sungguh menarik perhatiannya. Kenalkan arti “terang” dan “gelap” pada anak.

- Bongkar-bongkar

Saat si kecil kedapatan menjalankan aksinya ini, kita tak perlu memarahinya, karena sebetulnya anak sedang belajar mengenali benda-benda yang tidak sama dengan mainannya dan menyimpan ingatan akan hal itu dalam memorinya.

Dukungan dan stimulasi:

* Gali rasa ingin tahunya. "Sayang, bagus ya tas Ayah? Lagi cari apa di dalam tas Ayah?" Dengan begitu, si kecil pun diarahkan untuk menetapkan tujuan atas aksinya ini. Kalau memang ada benda-benda penting dan berharga yang tidak boleh digeratak olehnya, simpan tas itu di tempat yang tak terjangkau. Sebagai bentuk dukungan atas rasa ingin tahunya, berikan tas lain yang sudah diisi dengan benda-benda serupa yang tidak sedang dipakai.

* Kenalkan benda-benda yang ada di tas seperti bolpoin, buku, dompet, uang, dan lainnya. Dengan begitu, kosakata anak semakin berkembang dan bertambah.

* Jangan lupa, kenalkan si batita pada konsep kepemilikan. Bahwa tas ini milik ayah, dompet itu milik ibu, dan seterusnya.

* Selanjutnya, ajak si kecil untuk kembali membereskan barang yang dikeluarkan dari tas/dompet ayah-ibunya. Setidaknya ia belajar bertanggung jawab atas "perbuatan" yang dilakukannya. Akan tetapi, lakukan secara bersama-sama dengan suasana yang menyenangkan.

* Jika anak menunjukkan sikap yang lebih aktif, misalnya mencoba menggigit-gigit, menekuk atau mencelup benda berharga ke air, beri tahu si kecil. "Sayangku, tak boleh menggigit-gigit KTP ibu, ya, nanti bisa rusak." Ucapkan dalam bahasa yang baik, tidak keras atau tinggi, tetapi lembut sekaligus tegas. Segera ambil barang itu dan alihkan perhatian anak pada benda lainnya yang sama menarik.

* Ajarkan mengenai konsep privasi secara sederhana. Misalnya, "Ini dompet Ibu, yang itu tas Ayah. Tak boleh dibuka-buka ya Sayang!" Pengenalan privasi termasuk dalam pelajaran sopan santun dan menghormati milik orang lain.