J angan buru-buru menuduh es krim sebagai biang kerok penyakit pilek. Makanan yang kaya kandungan gizi ini malah dianjurkan untuk anak-anak.

"Ayo, enggak boleh makan es krim. Nanti kamu pilek, lo!" Nah, sering,kan, kita mendengar "ancaman" macam itu? Bahkan waktu kita kecil pun, sering dibegitukan oleh orang tua kita. Padahal, kata Dr. Walujo Soerjodibroto, Ph.D, DSG "Es krim tidak bikin anak menjadi pilek!"

Lo, kok, bisa begitu? "Ya, es krim, kalau dibuat dengan benar dan bersih, bisa dijadikan makanan selingan yang menyehatkan karena terbuat dari susu," jawab Walujo. Di dalam es krim terkandung 60-65 persen air, 12-16 persen sukrosa, 8-13 persen susu skim, 2-6 persen sirup glukosa, 8-13 persen lemak nabati, 0,1-0,2 persen hidrat arang, 0,1-0,3 persen emulsifier, 0,2-0,3 persen zat warna, dan flavour .

Nah, ditilik dari kandungannya itu, pastilah es krim merupakan sumber kalori yang baik. Yaitu dalam bentuk lemak dan hidrat arang. Selain itu, es krim juga sumber protein yang sangat tinggi (susu skim). "Di rumah sakit saja, usai operasi amandel, si pasien diberi es krim untuk mempercepat penyembuhan lukanya. Seandainya es krim ini berbahaya dan membuat pilek, tentunya dokter tidak akan memberikannya pada pasien, kan?" ujar dokter dari bagian Ilmu Gizi FKUI/RSUPN CM, Jakarta ini.

VIRUS

Walujo tak menyangkal, sebagian besar orang (mungkin termasuk kita juga) selalu menghubungkan es krim dengan penyakit tertentu, misalnya flu atau pilek. "Karena tingginya kadar kandungan lemak dan gula yang terdapat di dalamnya, orang menganggap es krim dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Mulai dari kelebihan berat badan (kegemukan), kenaikan kadar kolesterol darah, juga menimbulkan gejala pilek, batuk, influensa."

Kita mengenal penyakit yang tergolong infeksi saluran pernafasan atas ,upper respiratory tract infections) . Seperti, pilek, hidung tersumbat, radang tenggorok, radang sinus, infeksi larings, serta gangguan fungsi saluran pernafasan lainnya. "Semua itu kerap dikaitkan dengan es krim." Padahal, tambah Walujo, kelompok penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi mikro-organisme dan virus.

Virus dan mikro-organisme tersebut banyak terdapat di sekeliling kita. Terutama jika kita tak membiasakan hidup sehat, termasuk makan makanan yang sehat. "Jadi, belum tentu es krim yang menjadi penyebab utama penyakit saluran pernapasan atas tadi. Dan sejauh yang saya tahu, belum ada bukti yang menunjang adanya pendapat jika makan es krim akan meningkatkan frekuensi penyakit saluran pernafasan atas," tandas Walujo.

Artinya, rasa sejuk yang ditimbulkan es krim tidak sampai menimbulkan efek beku (frost) yang dapat mengganggu serta merusak sel-sel dinding dalam saluran pernafasan atas tersebut. Namun, satu hal yang perlu diingat, efek dingin es krim memungkinkan timbulnya serangan asma, terutama bagi yang rentan/alergi terhadap uap air. Yang lebih jelas lagi, infeksi saluran pernapasan atas akan mengalami peningkatan frekuensi bila sistem imunitas tubuh lemah.

JADI ALTERNATIF

Dalam proses pertumbuhannya, anak-anak sangat membutuhkan konsumsi protein dalam jumlah relatif besar. Soalnya, protein inilah yang akan menghasilkan asam amino yang sangat diperlukan untuk pembentukan dan pemeliharaan semua jaringan tubuh. Apabila masukan protein tidak mencukupi, bisa jadi pertumbuhannya akan terganggu. Sumber protein yang baik adalah susu. Tak heran, susu menjadi menu makanan penyempurna yang dianjurkan.

"Namun tidak semua orang dapat mengkonsumsi susu. Misalnya, yang mengalami gejala intoleransi laktosa setiap kali minum susu. Jadi, setiap kali minum susu dia selalu diare karena enzim pencernaannya tidak dapat mencerna gula susu (laktosa) yang terdapat dalam susu tersebut." Selain itu, susu juga tinggi kadar lemaknya, yaitu 3,9 persen. Ada anak-anak yang enzim tubuhnya tidak mampu mencerna lemak dengan baik.

Nah, untuk orang-orang yang demikian, mungkin es krim bisa dijadikan alternatif pengganti susu. Sebab, sebelum bahan es krim dibekukan menjadi partikel es, terlebih dahulu bahan-bahan tersebut dibuat menjadi partikel-partikel emulsi yang sangat halus (jauh lebih halus dari partikel lemak yang terdapat pada susu). Hal ini dimaksudkan agar emulsi es krim menjadi lebih stabil dan keeping quality -nya akan menjadi lebih besar.

Karena partikel emulsi lemak sangat halus, maka cairan empedu yang terdapat dalam getah usus akan lebih mudah bekerja. Dengan demikian, proses pencernaan lemak oleh enzim lipase usus akan lebih mudah. Lantaran itulah es krim tidak menimbulkan gejala diare walau dikonsumsi oleh orang-orang yang tak tahan minum susu. Dengan kata lain, mengkonsumsi es krim sebagai pengganti susu bisa mencegah defisiensi protein.

NYARIS SEGELAS SUSU

Orang tua, lanjut Walujo, perlu tahu bahwa zat gizi yang terkandung dalam satu porsi es krim berukuran sedang, sama dengan 2/3 gelas susu. Ini bisa dijadikan alternatif oleh para ibu untuk menyiasati menu pengganti susu. "Terutama untuk anak-anak yang tak doyan susu. Ada, kan, anak yang tak tahan minum susu. Setiap minum susu, perutnya kembung atau diare."

Dapat juga terjadi, anak tidak suka susu karena baunya yang tak enak. "Lain halnya dengan es krim, yang memang diberi flavour yang membangkitkan selera sehingga hampir semua anak sangat menyukainya. Semua orang pun dapat mengkonsumsinya, tak terkecuali yang alergi, karena es krim tidak menyebabkan diare."

Satu porsi sedang es krim umumnya mengandung 300 kalori dengan 20-30 gram lemak. Padahal lelaki dewasa yang sehat membutuhkan 3.600 kalori dengan 55 gram protein. Sedangkan wanita dewasa yang sehat membutuhkan kalori sebanyak 2.200 kalori dengan pemasukan lemak di bawah 35-60 gram. "Sehingga pemasukan lemak dari es krim sebanyak 20-30 gram per hari tidak akan berlebihan," ujar Walujo lebih lanjut.

Tentu saja dengan catatan tambahan, yaitu yang bersangkutan tidak mengkonsumsi makanan tinggi lemak lainnya pada hari yang bersamaan. "Jadi, jangan takut menjadi gemuk hanya karena makan es krim. Asalkan dapat mengatur kebutuhan kalori yang dikonsumsi tiap hari, makan es krim oke-oke saja, kok."

HANYA SELINGAN

Kendati es krim merupakan sumber kalori dan protein yang baik, bukan berarti anak cukup mengkonsumsi es krim saja. "Harap diingat, es krim bukanlah makanan utama. Ia hanya makanan selingan. Dan sebagai makanan selingan, nilai gizinya memang sangat bagus karena mengandung protein yang cukup tinggi, yang berasal dari susu," tandas pengajar di bag. Gizi FKUI ini.

Ia juga mengingatkan, kandungan es krim hanya terdiri atas lemak, hidrat arang, gula, serta protein. "Tak ada kandungan serat di dalamnya sementara anak-anak dalam masa pertumbuhannya tetap membutuhkan serat. Jadi, kalau cuma makan es krim saja tanpa makanan yang lain, ya, tetap saja kurang sehat. Harus diimbangi dengan makanan sehat lainnya."

Seperti kita ketahui untuk tumbuh kembang secara sehat, tubuh manusia memerlukan gizi yang seimbang setiap harinya. Yaitu mengandung 3 unsur zat, zat sumber tenaga atau energi (yakni hidrat arang dan lemak), zat pembangun (yakni protein hewani dan nabati), serta vitamin dan mineral (yang terdapat dalam sayuran dan buah-buahan).

Proporsi yang baik menurut kesehatan adalah mengkonsumsi hidrat arang sebanyak 50-70 persen, protein 15-20 persen, lemak 20-30 persen, di samping tentunya cukup air dan serat.

Nah, bertolak dari situ, es krim hanya bisa dikonsumsi sebagai makanan selingan. "Dan sebagai makanan selingan, ia cukup sehat jika makanan utama yang dikonsumsi hari itu cukup memadai. Artinya, cukup mengandung zat-zat gizi lain yang tidak terdapat dalam es krim," tandas Walujo lebih lanjut.

BIKIN KENYANG

Karena kalori yang dikandungnya, sehabis makan es krim biasanya perut terasa kenyang. Ini terjadi karena setelah makan es krim, gula darah dalam tubuh naik. Akibatnya, perut terasa kenyang dan nafsu makan jadi hilang. Sebab itulah, es krim sebaiknya diberikan setelah makan makanan utama. "Salah-salah, ia malah menolak makanan utamanya karena sudah kenyang duluan oleh es krim," pesan Walujo.

Tak perlu pula memberi es krim setiap hari pada anak. "Sebab, jika diberi tiap hari dalam jumlah banyak, konsumsi lemaknya jelas akan meningkat. Ini berakibat tidak baik buat pertumbuhan anak."

Nah, sudah jelas, bukan? Jadi, sekali-sekali, bolehlah si kecil diberi es krim tanpa menuduhnya sebagi biang penyebab pilek.