Senangnya bila Si Upik tak malu memperkenalkan diri, bahkan ia pun tak takut untuk tampil di panggung. Sstt, bakat ini ternyata berguna juga di masa depannya, lho!

Fenomena anak-anak yang menjadi bintang di usia yang sangat belia, kian ramai saja di jagad entertainment Indonesia. Pastinya menyenangkan memiliki anak-anak yang tidak pemalu dan berbakat seperti mereka.

Ya, mereka ini sebagian kecil dari anak-anak “banci tampil”, istilahnya, yang mendapat kesempatan di bidang entertainment . Tapi, tahukah Anda, bagaimana mereka bisa terbentuk?

Menurut Nisfie MH. Salanto Psi. , psikolog perkembangan anak dari LPTUI (Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia), anak banci tampil pada dasarnya dipengaruhi faktor role model , pengasuhan dan lingkungan.

Meski pada dasarnya anak telah memiliki talentanya sendiri-sendiri masih ada pola asuh dan masukan dari lingkungan yang membentuk kecakapan sosial seperti “banci tampil”.

“Tidak ada anak yang terlahir sudah berani tampil di depan orang banyak,” ungkapnya.

Masing-masing faktor tersebut memiliki peran dalam mencetak anak yang berani tampil, namun Nisfie menekankan peran lingkungan memiliki pengaruh lebih besar terhadap anak yang percaya diri tampil di depan orang banyak.

Role Model

Anak menjadi “banci tampil”, awalnya karena ia mengimitasi apa yang dilihatnya. Ini sudah menjadi hukum alam, bila setiap perilaku anak adalah hasil modeling perilaku orangtua atau orang dewasa di sekitarnya.

Pada beberapa anak yang terbiasa melihat orangtua sebagai seorang public speaker yang penuh percaya diri, seorang entertainer yang tidak pernah canggung di depan kamera, ataupun seorang Ibu yang mudah bergaul, ramah, sering menyapa siapapun, maka anak juga akan meniru apa yang dilakukan orangtuanya.

Selain mengimitasi, ketika anak sering melihat orangtua yang penuh percaya diri, ia juga akan menganggap situasi yang serupa adalah hal biasa. Ia pun tak canggung menghadapi keramaian dan orang-orang banyak.

Jangan Menakuti

Anak yang berani tampil di depan banyak orang memang tidak semua akan selamanya seperti ini. Pada beberapa kasus, anak juga dapat kehilangan bakatnya yang satu ini. Kaitannya adalah dengan alasan mengapa anak menjadi banci tampil.

Anak menjadi berani tampil jika ia mampu mengatasi rasa malu, takut dan canggung pada situasi apapun. Kemampuan ini muncul dari hasil bentukan lingkungan yang tidak mengeksposur rasa takut.

Namun bila lingkungan kerap merespon negatif keberanian anak, perilaku ini juga bisa hilang.

Selain itu, sebaiknya orangtua jangan “melawanbalik” ketika anak terlalu percaya diri. Misalnya, dengan mengatakan “Jangan malu-maluin, ih!” atau “Anak perempuan kok ganjen, sih,” ataupun menertawakan ketika anak berusaha menampilkan dirinya.

“Ingat, anak “banci tampil” adalah bentukan orangtua yang tidak melakukan demotivasi pada anak. Sebenarnya ini juga agak langka ditemui, namun hasilnya luar biasa,” ungkap Nisfie.