Selective mutism adalah suatu kejadian sifat bisu selektif yang merupakan suatu gangguan kejiwaan dimana seseorang yang biasanya mampu atau banyak berbicara, tiba–tiba tidak dapat berbicara pada situasi tertentu atau kepada orang-orang tertentu. Selective mutism pada balita dapat ditemukan ketika balita cenderung diam selama beberapa bulan atau beberapa waktu ketika berada di sekolah atau lingkungan lain, namun di rumah justru balita berbicara bebas ataupun kadang berlebihan. Kegagalan berbicara ketika bersekolah bukan disebabkan ketidakmampuan balita dalam memahami konteks yang dipertanyakan, kegagalan ini lebih disebabkan ketidakmampuan mengelola kata-kata disebabkan rasa kurang nyaman ketika berada diluar lingkungan yang dikenalnya.
Penyebab Selective Mutism pada Balita

Kemampuan komunikasi balita yang mengalami selective mutism ketika berada diluar lingkungan yang dikenalnya tiba-tiba menjadi terbatas. Keterbatasan ini disebabkan balita kehilangan kemampuan untuk merangkai kata-kata. Komunikasi verbal yang biasanya lancar, akan berubah menjadi komunikasi non verbal, seperti anggukan atau gelengan kepala dan sekedar menunjuk jari kearah yang dimaksud. Berdasarkan penelitian, terdapat beberapa penyebab selective mutism pada balita sebagaimana diolah dari berbagai sumber, yaitu:

Malu.
Menurut penelitian yang baru saja dilakukan, salah satu penyebab timbulnya selective mutism pada balita disebabkan oleh rasa malu atau rasa percaya diri yang rendah. Pencetus timbulnya rasa malu disebabkan balita belum mengenal lingkungan dengan baik.
Gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan timbul akibat balita merasa kurang nyaman dan aman dengan lingkungan barunya.
Disfungsi otak.
Gangguan pada otak yang disebabkan oleh informasi yang diterima susunan syaraf bahwa balita berada pada posisi yang terancam, sehingga mekanisme pertahanan terbaik adalah cenderung diam.

Penanggulangan Selective Mutism

Terdapat beberapa metode penanggulangan selective mutism pada balita sebagaimana diolah dari berbagai sumber, yaitu:

Terapi komunikasi verbal.
Pelakuan terapi yang bertujuan melatih balita untuk mulai berkomunikasi baik dengan berbisik, yang kemudian meningkat menjadi bersuara perlahan sampai balita mampu berbicara dengan volume normal.
Terapi penyesuaian lingkungan.
Perlakuan terapi yang bertujuan melatih balita untuk terbiasa dengan lingkungan barunya, sehingga ketika balita merasa nyaman dengan lingkungan barunya, balita akan mau berkomunikasi secara verbal.