Salahkah Jika "aku" Mementingkan Diri Sendiri?
oleh Seseorang, 15 Tahun Yang Lalu
Anak-anak adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa, dan menjadi orangtua merupakan impian bagi (hampir) semua orang. Namun sejujurnya, hari-hari mengasuh sang buah hati tidak selamanya mudah dan berjalan mulus bak tayangan serial keluarga di TV.
Ada saat-saat dimana Anda (orangtua) merasa sangat lelah, jenuh dan merasa gampang marah. Lalu, apakah itu berarti Anda orangtua yang buruk?
Ya nggak lah…!. “Mencintai anak-anak adalah satu hal, tapi menjadi orangtua adalah hal yang lain,” kata Susan Jeffers, PhD, pengarang buku I’m Okay, You’re a Brat. Joyce Divinyi (pengarang dari buku Good Kids, Difficult Behavior) menambahkan, bahwa setiap ibu pernah mengalami hari-hari dimana ia menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.
Eni (36 tahun), menganggap itu adalah hal yang wajar dan normal, asalkan tidak keterusan sampai ‘lupa’ anak. Namun begitu tak sedikit ibu yang merasa bersalah jika mengutamakan kepentingan dirinya di atas kepentingan anak-anak dan suaminya. Bahkan, munculnya kejenuhan saja sudah bisa membuat Alvi (33 tahun) merasa bersalah. Perasaan bersalah itu muncul ketika ia melihat wajah kedua buah hatinya.
Menjadi orangtua adalah pekerjaan yang tak kenal waktu karena Anda bertugas selama 24 jam setiap harinya. Dan itu merupakan pekerjaan yang paling menantang dibanding pekerjaan apapun. Menjadi orangtua berarti Anda juga harus rela kehilangan kebebasan, mobilitas, privacy, uang atau bahkan mungkin kesempatan berkarir. Konsekuensi lainnya adalah, seperti ada peraturan tak tertulis yang menyebutkan bahwa tidaklah pantas berkeluh-kesah, karena Anda akan tampak seperti orang yang menyesal menjadi orangtua. Misalnya, Anda merasa sumpek lalu curhat ke teman atau saudara, alih-alih memperoleh solusi, tanggapan mereka malah membuat anda merasa semakin frustasi ; “Mestinya kamu bersyukur udah punya anak, jangan mengeluh!”, atau “Namanya juga punya anak. Ya memang begitu..”.
Karenanya, sesekali ibu juga perlu break dari rutinitasnya untuk me-recharge energi dan emosinya kembali. Jika break 20 menit untuk menikmati teh seorang diri atau membaca majalah dengan tenang dapat membuat anda menjadi lebih fresh dan tidak uring-uringan lagi, kenapa tidak?
Eni, misalnya, sesekali berkumpul dengan para ibu dari teman-teman anaknya mengadakan pengajian atau arisan untuk sekedar memenuhi kebutuhan batin yang lain. Sebagai manusia, sangat wajar bila sesekali orangtua juga merasa bosan, jenuh, kesal atau marah. “Jadi, kalau curhat dengan sesama ibu bisa menimbulkan efek yang positif bagi diri sendiri (si ibu) dan keluarga, ya kenapa tidak dilakukan?. Daripada memendam masalah berlarut-larut tanpa ada penyelesaiannya, malah dapat berakibat buruk bagi anak-anak,” kata ibu yang juga seorang arsitek ini.
Tapi sejenuh apapun yang ia rasakan, Alvi tidak pernah tega keluar rumah untuk melepaskan kejenuhan sementara anak-anaknya ditinggalkan di rumah dengan ayah mereka atau dengan pembantu. Ia memilih bersabar menunggu kedatangan Ibunya, yang memang cukup sering datang mengunjungi cucu-cucunya. Ketika itu lah ia dapat dengan tenang bepergian (sendiri maupun bersama dengan suami) untuk melepaskan rasa jenuh dan penatnya.
Setiap orangtua pasti mengalami saat-saat yang berat selama membesarkan dan mengasuh anak-anaknya. Perlu Anda ketahui, membicarakan (atau mendiskusikan) tough moments tersebut dengan sesama orangtua bukanlah hal yang tabu, dan bukan pula berarti Anda “gagal” sebagai orangtua.
Banyak ahli sependapat bahwa anak-anak belajar menangani sendiri masalah mereka dari bagaimana orangtua mereka menangani masalah pribadinya. Misalnya, anda “kecolongan” tidak dapat mengontrol emosi dan marah kepada si kecil, dekati dia beberapa saat kemudian dan katakan bahwa perbuatan Anda itu salah. Pendeknya jika kita ingin anak-anak kita menjadi orang-orang yang bertanggungjawab, ya kita harus menjadi contoh nyata sebagai orang yang bertanggungjawab.
Sebenarnya anak-anak tidak menginginkan orangtua yang super sempurna, kok. Cinta orangtua lah yang paling mereka inginkan. Bila anda merasa jenuh dan lelah, lalu anda khawatir perasaan itu dapat membuat anda jadi uring-uringan, tidak perlu ngoyo! Beristirahatlah. Titipkan anak-anak ke orangtua, mertua atau saudara, lalu lakukan kegiatan untuk anda sendiri. Entah itu sekedar ke salon, menonton VCD, membaca novel, atau melakukan hobi. Dengan energi yang full lagi dan hati yang riang, anda jadi bisa lebih santai menghadapi ulah si kecil.
Ada 0 komentar pada diskusi ini
Belum ada komentar pada post ini