Saat Balita Tidak Suka Adiknya
oleh Seseorang, 13 Tahun Yang Lalu
Saat Balita Tidak Suka Adiknya
Kedatangan anggota baru dalam keluarga bisa merupakan hal yang aneh dan kurang nyaman bagi balita. Ketidaknyamanan itu bisa berkembang menjadi rasa benci atau tidak suka. Ketidaksukaan kakak bisa muncul dalam berbagai perilaku. Kasih sayang kakak kepada adiknya perlu diajarkan dan dilatih. Ini caranya:
1. Melakukan kekerasan pada adik. Tanpa disadarinya, kakak melakukan kekerasan pada adiknya. Misalnya saat adik menangis, ia memukul adik. Bisa saja kakak tidak bermaksud memukul. Ia hanya belum mengerti bagaimana mengontrol kekuatan tangan atau kakinya, sehingga ia belum paham bahwa yang dilakukannya itu bisa membuat adik kesakitan. Hindari merespons “Jangan pukul adik!” Lebih baik jelaskan bahwa adik akan kesakitan jika dipukul, sama seperti dia jika dipukul. Menyakiti orang lain tidak diperkenankan. Ajarkan pula bagaimana mengungkapan emosi. Misalnya, saat kakak tidak suka mendengar adik menangis, ia bisa mendiamkan dengan cara mengajak adik bermain. Sesekali tes si sulung untuk berada dalam satu ruangan dengan adik, apakah ia bisa menerapkan ajaran Anda. Beri kakak kepercayaan untuk bersama adik. Anda tak perlu setiap saat berada di sisi adik karena perlu menjaganya agar kakak tidak melakukan kekerasan pada adiknya.
2. Melarang Anda atau orang lain dekat dengan adik. Anda mengendong adik, kakak langsung marah. Ia tidak suka melihat bundanya mesra-mesraan dengan adik. Begitu juga saat ada teman Anda atau famili yang memilih bermain dengan adik dibanding dengannya. Si kakak cemburu, Bunda! Beri segera kakak perhatian. Sejak kehadiran adik, ia merasa ditinggalkan oleh orang-orang yang tadinya memberikan perhatian kepadanya. Mulai sekarang, hindari tak memeduli si sulung karena Anda lebih memperhatikan polah si adik. Ajak dan ikutkan kakak ketika Anda atau orang lain sedang membahas atau merawat adiknya. Beri kakak kejutan-kejutan kecil sebagai tanda bahwa Anda tak pernah mengabaikannya. Setelahnya jelaskan pada kakak bahwa adik yang masih kecil lebih membutuhkan perhatian dan bantuan Anda. Jangan lupa puji dia sebagai “kakak pintar” atau “kakak mandiri” karena tidak seperti adik yang sangat tergantung pada Anda.
3. Tidak mau berbagi mainan dengan adik. Adik tentu lebih egois dan belum paham untuk berbagi mainan dengan kakaknya. Hal; ini otomatis membuat si kakak benci pada adik yang terus menerus merebut mainannya. Ajarkan kakak untuk berbagi, sebab di usia 2-3 tahun ini, ia sudah bisa diajarkan berbagi. Ajarkan konsep “meminjam” padanya, adik hanya meminjam mainannya sebentar, kemudian akan dikembalikan. Beri kakak mainan lain agar fokusnya berubah. Cara ini mengajarkan si kecil konsep “main bergantian”. Bila ada dua mainan serupa, Anda bisa mengambilkan satu untuk kakak, dan satu untuk adik. Atau ajak kakak membantu adik menggunakan maianannya. Katakan padanya bahwa adik butuh bantuannya. Si kakak bahagia bila ditempatkan sebagai sosok pahlawan.
4. Menolak berdua dengan adik. Berada bersama dalam satu kamar atau ruang keluarga saja si kakak langsung menolak. Ia meminta Anda membawa adik pergi atau sesekali ia yang menjauh dari adik. Memaksa si kecil bersosialisasi dengan si adiknya bukan jalan yang tepat. Tanyakan kepada si sulung kenapa ia tidak mau berdua dengan adik. Bila pertanyaan Anda tidak dijawab, berikan pernyataan seperti “Apakah adik mengganggu kamu?” Jika Anda sudah menemukan jawaban alasan si sulung benci bersama adiknya, Anda akan lebih mudah mencari jalan keluarnya. Atau pilih cara mengajak si sulung dan si bungsu bermain bersama. Pilih permainan yang sangat kakak gemari. Bermain merupakan kegiatan yang paling membahagiakan anak. Saat Anda bermain bersama mereka, siapa tahu si sulung lupa dengan “enggan berdua bersama adik” karena perhatiannya beralih pada permainan.
5. Meminta adik dimasukkan lagi ke dalam perut. Saking tidak sukanya kakak pada adiknya, ia meminta Anda memasukkan adik ke dalam perut. Jika ini terjadi, jelaskan bahwa permintaannya tidak memungkinkan karena adik hanya tinggal di perut Anda beberapa saat. Tidak perlu menjelaskan detail tentang proses 9 bulan Anda mengandung, karena ia masih belum paham informasi tentang waktu. Ketika adik sudah dilahirkan, ia tidak bisa lagi kembali ke dalam perut Anda. Berikan alasan adik yang sebesar sekarang dimasukkan ke dalam perut Anda, tentu tidak muat lagi. Beberapa kakak berpikir untuk mengembalikan adik kepada Tuhan melalui perut Anda, sama seperti ketika adik datang. Katakan padanya bahwa di perut Anda tidak ada jalan untuk adik kembali ke Tuhan. Tuhan sudah memberikan adik kepada Anda dan dia untuk dibesarkan, dijaga dan disayangi.
6. Berperilaku seperti bayi lagi. Terjadi regresi pada kakak yaitu penurunan atau mundurnya tahap perkembangan yang sudah dilaluinya. Ia melihat bahwa adik bayi lebih disayang, maka ia meniru perilaku bayi. Misalnya, ia mengompol padahal ia sudah terlatih sebagai anak yang bebas diapers dan sudah bisa buang air kecil ke kamar mandi. Anda tetap harus waspada meski kemungkinan perilaku ini tidak berlangsung lama. Anda diperbolehkan sedikit membandingkan si sulung dengan si bungsu, seperti “Bunda punya anak bayi dua, nih Tapi berhubung yang ini bayi raksasa, Bunda tidak mau kasih dot, ah.” Harapan Anda si kakak akan membandingkan dirinya, bahwa dia tidak sama dengan adik. Di lain waktu Anda bisa membacakan buku atau menyetelkan film yang menggambarkan beda kakak dengan adik. Kenalkan pada kakak bahwa ia tidak sama dengan adik yang masih ngompol, ngedot atau menangis setiap saat.
Tidak munculnya kasih sayang kakak kepada adiknya, tak semata kesalahan kakak. Orang tua punya andil dalam menumbuhkan rasa benci kakak pada adik. Bisa jadi Anda berlebihan menuntut tanggung jawab kakak atau mengurangi perhatiannya dan memilih lebih memerhatikan adik.
Ada 0 komentar pada diskusi ini
Belum ada komentar pada post ini