Kok ketombenya tebal-tebal? Emang sakit apa? Kan biasanya sisik ketombe halus ya? Pertanyaan ini terlontar dari seorang ibu yang datang ke sebuah klinik kulit, di penghujung bulan lalu. Tampaknya sang ibu cukup jeli untuk memperhatikan tipe kerak kepala anaknya. Karena memang ternyata yang dialami sang anak bukanlah ketombe biasa, tetapi salah satu tipe psoriasis.

Sebetulnya apa itu psoriasis? Psoriasis ialah sejenis penyakit kulit akibat proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyebab pastinya belum diketahui sehingga belum ada pengobatan yang dapat total menyembuhkannya. Seperti diketahui, kulit kita selalu meremajakan diri, lapisannya akan teratur berganti, dari lapisan paling bawah bergerak ke atas dan akan ‘dilepas’ sebagai kulit ari (lapisan tanduk). Proses pergantian kulit pada manusia normal biasanya berlangsung selama tiga sampai empat minggu. Sedangkan proses pergantian kulit pada pasien psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari. Akibatnya lapisan sel kulit yang mati belum sempat dilepas, sudah disusul oleh lapisan berikutnya, sehingga akan terlihat sebagai sisik yang banyak, berlapis dan menebal.

Penyakit ini bersifat kronis (muncul terkadang untuk jangka waktu lama, bisa timbul dan hilang), meski tidak menular dan tidak mengancam jiwa. Tetapi penyakit ini dapat muncul diberbagai bagian tubuh termasuk wajah dan kepala sehingga dapat mengganggu rasa percaya diri dan menurunkan kualitas hidup pasien.
Bagaimana gejala penyakit ini?

* Psoriasis ditandai oleh bercak-bercak merah yang dilapisi dengan sisik tebal (kadang bertumpuk seperti tetesan lilin) berwarna puith keperakan yang umumnya terlihat di sekitar alis, kepala (seperti ketombe), siku, lutut, juga bagian belakang tubuh sekitar panggul, yang dapat meluas ke bagian kulit lainnya, termasuk di daerah lipatan kulit.
* Bila terjadi di kepala, akan terlihat berbeda dari ketombe biasa yang ditandai oleh sisik yang halus. Selain itu, sisik tebal pada psoriasis di kepala terletak di atas dasar kulit yang merah. Bentuk ini terjadi pada hampir 80% pasien psoriasis dan disebut psoriasis tipe plakat (secara ilmiah disebut juga psoriasis vulgaris /yang berarti umum).
* Pada psoriasis yang muncul sejak masa anak-anak atau remaja, biasanya ditandai oleh bintik-bintik merah kecil di kulit, biasanya pada badan dan kaki. Bentuk ini dikenal sebagai psoriasis Gutata (kata ‘guttate’ berasal dari bahasa Latin yang berarti “jatuh” atau drop).
* Psoriasis juga dapat menyerang dan merusak kuku, ditandai oleh banyak sisik serupa serbuk di bagian bawah kuku. Kuku akan terangkat, terlihat kusam dan rusak.
* Pada keadaan tertentu psoriasis dapat meluas ke seluruh tubuh, dikenal sebagai psoriasis eritroderma. Kondisi ini tergolong berbahaya karena seluruh kulit menjadi merah matang dan bersisik, fungsi perlindungan kulit hilang, sehingga memudahkan terjadi komplikasi termasuk infeksi.
* Selain itu, kadang psoriasis menimbulkan peradangan sendi sehingga sendi terasa nyeri, membengkak dan kaku, persis gejala rematik, yang harus segera ditolong agar sendi tidak kropos.
* Kondisi lain yang perlu diwaspadai (dapat terjadi pada 5% dari seluruh penderita) adalah timbulnya psoriasis pustular. Kelainan ditandai munculnya bintil-bintil putih berisi nanah yang dikelilingi bercak merah misalnya pada tangan dan kaki, pada telapak atau bahkan pada seluruh tubuhnya. Bintil ini merupakan kumpulan sel darah putih yang bukan merupakan suatu infeksi dan juga tidak menular.

Faktor apa saja yang dapat memicu timbulnya psoriasis?

* Garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang.
* Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi.
* Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.
* Emosi tak terkendali/stres.
* Infeksi saluran nafas bagian atas, yang keluhannya dapat berupa demam nyeri menelan, batuk dan beberapa infeksi lainnya.
* Makanan berkalori sangat tinggi dan alkohol sehingga badan terasa panas dan kulit menjadi merah.

Bagaimana pengobatannya?

* Psoriasis belum dapat disembuhkan, artinya belum ada penderita yang 100% terbebas dari penyakit ini. Pengobatan yang ada diberikan untuk menekan gejala, memperbaiki keadaan kulit, dan mengurangi rasa gatalnya. Dengan pemilihan terapi yang tepat, diharapkan kelainan dapat dikontrol (disebut fase remisi).
* Jangan menghentikan pengobatan tanpa ijin dokter, karena ada pengobatan lanjutan sebagai pemeliharaan untuk mempertahankan fase remisi dan juga untuk mencegah timbulnya kelainan kulit yang baru.
* Hilangkan faktor pencetus bila ada.
* Terapi yang akan diberikan tentu akan mempertimbangkan bentuk kelainan dikaitkan dengan lokasi dan usia pasien.
* Pengobatan bisa dengan moisturizer/pelembab saja atau obat oles yang lebih kuat misalnya krem dan salep yang mengandung steroid, daivonex, preparat tar, pimekrolimus dan takrolimus.
* Hanya pada kasus khusus, dokter akan memberikan obat minum ataupun obat injeksi (yang bekerja pada sistem kekebalan tubuh) maupun pengobatan dengan penyinaran. Sinar yang dipakai bisa sinar ultraviolet B (UVB), sinar ultraviolet A (UVA) atau sinar ditambah obat misalnya psoralen yang dikenal dengan terapi PUVA.

Tips

* Pastikan kita sudah memahami masalah kulit yang dialami, termasuk terapinya. Psoriasis memang belum bisa disembuhkan tetapi dapat dikontrol.
* Diskusikan dengan dokter, pengobatan yang akan diberikan. Dengan mendapatkan variasi rejimen terapi, kerapkali pasien bisa menemukan terapi yang dirasakan paling sesuai. Dokter tentu akan memilih obat dengan konsentrasi paling ringan yang dapat mengontrol kelainan, guna mengurangi risiko efek samping.
* Jaga kondisi tubuh, jangan stres. Bila mengalami masalah kesehatan segera berobat karena selain faktor stres, berbagai kondisi diketahui bisa menjadi pencetus. Termasuk diantaranya ialah infeksi saluran nafas atas, luka pada kulit dan penggunaan obat-obatan tertentu (antara lain obat anti hipertensi).

Di Jakarta telah didirikan Yayasan Psoriasis Indonesia pada tahun 1999 oleh sekelompok penderita dan Kelompok Studi Psoriasis Indonesia. Tujuan Yayasan ini antara lain ialah untuk mensosialisasikan Psoriasis kepada masyarakat luas/umum serta memberikan informasi dalam perkembangan penelitian, pengobatan secara medis/ilmiah, alami dan alternatif.

Written by Ari Muhandari