Posisi seorang anak, baik tertua, tengah, atau bungsu, atau bahkan tunggal, bisa mempengaruhi kepribadiannya. Bahkan bisa dikatakan menjadi salah satu pemberi pengaruh terbesar bagi kepribadian seseorang. Entah fiktif belaka, sekadar hiburan atau memang hasil penelitian resmi, yang jelas karena menarik saya coba berbagi dg para bunda siapa tahu bermanfaat.

1. Anak Sulung
Anak tertua kerap mendapat perhatian “jor-joran” dari orang tuanya. Maksimum dan bahkan cenderung berlebihan. Ini mempengaruhi si anak sehingga membentuk pribadi yang cukup percaya diri, bagus dalam memimpin (contohnya Winston Churchill, pemimpin Inggris di perang dunia kedua), ambisius dan keinginannya pergi ke universitas, mengejar karir dan prestasi, lebih besar ketimbang adik-adiknya. Kerap meraih “top jobs”, anak tertua juga cenderung bertanggung jawab, mungkin karena mereka menganggap diri sebagai tumpuan adik-adiknya setelah orang tua mereka.
Kelemahannya adalah mudah khawatir, cenderung sok nge-boss, suka mengatur, bahkan bersikap agresif, terutama kalau keinginannya tak terpenuhi.

2. Anak Tengah
Anak tengah cenderung mandiri dan kompetitif. Ya, kompetitif. Kalau harus kejepit di antara kakak dan adik, harus berani “survival for the fittest”, akhirnya mereka mau tak mau harus berjuang lebih keras agar mendapatkan perhatian orang tuanya. Anak tengah umumnya mudah bergaul, mungkin karena sudah terbiasa dengan banyaknya orang di rumah. Sisi negatifnya, anak tengah cenderung pendengki dan “moody”.

3. Anak Bungsu
Anak bungsu, paling kecil di rumah, biasanya yang paling “charming”, paling penyayang, dan umumnya paling santai. Bisa jadi karena orang tua umumnya sudah berpengalaman dalam memproduksi dan mengasuh anak, sehingga ketika giliran anak terakhir, orang tua juga umumnya lebih santai.
Kelemahannya, anak bungsu agak malas. Karena tentunya ia punya kakak-kakak yang selalu membantu. Bahkan anak bungsu bisa jadi orang yang manipulatif – ia bisa memanfaatkan pesona yang dimilikinya untuk mencapai apa yang dia inginkan.

4. Anak Tunggal
Anak tunggal identik dengan sifat manja. Tentunya, kalau seluruh perhatian orang tua tercurah hanya ke satu orang anak, semata wayang, mendapat semua porsi perhatian dan kasih sayang, apa lagi yang diinginkan? Jadilah anak tunggal kerap bermanja, kalau tidak ke ortu, ya kakek nenek yang jadi sasaran. Hasilnya, sifat utama mereka adalah “selfish” alias mementingkan diri sendiri.
Sisi baiknya, karena tidak adanya adik kakak yang mengganggu, anak tunggal umumnya sangat teratur dan bertanggung jawab, dan sisi imajinatif mereka juga tersalur dengan suasana keluarga yang relatif tenang. >>http://amed.wordpress.com/