Perempuan Lebih Berisiko Gangguan Jiwa
oleh Seseorang, 13 Tahun Yang Lalu
PEREMPUAN ternyata lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan jiwa ringan dibandingkan laki-laki. Sebagaimana disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Tun Kurniasih Bastaman.
"Perempuan yang mengalami gangguan jiwa ringan dua kali lebih banyak dari laki-laki, makanya perempuan digolongkan sebagai kelompok rentan," katanya.
Namun untuk gangguan jiwa berat seperti psikosis, rasio laki-laki dan perempuan satu banding satu, lanjutnya dalam seminar kesehatan jiwa di Jakarta awal pekan ini.
Sebagai pembanding, hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan jumlah perempuan berusia lebih dari 15 tahun yang mental emosionalnya terganggu ringan sebanyak 16 persen, sementara laki-laki antara 8-9 persen.
Tak banyak diketahui, budaya yang menempatkan perempuan pada posisi sulit sehingga mereka seolah tak berdaya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perempuan lebih rentan terganggu jiwanya seperti depresi dan cemas.
"Perempuan jadi lemah daya tahan mentalnya dan jadi rentan melakukan aksi bunuh diri," ujarnya. Bahkan angka bunuh diri pada perempuan juga lebih tinggi dari pada laki-laki.
Penyebab lainnya yakni perubahan biologis pada tubuh perempuan, dimana perubahan hormonal membuat kondisi emosional perempuan, misalnya saja pada saat hamil, setelah melahirkan serta sebelum dan selama menopause. Hal itu dijelaskan Penanggungjawab Program Kesehatan Jiwa pada Kantor Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Jakarta Albert Maramis.
Gangguan jiwa ringan seperti depresi dapat membuat seorang perempuan mengabaikan kesehatannya dan bayinya sehingga memperbesar risiko kematian ibu dan bayi.
Untuk itu, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan penyediaan layanan konseling bagi pasangan suami istri penting untuk mencegah terjadinya masalah gangguan jiwa pada perempuan.
(ant/CN16)
Ada 0 komentar pada diskusi ini
Belum ada komentar pada post ini