Masalah susah buang air besar (BAB) alias konstipasi bisa menyerang siapa saja dari segala usia. Namun ternyata pasien BAB lebih banyak berasal dari kaum hawa. Mengapa demikian?

Data dari 2.397 pasien di RSCM Jakarta yang menjalani pemeriksaan kolonoskopi dari tahun 1998-2005, sebanyak 9 persen diantaranya adalah pasien dengan konstipasi.

"Dari data tersebut, 129 pasien (10,8 persen) yang susah BAB adalah wanita, dibandingkan dengan 87 pasien (7,2 persen) pria. Jadi masalah BAB memang relatif lebih banyak diderita oleh wanita," jelas dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM dalam acara Media Edukasi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (26/5/2011).

Menurut dr Ari, jenis kelamin wanita memang salah satu faktor yang menyebabkan konstipasi atau susah BAB.

"Bukan kita mau menakuti, tapi memang kenyataannya demikian," ujar dokter yang menjabat sebagai Ketua Advokasi PB PAPDI (Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia).

Hal tersebut juga diamini oleh dr Herry Djagat Purnomo, SpPD-KGEH, Ketua Kelompok Kerja Probiotik dalam Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (Pokja Probiotik-PGI). Menurutnya konstipasi memang lebih banyak dialami oleh wanita.

"Bukan mau pilih-pilih, tapi ada multifaktor secara biopsikososial yang menyebabkan konstipasi lebih banyak dialami wanita," jelas dr Herry yang juga merupakan staf Sub Bagian Gastro-hepatologi, Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi FK UNDIP, Semarang.

dr Herry menjelaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan konstipasi lebih banyak dialami wanita, antara lain karena faktor hormonal pada tubuh wanita dan faktor anatomi seperti persalinan yang banyak.

"Wanita yang sering melahirkan akan membuat otot panggulnya lemah. Melemahnya otot panggul (disfungsi otot panggul) inilah yang membuatnya susah BAB," jelas dr Herry.

Selain faktor jenis kelamin, dr Ari juga menyebutkan beberapa faktor risiko lain yang dapat menyebabkan konstipasi, yaitu:

1. Aktivitas fisik yang kurang
2. Asupan makanan yang kurang
3. Diet rendah serat
4. Obat-obatan tertentu (obat rematik, obat maag, suplemen zat besi, suplemen kalsium dan obat antidiare)
5. Stres dan depresi
6. Riwayat pelecehan seksual.