Proses reaksi alergi terhadap makanan terjadi ketika tubuh salah dalam menilai. Makanan yang masuk ke dalam tubuh dinilai sebagai sesuatu yang berbahaya, sehingga tubuh mengeluarkan antibodi Immunoglobulin E (IgE). IgE kemudian memicu tubuh untuk mengeluarkan zat kimiawi bernama histamin.

Ketika histamin diproduksi, maka tubuh akan bereaksi dan menghasilkan beberapa gejala seperti hidung berair, mata gatal, merah-merah pada kulit, dsb. Jadi, pada alergi terhadap makanan, ada peran serta sistem kekebalan (imunitas) tubuh.

Sedangkan pada reaksi tubuh terhadap makanan (food intolerance), sistem kekebalan tubuh tidak terlibat dan seringkali, makanan yang menjadi penyebab reaksi tersebut pada saat lain tidak menimbulkan masalah.

Sebagai contoh kasus ini adalah buah jeruk. Jeruk bisa menimbulkan reaksi negatif pada bayi, karena tingkat keasamannya yang tinggi. Nah, pada saat timbul reaksi ini, sebenarnya si bayi tidak bereaksi dengan sistem kekebalan tubuhnya, namun ia bereaksi dengan lambungnya atau kulitnya. Seringkali bayi hingga usia 12 bulan yang diberi makan jeruk mengalami semacam ruam (kulitnya memerah) di sekitar mulut atau pantatnya…