Tak jarang orang tua yang meragukan peranan pendidikan anak usia dini (PAUD) atau preschool, yang kini mulai banyak diminati. Tetapi faktanya, peranan preschool di dunia kini terbukti baik bagi masa depan balita. Pertengahan tahun 2011, penelitian di University of Minnesota, pun mengumumkan hasil penelitian mereka yang berlangsung selama 25 tahun. Para peneliti telah mengamati psikologi 1.386 balita yang lahir pada 1983-1989, sampai mereka dewasa dan bekerja. Tercatat, sebanyak 989 anak yang mengikuti preschool, dan 397 anak tidak mengikuti preschool saat balita. Tetapi, semua anak yang diteliti pernah bersekolah di TK dan mendapat pendidikan yang baik hingga dewasa.
Hasilnya, anak-anak yang pernah mengikuti preschool, berpeluang memiliki pendapatan lebih tinggi 15 kali, dibanding anak-anak yang tidak mengikuti preschool. Arthur J. Reynolds, guru besar bidang perkembangan anak sekaligus ketua tim, mengaku puas dengan penelitian tersebut. “Para preschooler yang kini sudah dewasa dan bekerja, cenderung memiliki sikap positif dalam hidup. Mereka tak menyukai kekerasan dan menyukai gaya hidup sehat. Itu sebabnya anak-anak tersebut lebih pandai menghasilkan dan mengatur uang. Preschool telah menjembatani mereka untuk belajar hal-hal dasar,” ujar Reynolds.
Tetapi hasil penelitian tersebut tak lepas dari kritik Andrew J. Coulson, pemilik The Cato Institute's Center for Educational Freedom yang berdomisili di Chicago. Menurut Andrew, penelitian yang telah terjadi selama 25 tahun tersebut harus tetap diteruskan hingga usia tua. Karena, akan banyak faktor yang bisa menjadi penentu suatu penghasilan. Andrew juga mengusulkan agar penelitian dilakukan dalam kondisi yang berbeda, sesuai dengan kemampuan orang tua. (anggita/m&b/photo: stonelakechurch.com)