Peran Orang Tua Saat Anak Bermain
oleh Seseorang, 20 November 2011, 09:56 AM
Apa yang Bunda lakukan saat bermain bersama si kecil, hanya sekedar menjadi penonton setia, menyemangati atau ikut terlibat dalam permainan tersebut? Peran orang tua dalam menemani anak bermain sangatlah penting. Yang perlu Bunda ketahui bahwa ada jenis permainan tertentu yang memerlukan keterlibatan Bunda, namun ada juga permainan yang tidak membutuhkan keterlibatan Bunda.
Seperti yang kita ketahui, bermain merupakan salah satu cara untuk menstimulasi kecerdasan anak, dimana ia bisa mengoptimalkan berbagai jenis kemampuannya. Artinya, dengan bermain, anak dapat mengasah motorik halus dan kasarnya, mengembangkan fantasi, persepsi ruang, kemampuan verbal dan numerik, mengenal tekstur, warna, nada, dan sebagainya tanpa beban. Kemampuan yang diperoleh dari pengalaman bermain secara alami diyakini akan memfasilitasi perkembangan berbagai jenis kecerdasan.
Seperti kutipan yang dikemukakan oleh Howard Gardner – psikolog pendidikan dari Universitas Harvard, AS, dalam situs whattoexpect.com, manusia memiliki kecerdasan yang meliputi kecerdasan bahasa (linguistic intelligence), kecerdasan logik-matematik (logical-mathematical intelligence), kecerdasan spasial-visual (visual-spatial intelligence), kecerdasan kinestik-tubuh (bodily-kinesthetic intelligence), kecerdasan musik (musical intelligence), kecerdasan interpersonal/sosial (interpersonal intelligence), kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence), dan kecerdasan naturalis (naturalist intelligence). Dengan bermain, hampir semua jenis kecerdasan tersebut bisa dihasilkan.
Dalam bermain, salah satu peran sentral orang tua adalah memotivasi anak. Misalnya, saat Bunda harus menjelaskan manfaat dari permainan yang akan dimainkan si kecil. Orangtua juga harus mengetahui apakah permainan itu dapat membahayakan si kecil atau tidak. Peran memotivasi juga muncul saat Bunda melakukan dialog dengan si kecil untuk meningkatkan rasa percaya diri anak, kemandirian, inisiatif, kreativitas, serta bahasa anak. Namun jangan lupa pula untuk memberikan kebebasan anak dalam menentukan permainan yang diinginkan. Biarkan dia mengeluarkan ide atau gagasannya sendiri. Nah, dari sinilah muncul kembali peran orang tua lainnya, yaitu fungsi mengawasi. Memberikan kebebasan si kecil untuk memilih jenis permainan yang ia inginkan harus juga disertai dengan proses pengawasan dari orang tua saat si kecil memainkan permainan tersebut.
Selain itu, orang tua juga bisa bertindak sebagai mitra bermain bersama anak. Fungsi inilah yang menunutut keterlibatan Bunda untuk bermain bersama si kecil. Dalam hal ini, bila Anda bermain bersama si kecil, jangan sampai terjadi persaingan antara Bunda dan si kecil, atau Bunda yang bertindak otoriter karena tidak mau dikalahkan oleh si kecil. Berilah si kecil kesempatan untuk bisa mengeksplorasi kemampuannya, meskipun sebenarnya ia belum mahir. Berikan kemenangan untuk si kecil saat bermain permainan lomba akan memacu motivasinya agar bersemangat untuk melakukan jenis perlombaan lainnya. Sesekali, Bunda pun bisa membuat suatu kondisi dimana si kecil berada dalam posisi kalah. Kekalahan ini bertujuan untuk membentuk jiwa berjuang anak agar tidak mudah menyerah pada setiap usaha.
Source: www.kidshealth.org
-------
Sharing Tips 1: Peran Orang Tua Saat Bermain Dengan Si Kecil
- Peran Motivasi
Saat si kecil bermain suatu permainan, ada satu peran vital orang tua yakni memotivasi. Dengan memberikan motivasi, si kecil akan semakin percaya diri dan yakin akan kemampuan yang ia miliki. Dalam hal ini, orang tua tidak perlu ikut terlibat langsung mengikuti permainan dengan si kecil. Contoh permainan yang memerlukan peran motivasi dari orang tua adalah permainan ketangkasan atau lomba.
- Peran Mengawasi
Peran mengawasi ini bisa ditujukan pada jenis permainan baik yang membutuhkan keterlibatan orang tua maupun yang tidak memerlukan keterlibatan orang tua saat si kecil bermain. Pengawasan mutlak dilakukan apapun jenis permainannya, terlebih bila si kecil masih berusia bayi ataupun balita. Hal ini untuk mencegah si kecil dari situasi yang tidak diinginkan, misalnya jatuh saat bermain, cedera karena terkena benda berbahaya saat bermain, atau kecelakaan akibat bertabrakan dengan teman atau lawan mainnya.
- Peran sebagai mitra bermain.
Sedangkan peran yang satu ini muncul ketika Bunda sebagai orang tua ikut terjun langsung dalam permainan bersama si kecil. Peran ini akan memunculkan rasa kekompakkan dan melatih si kecil untuk bisa bekerja sama saat bermain. Contoh permainan yang membutukan peran ini antara lain menyusun puzzle, lego, permainan ketangkasan orang tua dan anak, dan lain-lain.
Source: www.lifestyle.okezone.com
Sharing Tips 2: Tips Menciptakan Suasana Bermain Yang Menyenangkan
1. Tunjukkan wajah ceria sebelum memulai bermain, selama, dan setelah bermain, meskipun Bunda sudah merasa lelah. Hal ini akan membuat si kecil nyaman saat bermain dengan Bunda.
2. Perbanyak komunikasi verbal dengan si kecil saat bermain. Komunikasi verbal akan membuat si kecil semakin bersemangat dan pandai untuk mengetahui hal-hal baru dari permainan tersebut.
3. Sesekali, tunjukkan mimik-mimik lucu dari wajah Bunda kepada bayi Bunda, sehingga akan membuat si kecil tertawa geli.
4. Jika Bunda memainkan permainan dengan si kecil yang bersifat ketangkasan, berilah kesempatan sesekali pada si kecil untuk bisa meraih kemenangan. Dengan begitu, si kecil akan merasa termotivasi.
5. Jangan lupa memberikan tepuk tangan dan sedikit sanjungan, seperti “Horeee, kamu pintar!” kepada si kecil sebagai upaya motivasi dan menumbuhkan kepercayaan dirinya.
6. Setelah selesai bermain, ajarkan si kecil untuk membereskan mainannya dengan cara menyenangkan, seperti misalnya sembari bernyanyi atau mengajaknya berlomba membereskan mainan. Bunda pun bisa sesekali memberikan reward tertentu pada si kecil kalau ia mau membereskan mainannya sendiri, misalnya dengan memberikan kue favoritnya.
Sharing Tips 3: Manfaat Bermain Bagi Si Kecil
- Memberikan kehangatan pada si kecil.
- Mempererat ikatan batin antara Bunda dan si kecil (bonding).
- Memotivasi anak supaya dapat mengeksplorasi kemampuannya.
- Memberikan rasa aman dan nyaman bagi si kecil.
- Membangkitkan rasa percaya diri, kemandirian, inisiatif, kreativitas anak.
- Memenuhi kebutuhan jiwa si kecil.
- Sebagai sarana transfer ilmu dan pengetahuan dari Anda ke si kecil.
Ada 4 komentar pada diskusi ini
21 November 2011, 08:39 AM
20 November 2011, 10:22 AM
20 November 2011, 10:19 AM
20 November 2011, 09:57 AM