Tak jarang rasa susu membuat anak mual. Kemungkinan lain ada pengalaman yang tak menyenangkan saat minum susu.
Apa yang menyebabkan anak tak suka susu? Inilah penjelasan dan upaya untuk mengatasinya:
1. Mual
Bisa jadi rasa mual terjadi karena kandungan lemak yang cukup tinggi pada susu sehingga sulit diterima lambung. Ditambah lagi enzim laktase di perut anak kurang atau tidak bekerja sempurna yang akhirnya menimbulkan rasa tidak nyaman. Jadi, wajar bila akhirnya anak menolak minum susu.
Rasa mual bisa datang sejak pertama kali anak dikenalkan pada susu formula, dan ada juga yang muncul setelah lama tidak meminumnya.
* Mual sejak awal. Kalau ini yang terjadi, sebaiknya anak jangan dipaksa.
CARA MENGATASI : Cari alternatif makanan yang cukup kaya kandungan kalsiumnya, seperti keju.
* Mual setelah lama tidak minum susu. Jangka waktu tidak minum susu sangat bervariasi, bisa bulanan bahkan tahunan. Anak yang selepas masa bayi tak lagi minum susu tentu akan merasa "aneh" bila di usia 3 tahunan orang tuanya mengharuskannya minum susu lagi. Bukan tidak mungkin kondisi ini memicu perasaan mual.
CARA MENGATASI : Coba sajikan susu dengan berbagai pilihan rasa, ada cokelat, vanila, dan stroberi yang rasanya pasti jauh lebih segar dibanding susu putih biasa.
* Pernah suka susu lalu tidak lagi tetapi tidak mual. Kalau ini yang dialami tentu lain lagi masalahnya maupun penanganannya.
CARA MENGATASI : Orang tua harus punya power untuk mengatur pola asupan makanan yang baik untuk anak, apalagi ia masih kecil. Dengan begitu diharapkan anak akan terbiasa kembali dengan rasa susu.
2. Pengalaman tidak menyenangkan
Pengalaman tidak menyenangkan saat minum susu pun bisa sedemikian membekas bahkan mungkin menjadi pengalaman traumatis. Contohnya, tanpa sengaja anak minum susu basi yang tentu tidak enak rasanya. Rasa ini selalu diingatnya hingga tertanam persepsi bahwa susu adalah minuman yang tidak enak. Belum lagi kalau anak sampai menderita diare, bahkan harus dirawat di rumah sakit. Hal ini akan semakin menguatkan anggapan anak bahwa susu bukan hanya tidak enak, tapi juga membuatnya menderita.
CARA MENGATASI : Orang tua harus tetap berusaha mengenalkan susu pada anak. Bila anak trauma terhadap susu putih, cobalah mengenalkannya pada susu rasa cokelat atau stroberi. Bila anak bisa menikmatinya dan melupakan pengalaman tak menyenangkan tadi, boleh saja orang tua kembali memperkenalkannya pada susu putih. Usaha ini setidaknya dapat membuat anak bisa menikmati kembali susu yang sangat bermanfaat untuk perkembangan tubuhnya.
3. Alergi
Alergi susu ditandai dengan gejala diare, gatal-gatal, atau muntah. Hal ini kemungkinan dipicu oleh kondisi anak secara keseluruhan yang memang alergi terhadap zat-zat tertentu dalam susu, misalnya lemak.
CARA MENGATASI : orang tua harus jeli mengamati apakah anaknya alergi susu atau tidak. Kalau memang alergi sebaiknya hentikan minum susu formula hewani. Sebaiknya, carilah alternatif makanan pengganti agar asupan kalsium tetap mencukupi, seperti susu kedelai, mentega, keju atau yogurt. Namun kasus anak yang alergi susu tidaklah banyak karena anak umumnya punya kemampuan mencerna susu dengan bantuan enzim laktase. Kasus serupa justru lebih banyak dialami orang dewasa dimana produksi enzim laktasenya sudah berkurang, sehingga proses mencerna susu tidak berjalan baik.
4. Rendahnya kesadaran orang tua
Susu merupakan penyuplai kalsium yang cukup bermakna dan sangat penting untuk tubuh, terutama untuk pertumbuhan tulang. Kebutuhan kalsium anak adalah 700-800 mg per hari. Bila satu gelas susu mengandung sekitar 300 mg kalsium, maka dengan 3 gelas susu kebutuhan anak akan asupan kalsium sudah tercukupi. Sayangnya, masih banyak orang tua yang belum menyadari manfaat ini.
CARA MENGATASI : Bila penyebabnya adalah orang tua, dibutuhkan kesadaran untuk mengubah persepsi yang sudah tertanam. Bagaimanapun kandungan kalsium dalam susu memiliki peran signifikan untuk pembentukan kerangka tubuh anak. Tentu saja tidak ada kata terlambat karena kalsium masih bisa digunakan tubuh secara maksimal hingga usia 25 tahun.
5. Tidak terbiasa dari kecil
Pepatah alah bisa karena biasa tampaknya sesuai dengan situasi ini. Banyak anak yang hingga dewasa tidak suka susu karena memang tidak terbiasa minum susu sejak kecil. Tanpa ada alasan khusus lainnya, sekadar rasa itu tidak akrab di lidahnya, anak memang tidak suka dan ketidaksukaannya seolah tidak bisa "ditawar-tawar" lagi.
CARA MENGATASI : Memang bukan hal mudah kalau kondisinya seperti ini. Namun masih bisa diakali dengan "menyelipkan" susu pada makanan lain. Tanpa disadari anak masih tetap menerima asupan susu meski bentuknya bukan minuman cair lagi. Yang penting, kebutuhannya akan kalsium tercukupi.
Semoga berguna bunda