Referensi : http://balitasmart.com/2011/02/pengaruh-botol-susu-terhadap-kerusakan-gigi/

Membiasakan memberikan susu atau minuman lain menggunakan botol susu pada anak kita ternyata dapat menimbulkan kerusakan pada gigi atau biasa di sebut dengan karies.

Kerusakan gigi akibat botol susu ini biasanya disebabkan karena isi minuman botol yang mengandung karbohidrat menumpuk atau melekat pada permukaan gigi anak, yang dalam waktu 5 menit dapat berubah menjadi asam. Karbohidrat pertama yang menyebabkan kerusakan gigi adalah sukrosa, dan yang kedua adalah laktosa yang bersifat kariogenik setelah sukrosa.

Proses Terjadinya Kerusakan

Proses terjadinya kerusakan gigi ini secara umum dimulai dengan terjadinya pelunakan komponen organik atau hidroksi apatif enamel oleh asam. Selanjutnya diikuti oleh proses lisis enzimatik dari protein enamel.

Faktor utama yang menjadi penyebab kerusakan gigi akibat botol susu ini adalah Host ( air ludah dan gigi), mikroorganisme yang terdapat di dalam ronga mulut, serta substrat (makanan atau minuman yang melekat di permukaan gigi). Proses ini bisa terjadi pada saat anak tidur, gerakan menelan terhenti, dan lidah dalam keadaan diam, sehingga memungkinkan susu atau cairan manis lainnya sebagai substrat dan mikroorganisme yang ada di rongga mulut dan gigi berkontak dalam jangka waktu yang lama.

Pada saat anak sedang tidak tidur, kalau diberikan susu botol atau sari buah-buahan yang manis tidak akan merusak gigi karena dalam keadaan bangun lidah dan otot-otot rongga mulut dalam keadaan aktif, sehingga susu dan cairan yang melekat pada gigi dapat terbersihkan.

Demikian juga dengan botol susu kalau diberikan pada anak dalam keadaan kosong atau tanpa tambahan yang manis-manis seperti madu tau manisan lainnya , maka tidak akan berbahaya dan tidak akan menyebabkan kerusakan gigi bagi anak balita.

Tanda-tanda Kerusakan Gigi

Kerusakan gigi anak akibat penggunaan botol susu biasanya ditandai dengan terlihatnya kerusakan pada sekeliling gigi yang dimulai dari 1/3 leher gigi, permukaan luar gigi seri atas, dan selanjutnya meluas ke arah samping (proksimal) dan permukaan dalam gigi.

Proses awalnya biasanya gigi mengalami pelunakan yang berwarnah putih, selanjutnya berubah menjadi warna coklat kehitaman. Bila kerusakan gigi ini tidak dirawat, maka proses kerusakan dapat meluas dengan cepat sehingga dapat menyebabkan patahnya gigi yg bisa menyebabkan non vital (mati) bahkan bisa terbentuknya nanah di sekitar gigi.

Kerusakan gigi ini biasanya terjadi secara berutan. Berikut urutan kerusakan gigi yang biasa terjadi:

Gigi seri pertama rahang atas; permukaan luar, permukaan dalam dan permukaan samping.
Gigi seri kedua rahang atas; permukaan luar, permukaan dalam, dan permukaan samping gigi.
Gigi geraham satu rahang atas dan rahang bawah pada permukaan kunyah (oklusal)
Gigi taring rahang atas dan rahang bawah; permukaan luar, permukaan dalam, dan permukaan sebelah samping.
Gigi geraham kedua rahang atas dan rahang bawah pada permukaan kunyah.
Gigi-gigi seri bawah.

Akibat Kerusakan Gigi Susu yang Terlalu Cepat

Fungsi dari gigi susua adalah merangsang pertumbuhan rahang ke arah atas, samping dan depan. Kalau kerusakan gigi susu terlampau dini bisa mengakibatkan hal sebagai berikut:

Kerusakan seluruh gigi.
Ganguan pengucapan.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan rahang terutama ke arah vertikal.
Gangguan pengunyahan, dan gangguan pencernaan.
Gangguan kosmetik sehingga menyebabkan anak merasa malu untuk bergaul atau membuka mulut.

Penanggulangan Kerusakan Gigi Akibat Kebiasaan Minum Dari Botol

Mengatasi kerusakan gigi akibat minuman botol dapat dilakukan dengan tindakan:

Meningkatkan daya tahan gigi dengan pemberian fluor melalui tablet hisap fluor ataupun pengolesan fluor secara teratur pada gigi anak.
Mengurangi jumlah mikroorganisme yang berkontak dengan gigi, dilakukan dengan cara ‘oral profilaksis’ yaitu dengan sikat gigi di rumah secara teratur dan dibantu menggunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi.
Kontrol makanan dan minuman dengan mengurangi makanan/minuman yang mengandung karbohidrat terutama di antara jam-jam makan.

Tindakan rehabilitatif yang dimaksudkan adalah mendatangi dokter gigi untuk memperoleh perawatan, seperti penambalan, pengolesan larutan fluor, pembuatan sarung gigi dari logam serta kontrol ke dokter gigi setelah mendapat perawatan setiap tiga bulan.

Jadi kesimpulannya yang harus kita lakukan sebagai orang tua adalah:

Lalukanlah pembersihan terhadap gigi anak begitu kelihatan gigi tumbuh pada usia anak sekitar 6 bulan. Karena jaringan mulut masih lembut, maka pembersihan dapat dilakukan dengan memakai kapas yang dibasahi air. Dengan meningkatnya usia, akan bertambah pula gigi-gigi anak dan jaringan mulut makin kuat, maka pembersihan gigi dapat dilakukan dengan sikat gigi khusus yang dipilih sesuai untuk anak.
Diusahakan agar anak pada waktu minum susu (ASI atau susu botol) tidak dengan maksud menidurkan anak, dan apabila anak tidur maka botol harus dilepaskan dari mulut anak. Gigi anak harus dibersihkan setelah selesai makan atau minum susu menjelang tidur.