Para biduanita Indonesia tentu sudah tidak asing dengan menyanyi saat hamil. Mereka tetap menekuni tarik suara mungkin didasarkan pada ekonomi keluarga. Namun, aktivitas menyanyi ternyata memberi dampak kesehatan baik bagi ibu maupun anak.

Meski terapi ibu hamil dengan bernyanyi sudah dilakukan lebih dari 20 tahun, hingga kini masih banyak orang beranggapan bahwa menyanyi adalah pekerjaan melelahkan bagi ibu hamil, terlebih jika Anda adalah seorang biduanita.

Padahal, tarik suara dapat menjadi latihan pernafasan yang menyenangkan bagi ibu. Hal ini karena menyanyi dapat membuat sebagian tubuh ibu seperti otot perut, perineum, dan diafragma, menjadi terlatih menghadapi persalinan. Selain itu, penelitian yang melibatkan 32 anggota paduan suara di Amerika menunjukkan bahwa latihan bernyanyi dapat memicu peningkatan hormon Immunoglobulin A yang berfungsi untuk membunuh penyakit. "Yang mengagumkan, kadar immunoglobulin meningkat 240 persen setelah latihan," kata Robert Beck dari Universitas California. Ia menambahkan bahwa stres yang dialami penyanyi menjelang pertunjukkan, ternyata tidak menurunkan kekebalan tubuh. Ini tentu berbeda dengan stres yang dialami dalam rutinitas keseharian.

Akan halnya pada ibu hamil, psikolog Iesye Widodo mengungkapkan bahwa aktivitas tarik suara dapat mendekatkan ibu pada bayinya. Ia mencontohkan kisah seorang ibu yang sering menyanyikan lagu Pelangi semasa hamil. "Sekarang bila bayi itu menangis, si ibu akan menyanyikan lagu itu, bayinya akan langsung diam dan bereaksi sesuai irama lagu," tutur Iesye.

Melalui terapi musik klasik dan menyanyi untuk ibu hamil yang dikembangkan RSAB Harapan Kita Jakarta, Iesye sendiri membuktikan bahwa kecerdasan emosional anak menjadi lebih tinggi di atas rata-rata. "Ada seorang anak yang sedang bermain. Ketika saya ambil mainannya dan saya letakkan di atas meja yang agak tinggi, ia tidak marah atau menangis. Ia berinisiatif mencari dan mengambil mainan itu," papar Iesye.

Jadi, bagi para ibu hamil jangan berhenti bernyanyi untuk calon bayi Anda !