Anak yang diare bagusnya didiamkan saja, jangan diberi cairan, nanti tambah banyak cairan yang dikeluarkan. Pendapat ini SALAH! Didiamkan bukan langkah yang baik untuk penyakit apapun, terlebih pada anak balita. Lakukan penanganan pertama sebelum membawa balita ke Rumah Sakit.

Berikut tip dari WHO perihal penanganan pertama yang bisa kita lakukan menghadapi anak diare.

1.Berikan cairan atau minum dan makan. ASI, kuah sup, air tajin dari beras, jus buah segar, air kelapa dan air putih bersih dari sumber yang aman, dapat menggantikan cairan yang sudah terbuang saat anak BAB. Jadi, susui anak lebih sering dari biasanya. Jika anak sudah tidak dapat ASI, sesring mungkin beri cairan dengan ukuran:

* Anak di bawah 2 tahun: seperempat atau setengah mangkuk ukuran 250 ml.
* Anak di atas 2 tahun: setengah hingga satu mangkuk ukuran 250 ml.

Jika anak muntah, sebaiknya tunggu hingga 10 menit, kemudian mulai lagi memberinya minum secara perlahan dan sedikit demi sedikit.
Makanan tetap harus Anda berikan pada anak yang sedang diare. Meskipun ia menolak, usahakan agar anak mau makan sedikit namun sering. Fungsinya, memberi energi yang surut ketika anak diare serta membantu anak tidak kehilangan berat badan berlebihan. Makanan yang dianjurkan adalah yang lunak, seperti bubur nasi, bubur kacang hijau, ikan atau daging yang dimasak hingga lembut.

2. Larutan oralit. Oralit merupakan kombinasi antara garam dengan air putih. Fungsinya membantu tubuh menggantikan cairan yang hilang akibat diare. Anak di bawah 2 tahun membutuhkan seperempat hingga setengah mangkuk oralit, usai ia BAB cair. Gunakan ukuran mangkuk 125 ml. Sedangkan untuk anak di atas dua tahun berikan setengah hingga satu mangkuk oralit.

3. Larutan gula dan garam. Larutan air putih dengan enam sendok teh gula yang dicampur dengan setengah sendok teh garam bisa Anda buat bila tidak ada larutan oralit. Berikan larutan ini seperti Anda memberikan larutan oralit.

Segera ke Rumah Sakit, bila:
- Diare berlangsung lebih dari 12 jam.
- Beberapa kali mengeluarkan tinja cair dalam 1 jam.
- Tinja yang keluar berwarna kemerahan, artinya bercampur darah.
- Sering muntah-muntah.
- Tubuh anak demam hingga lebih dari 39 derajat Celcius.
- Anak haus tapi menolak ketika diminta minum cairan atau air.
- Kedua mata cekung ke arah dalam.
- Tubuh sangat lemas, bahkan sampai tidak memiliki tenaga.
- Sering mengantuk atau tidak merespons Anda.