Pegagan atau antanan atau rendeng diketahui bisa memperkuat fungsi saraf guna meningkatkan konsentrasi dan daya ingat karena fungsinya yang seperti ginkobiloba tapi tidak memiliki efek samping. Bisa dibilang daun ini sebagai pengganti omega buatan pabrik. Tentu saja kelebihan daun pegagan bersifat alami ketimbang obat-obatan keluaran pabrik yang mengandung zat-zat kimia.
Pegagan termasuk suku atau familia Apiaceae. Tumbuh menjalar di atas tanah terutama di tempat yang banyak terkena sinar matahari langsung tetapi cukup lembab. Di perkampungan sering ditemukan tumbuh di pematang sawah atau kebun-kebun. Jika mau menanam pun perawatannya tak sulit, tinggal ditaruh di pot yang agak melebar karena sifatnya yang menjalar.
Nama lain dari pegagan adalah daun kaki kuda, daun penggaga, pegago (Sumatera); antana, cowet gompeng, gagan-gagan, penigowang, calingan rambat (Jawa); bebele, paiduh (Nusa Tenggara); wisu-wisu, kisu-kisu (Sulawesi); dogauke (Irian); ji xue cao (Cina).
Sekarang telah banyak ekstrak pegagan yang dikemas dan dijual dalam bentuk ekstrak, seperti kapsul dan serbuk atau daun teh pegagan. Namun tidak ada salahnya kalau kita membuat sendiri dengan cara paling sederhana. Keunggulan daun pegagan rasanya tidak pahit jadi masih bisa diterima lidah anak-anak. Mengkonsumsinya bisa dengan beraneka cara dari direbus, dilalap hingga di jus. Dosis pegagan untuk orang dewasa 10 gram daun kering. Nah, untuk anak usia batita cukup 2,5 gram. Supaya mudah, cara penyajiannya dengan merebus sebanyak 10 gram daun kering, lalu airnya dibagi menjadi 4 gelas. Sehari cukup minumkan satu gelas saja. Sisanya bisa disimpan di kulkas dan diminumkan hari-hari berikutnya. Atau, bisa juga daun pegagan ini direbus setengah matang, kemudian angkat dan tiriskan. Setelah dingin diperas airnya dan diminum. Bisa dicampur air gula atau madu.