Di Indonesia, kanker payudara menduduki posisi pertama sebagai penyebab kematian tertinggi pada wanita akibat kanker. Angka kematian akibat kanker payudara cukup tinggi karena banyak pasien datang dengan kondisi terlambat.
Deteksi dini ini semua dapat dilakukan di Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera disertai konsultan multidisiplin pemeriksaannya serta penatalaksanaannya.

Menemukan kanker payudara secara dini bukanlah suatu faktor kebetulan atau nasib, melainkan adalah tanggung jawab dari para wanita dan dokter. Wanita harus mengetahui keadaan normal payudara sehingga dapat menyadari adanya perubahan pada payudaranya. Sedangkan bagi pihak medis, menemukan kanker secara dini membutuhkan upaya terpadu dan berkesinambungan untuk skrining dan deteksi dini kanker payudara.
Keterlambatan diagnostik dapat disebabkan oleh ketidaktahuan pasien (patient delay), ketidaktahuan dokter/tenaga medis (doctor delay), atau keterlambatan rumah sakit (hospital delay).
Banyak penelitian membuktikan bahwa deteksi dini kanker payudara dapat menyelamatkan ribuan bahkan jutaan nyawa setiap tahunnya.

* Skrining vs Deteksi Dini
Skrining adalah tes dan pemeriksaan untuk menemukan kanker pada orang-orang yang belum menunjukkan gejala kanker.
Deteksi dini adalah upaya menggunakan alat bantu untuk memungkinkan kanker didiagnosis lebih dini.
Skrining sangat baik dilakukan pada wanita yang memiliki faktor risiko untuk kanker payudara.

* Faktor Risiko Kanker Payudara
Faktor risiko kanker payudara adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang menderita kanker payudara. Beberapa faktor risiko tidak dapat diubah seperti usia atau riwayat keluarga, tetapi ada juga faktor risiko yang berhubungan dengan gaya hidup seperti merokok dan minum alcohol. Berikut adalah faktor risiko yang penting untuk kanker payudara :

* Usia.
Risiko menderita kanker payudara akan meningkat seiring dengan semakin tuanya seseorang. Di RS Kanker Dharmais, usia rata-rata wanita yang pertama kali didiagnosis kanker payudara adalah 48 tahun.
Haid pertama di usia kurang dari 12 tahun atau menopause (berhenti haid) di usia lebih dari 55 tahun dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.

Wanita yang tidak menikah, tidak memiliki anak, atau memiliki anak pertama setelah usia 30 tahun juga dapat meningkatkan risiko.

Riwayat menggunakan preparat hormonal yang lama seperti KB hormonal (pil, suntik, susuk) atau terapi hormonal (misalnya terapi sulih hormon estrogen pada wanita yang menopause) meningkatkan risiko kanker payudara.

Diet tinggi lemak dan alkohol meningkatkan kemungkinan hingga 1,5 kali untuk menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak banyak makan lemak dan tidak minum alkohol.

Memiliki kerabat wanita dekat (seperti ibu kandung, kakak/adik, anak) dengan kanker payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara sampai 2 kali dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara. Diperkirakan 20-30% wanita dengan kanker payudara memiliki anggota keluarga yang juga memiliki riwayat kanker payudara.

* Perubahan pada Payudara akibat Kanker
- Benjolan Pada Payudara
- Perubahan pada Kulit Payudara
- Perubahan pada Puting Payudara
- Perubahan ukuran dan bentuk payudara
- Keluar cairan dari puting payudara
- Nyeri

* Deteksi Dini Kanker Payudara
Terdapat beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat akurasi yang berbeda. Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh bertambah bila ketiga tes ini dikombinasi.

8 Cara deteksi dini kanker payudara adalah :

1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik Sadari)
2. Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
3. Pemeriksaan Radiologi (Mammografi dan/atau USG)
4. Biopsi tanpa pembedahan (Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core Biopsy).
5. Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85% kasus kanker payudara.
6. Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker payudara.
7. Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara.
8. Tetapi bila ketiga pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker payudara dapat dideteksi secara dini hingga 99,5%.

Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik SADARI)
Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan mulai usia remaja. Dilakukan sebulan sekali, pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama haid. Bila wanita telah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan, misalnya tanggal 10.

SADARI terdiri atas beberapa langkah:
1.Berdiri di depan cermin dengan berbagai posisi: mulai dari berdiri dengan lengan di kedua sisi tubuh, lalu angkat lengan ke atas kepala. Lanjutkan dengan menekan kedua tangan di pinggang, lalu gerakkan kedua lengan dan situ ke depan sambil mengangkat bahu. Perhatikan tanda berikut :
a.Perubahan ukuran atau bentuk payudara
b.Adanya cekungan di kulit
c.Perubahan bentuk puting
d.Adanya nyeri yang terus menerus
2.Berbaring dan letakkan sebuah bantal kecil di bawah bahu kanan. Letakkan tangan kanan di bawah kepala. Gunakan ketiga jari tangan kiri untuk memeriksa seluruh payudara kanan termasuk daerah puting. Periksa mulai dari daerah ketiak, lalu daerah luar payudara dan melingkar hingga ke daerah puting. Perhatikan tanda berikut:
a.Adanya benjolan di payudara atau di ketiak
b.Daerah yang terasa menebal di payudara
3.Tekan puting dengan lembut untuk melihat adanya cairan atau darah yang keluar.
4.Ulang langkah 2 dan 3 untuk payudara kiri.