Saat menggendong bayi, mengayun-ayunnya agar tertidur, Anda akan melihat secara perlahan kelopak matanya terututup, namun bergerak-gerak. Kaki dan tangannya kadang bergerak seperti terkejut. Sesekali ia menyunggingkan senyum. Sementara napasnya tidak teratur. Saat itulah bayi sedang memasuki tahap tidur aktif atau rapid eye movement (REM). Bayi menggunakan 50% persen tidurnya pada tahap ini, sedangkan orang dewasa 20%.

Otak berkembang.
Dalam buku “Healthy Sleep Habits, Happy Child,” Marc Weissbluth menulis, tidur REM dapat membantu mengarahkan perkembangan otak bayi di awal kehidupan. Saat itu otak mengembangkan sinapsis, yaitu koneksi penting yang memungkinkan manusia belajar, bergerak, berpikir dan mengembangkan berbagai keterampilan baru.

Hormon pertumbuhan.
Saat tidur kadar hormon pertumbuhan juga tinggi. Hormon pertumbuhan ini tugasnya adalah menstimulasi pertumbuhan tulang dan jaringan. Selain itu membantu memperbaiki dan memperbarui sel-sel kulit, sel darah dan sel saraf otak. “Kemampuan kognitif, mental, emosi dan konsentrasi juga dibangun saat tidur. Itu sebabnya tidur yang berkualitas sangat dibutuhkan.

Pola tidur.
Bayi yang sehat umumnya tidak akan mengalami kesulitan tidur. Hanya saja pola tidur setiap bayi berbeda. Ada bayi yang mudah tidur pulas dan mudah bangun dan ada yang sulit terlelap dan mudah bangun. Biasanya bayi akan terbangun jika lapar, popok kotor, kepanasan dan terlalu berisik. Maka penting bagi Anda untuk membuat kamar dengan suasana tenang, lampu redup, suhu tidak terlalu dingin dan panas dan tidak membuat suara-suara yang mengganggu tidurnya.

Kekurangan tidur pada bayi akan mengganggu pertumbuhan hormonnya. Sistem kekebalan tubuhnya akan menurun karena sel darah putihnya menurun. Keadaan ini akan membuatnya rewel dan mudah menangis. Anda sebagai orangtua tentu akan tidak nyaman dengan keadaan ini dan menjadi kurang tidur pula.