Banyak para bunda yang begitu bersemangat memberikan stimulasi untuk bayinya. Akibatnya malah overstimulasi. Overstimulasi yang dilakukan terus-menerus tentu memberikan efek yang tidak menguntungkan bagi bayi, seperti:

* Emosi negatif.

Bayi menjadi mudah marah, sering menangis dan susah ditenangkan lantaran stimulasi yang acapkali ia dapatkan membuatnya bosan. Ia pun merasa tidak dipahami oleh orangtuanya.

* Kemampuan belajar menurun.

Kebanyakan stimulasi dalam waktu bersamaan (contoh, setelah diberikan flashcard , lalu dipertontonkan VCD edukatif, setelah itu diajak bermain pasel sederhana) membuat bayi justru sulit mencerna dan memahami stimulasi yang diberikan orangtuanya. Ibarat komputer yang terlalu banyak dimasukkan program akan error, bukan?

* Menolak.

Bayi menolak stimulasi secara konsisten/terus-menerus (bukan hanya terjadi sesaat). Bayi juga terlihat cuek dan kurang responsif terhadap lingkungan.

Bahaya Jangka Panjang

Sayangnya, pattern/pola asuh yang diterapkan orangtua saat anaknya masih bayi cenderung menetap hingga buah hatinya menjadi kanak-kanak. Orangtua yang senang memberikan stimulasi secara berlebihan sejak bayi, biasanya akan meningkatkan kecenderungan ini setelah anaknya masuk sekolah atau mendapatkan rapor. Hal ini akan semakin memberatkan anak, bila ada berbagai tekanan. Antara lain: tuntutan anak untuk selalu memperoleh nilai tinggi; harus cepat menerima stimulasi; verbalisasi dari orangtua yang kerap membandingkan anak dengan anak lain; atau pernyataan kekecewaan yang berlebihan dari orangtua kepada anak. Kondisi ini dalam jangka panjang cenderung memberikan dampak-dampak negatif, seperti :

• Dependent/tergantung.

Karena terbiasa mendapat arahan dari orang lain, si kecil bisa tumbuh menjadi anak yang pasif. Selalu menunggu instruksi dari guru maupun orangtua.

• Memberontak.

Kebalikannya, reaksi yang ditampilkan bisa juga berupa anak tidak mau menerima aturan dan arahan dari orang lain.

• Kesulitan belajar.

Kesulitan belajar yang terjadi pada masa sekolah bisa juga disebabkan oleh overstimulasi yang terus-menerus diberikan sejak anak masih bayi. Mg bermanfaat ya bund.... jadi klu mau memberikan stimulasi pada sikecil lihat situasi dan kondisi si kecil.