Namun, imunisasi tak hanya diperlukan oleh anak-anak saja. Orang dewasa pun perlu juga. Mengapa? Sebab, kekebalan tubuh atau immunity diperlukan oleh setiap orang. Kekebalan tubuh adalah kemampuan tubuh untuk menangkal berbagai macam penyebab penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus atau kuman, dan perannya ditentukan oleh antibodi dan sel-sel darah putih jenis limfosit. Sementara, imunisasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Kita mengenal ada dua macam imunisasi, yaitu aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah imunisasi yang dilakukan dengan merangsang tubuh membentuk zat antibodi sendiri setelah dalam tubuh dimasukkan virus atau kuman yang sudah dimatikan atau dilemahkan. Sedangkan pada imunisasi pasif, zat yang dimasukkan dalam tubuh sudah dalam bentuk antibodi, jadi tubuh tidak membuat antibodi sendiri. Ketika bayi atau kanak-kanak, kita sudah menerima beberapa jenis imunisasi. Imunisasi yang umum diterima oleh anak-anak di Indonesia adalah BCG (untuk TBC), DPT (Diphtery Pertussis Tetanus), campak, dan polio. Namun, ternyata ada beberapa jenis imunisasi yang harus diulang atau dilanjutkan ketika orang sudah beranjak dewasa, demikian menurut para ahli medis. Selain orang dewasa, imunisasi pada orang lanjut usia imunisasi juga sangat penting, karena saat berusia lanjut, daya tahan tubuh manusia kembali melemah seperti ketika bayi dan anak-anak. Sayangnya, untuk orang dewasa ini, pemerintah belum menetapkan pedoman imunisasi. Padahal, di negara semaju Amerika Serikat, yang setiap tahunnya ditemukan 50.000-70.000 orang meninggal dunia akibat Pneumokok (infeksi paru-paru), influenza dan hepatitis B, program imunisasi pada orang dewasa sudah merupakan kewajiban. Imunisasi atau pemberian vaksin pada orang dewasa itu meliputi tetanus, meningitis meningokokus (Meningokok), tifoid, campak, parotitis (dikenal juga dengan istilah gondongan), rubella atau campak jerman, yellow fever, hepatitis B, Japanese B encephalitis, rabies, dan influenza. Untuk manfaat-manfaat imunisasi itu,