Menyapih Dengan Cinta
oleh Seseorang, 14 Tahun Yang Lalu
Pemberian ASI pada bayi memang dianjurkan untuk dilakukan bagi setiap ibu. Kegiatan menyusui ini biasanya dilakukan sekitar enam bulan hingga satu tahun. Setelah itu ditambah dengan kombinasi makanan lain yang untuk menunjang pertumbuhannya.
Setelah masa pemberian ASI berakhir karena ada faktor lain seperti harus kembali kerja atau untuk kesehatan si bayi, maka harus dilakukan penyapihan pada bayi. Proses penyapihan ini membutuhkan pengertian dan kesabaran antara ibu dan anak. Bila Anda ingin menyapih bayi Anda, tak ada salahnya jika Anda mengetahui tanda-tanda si bayi yang telah siap menerima makanan selain ASI, dan memantau tanda tanda berikut :
1.Ketahui apakah si bayi selalu muntah bila makanan dimasukkan ke mulutnya. Karena jika ia muntah, tandanya ia belum siap disapih.
Apakah si bayi berusaha melihat dan mencium makanan yang ada didepannya. Bila ya, berarti ia sudah siap menerima makanan lain.
1.Sudah dapatkah bayi Anda duduk dan menyeimbangkan kepala sendiri untuk mengambil makanan didepannya.
Sebaiknya berusaha mengurangi pemberian ASI di siang hari, karena pada waktu tersebut bayi dapat mengkonsumsi makanan lain. Sebenarnya tidak ada cara khusus dalam menyapih bayi. Namun beberapa ahli laktasi memberikan tips langkah-langkah berikut agar proses menyapih berjalan dengan baik :
Lakukan proses penyapihan secara perlahan. Misalnya: mengurangi secara bertahap frekuensi menyusu. jika biasanya Anda menyusuinya 4 kali sehari / maka secara perlahan diubah 3 kali sehari. Lakukanlah terus menerus hingga akhirnya berhenti.
Alihkan perhatian anak atau sibukkan anak dengan hal lain. Bisa dengan membacakan buku ke anak, bermain, bernyanyi, dan sebagainya.
Bina komunikasi yang baik dengan anak. Ingat, seberapa kecilpun usia anak, ia tetap mengerti dan memiliki kemampuan untuk memahami kata-kata dari orang di lingkungannya.
Hindari menyapih saat anak sedang tidak sehat atau sedang sedih, kesal atau marah.
Hindari menyapih anak dari menyusu ke benda lain seperti empeng, bantal, dan sebagainya. Biasanya disini peran ayah sangat dibutuhkan sebagai figur yang melengkapi sang ibu. untuk meyakinkan sang anak dan mengalihkan perhatian sang anak dari ASI.
Hindari menyapih secara mendadak atau langsung. Apalagi tanpa komunikasi apapun dengan si anak. Ini dapat menyakiti hati anak. Jangan sampai anak merasa bahwa dengan menyapih berarti sang ibu membencinya. Contoh lain yang biasanya sering dilakukan saat menyapih ialah pemberian jamu pahit, memaksa anak untuk menyusu pada ibunya, dan sebagainya. Ini beresiko merusak ikatan batin yg terbentuk sejauh ini dalam proses menyusui, yang sangat disayangkan jika hal ini terjadi.
Jika proses penyapihan dilakukan dengan baik, maka anak-anak kita akan tumbuh menjadi anak yang cerdas, dan sehat. Karena sang ibu mendidiknya melalui masa menyusui dan masa menyapih dengan pendekatan yang penuh cinta.
Ada 2 komentar pada diskusi ini
14 Tahun Yang Lalu
14 Tahun Yang Lalu