Dalam bukunya yang bertajuk Raising An Emotionally Intelligent Child, psikolog John Gottman menyatakan, adanya Anda ikut membantu anak Anda memahami dan mengatasi berbagai perasaan yang dirasakannya, maka Anda telah ikut membantu meningkatkan kecakapan emosionalnya (EQ).

Seorang anak yang memiliki kecakapan emosional yang tinggi akan lebih mampu dan lebih baik mengelola perasaannya, mampu memahami dan berhubungan dengan orang lain secara lebih baik serta mampu membentuk perkawanan yang lebih kuat dan erat dibanding anak yang memiliki kecakapan emosional yang rendah.

Sejumlah pakar menyatakan, anak-anak yang memiliki kecakapan emosional yang tinggi cenderung akan menjadi orang dewasa yang lebih bertanggungjawab, percaya diri dan berhasil di bidangnya.

Akan tetapi, persoalannya, bagaimana Anda dapat dengan tepat ikut membantu meningkatkan kecerdasan emosional anak Anda tersebut ? John Gottman menyodorkan sejumlah langkah sebagai berikut.

Dengarkan dengan penuh empati Curahkan perhatian Anda sepenuhnya terhadap apa yang sedang anak Anda rasakan. Ketika dia rewel saat Anda telah meninggalkannya karena suatu urusan, misalnya, tanyakan kepadanya apakah hal inilah yang telah membuatnya dia rewel.
Bantu mengungkapkan perasaan Dengan keterbatasan kosa kata yang dimilikinya, anak usia 12-24 bulan seringkali mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan yang dialaminya. Dalam hal ini, Anda dapat membantunya menemukan kosa kata atau kalimat yang cocok untuk menggambarkan perasaan yang sedang dialaminya. Jika seumpamanya, dia terlihat murung karena tidak bisa main di luar, mungkin Anda bisa bilang kepadanya, "Oh, kamu sedih ya sayang, karena tidak bisa main di luar."
Ajari pemecahan yang wajar Ketika anak Anda "ngambek" kepada seseorang, ajarilah dia mengetahui batas-batas kemarahan yang wajar. Lynne Namka, seorang spesialis pengelola kemarahan, menyarankan, bantulah anak untuk mengungkapkan rasa marahnya dengan kata-kata atau ucapan yang wajar. Anak harus mulai diberi pemahaman bahwa adalah wajar untuk marah namun tidak berlebihan, seperti melempar benda atau menyerang orang lain.
Hindari ucapan keras dan kasar Anda tidak perlu menutupi rasa marah atau rasa tidak suka Anda di depan anak Anda. Namun, perasaan Anda tersebut tidak perlu diungkapkan dengan emosi yang meledak-ledak yang disertai dengan kata-kata atau ucapan yang keras dan kasar. "Mama sedih kalau kamu begitu" jauh lebih baik Anda ungkapkan daripada "Kamu jelek dan membuat mama marah!" Hindari pula cercaan yang sangat berlebihan karena pada akhirnya justru akan membuat anak kehilangan rasa percaya diri.