Anda mungkin sering dibuat kesal dengan tingkah laku anak Anda yang sering menggigit, baik itu menggigit mainannya, temannya atau bahkan menggigit Anda. Mungkin Anda menganggap kebiasan anak Anda ini aneh, tetapi satu di antara 10 anak berusia 2-3 tahun memang senang menggigit. Kebanyakan anak mulai belajar menggigit dengan menggigit orangtuanya, tetapi dengan sopan, dan banyak orangtua yang tidak menghentikan kebiasaan ini karena menganggapnya sebagai penarik perhatian dan hal yang lucu.

Selanjutnya, anak-anak mungkin akan menggigit karena frustasi dan menginginkan sesuatu dari anak lain. Pada anak yang berusia 2 atau 3 tiga tahun, kebiasaan menggigit sebagai ekspresi kemarahan dan mengintimidasi orang lain. Namun sebelum Anda memarahinya karena kebiasaan buruknya ini, akan lebih baik jika Anda mengetahui alasan dibalik kebiasaannya ini.

Bereskperimen Anak-anak masih penasaran terhadap benda disekelilingnya, termasuk merasakannya. Salah satu caranya dengan memasukkan benda-benda dimulutnya. Jika Anda menghadapi situasi seperti ini, jelaskan pada anak Anda perbuatan menggigit itu tidak benar. Katakan tidak dengan tegas saat ia melakukan kebiasaannya ini. Sebagai penggantinya, sediakanlah beragam mainan atau aktivitas untuk anak Anda yang bisa merangsang indranya selama masa pengenalan lingkungan ini.
Frustasi Anak yang mengalami frustasi biasanya kurang memiliki kemampuan bersosialisasi dan emosional, tidak mampu untuk mengatasi masalah serta belum mampu menunjukkan perasaan mereka dengan tepat. Cara mengatasi tipe anak seperti ini, Anda harus mengajarkan bahasa yang tepat untuk mengekspresikan perasaannya, misalnya mengekspresikan rasa senang atau sedih. Membantunya mengekspresikan perasaan melalui kata-kata, seperti Ibu tahu kamu marah karena ibu tidak mau membelikan mainan itu untuk kamu. Atau Anda mencegah anak Anda ketika ia hendak menggigit anak lainnya.
Si penggigit Tipe anak seperti ini merasa tidak nyaman dengan pertumbuhan giginya dan membutuhkan sesuatu untuk dikunyah dan menghilangkan rasa sakitnya. Cara mengatasinya dengan memberikan anak Anda sesuatu yang aman untuk dikunyah seperti biskuit atau mainan khusus untuk digigit anak Anda.
Merasa terancam Seringkali seorang anak memiliki pengalaman rasa takut yang berlebih, dan menggigit merupakan salah satu cara untuk mengontrol perasaan ini. Alasan mengapa mereka menggigit juga untuk mempertahankan diri. Untuk mengatasi masalah ini, Anda harus membuatnya merasa lebih aman dengan keberadaan seseorang atau benda yang membuatnya tidak aman. Jika anak Anda terlihat tidak aman, ajaklah anak Anda keluar dari situasi tersebut, dan mengajari kata-kata seperti itu milikku atau tidak untuk membantunya membangun rasa percaya diri.
Untuk mencari perhatian Jangan balas menggigit anak Anda saat ia menggigit Anda. Teriakan, tangisan atau respon baik itu negatif atau positif dari gigitan mereka akan membuatnya merasa berhasil mendapatkan perhatian yang diinginkannya. Hal ini akan membuatnya terus mengulang kembali perbuatannya. Memberikan perhatian yang cukup pada anak Anda saat ia tidak sedang atau sesudah menggigit seseorang merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah ini. Dan usahakan untuk tidak terlalu memberikan perhatian pada gigitan anak Anda atau ketika ia menggigit orang lain.
Kebiasaan menggigit memang normal terjadi pada anak-anak, tetapi tetap tidak bisa dibenarkan. Ada baiknya jika Anda menjadi panutan anak Anda, mengajarkannya tingkah laku yang pantas dan sopan. Jangan lupa mengajarkan kalimat untuk mengekspresikan perasaannya, dan membantunya menghilangkan stres. Yang paling penting, jangan memukulnya dan berteriak saat menyampaikan semuanya pada anak Anda, tetapi gunakanlah nada yang tegas.

Pas banget artikel ini bunda kebetulan saya mengalami hal yang serupa..just share buat bunda yang mempunyai permasalahan yg sama & semoga bermanfaat..