Mengatasi Anak Yang Penakut Dan Suka Bicara Keras
oleh Seseorang, 13 Tahun Yang Lalu
Rasa takut yg ada pada anak sebenarnya merupakan suatu hal yg sangat wajar. Sama seperti halnya org dewasa, kita pun pasti memiliki rasa takut terhadap sesuatu. Memiliki rasa takut sebenarnya adalah merupakan landasan yg bisa membuat kita tersadar, bahwa kita adalah manusia biasa yg lemah, yg sangat membutuhkan perlindungan dari sang MAHA. Karena itu, hal pertama kali yg hrs kita lakukan adalah berusaha memahami rasa takut anak. Jd, ketika anak takut akan gelap, misalnya, kita jangan langsung mengatakan : "Ah, Abang!!! Masa sama gelap aja takut??? Gak usah takut!!!" Namun, yg bisa kita katakan adalah : "Abang takut gelap??? It’s Ok, Bunda bisa ngerti kok…"
Setelah itu, baru kita sbg orgtua bisa mendiskusikan dgn anak mengenai rasa takutnya tersebut. Saat diskusi, kita bisa tanyakan mengapa ia takut, apakah ia punya pengalaman tertentu sehubungan dengan rasa takutnya tersebut, dan terakhir adalah mendiskusikan bgm solusinya. Misalnya, "Ohhhh jadi Abang takut gelap karena waktu mati lampu kemarin Abang nabrak meja sampai jatuh dan berdarah itu ya???", Atau "Sekarang bunda ngerti, Abang takut gelap karena pernah melihat bayangan2 aneh kalau lampu dimatikan ya…".
Untuk solusi, kita harus melakukannya secara bertahap melalui beberapa metode. Misalnya, untuk mengatasi rasa takut gelap tadi :
1. "Kalau begitu, Bunda tdk akan mematikan lampu kamar Abang, lampu kamar mandi, dan lampu ruang tengah kalau malam. Bunda juga akan siapkan lampu emergency di kamar Abang kalau sewaktu-waktu mati lampu saat malam."
2. Saat santai, Ibu bisa mendiskusikan ttg rasa takut anak tersebut dalam sudut pandang ilmiah, shg anak merasa bahwa ia tdk perlu lagi takut akan objek yg selama ini mjd sumber rasa takutnya. Misalnya : Diskusikan bahwa ALLAH menciptakan siang dgn terang nya dan malam dgn gelap nya, semuanya ada maksud nya. Ibu juga bisa membuat permainan dgn bayangan, shg anak terbiasa bahwa bayangan2 yg ada saat gelap hanyalah bayangan2 dr benda2 yg ada di sekitarnya shg ia tdk perlu takut.
3. Mengajarkan anak untuk berdo’a saat merasa takut. Salah satu do’a pendek yg bisa kita ajarkan kpd anak saat ia merasa takut adalah :"ALLAHU ROBBI LAA SYARIIKALAH" (ALLAH, Dia adalah Tuhanku, tiada sekutu bagiNYA). Disini kita bisa jelaskan bahwa ALLAH adalah sebaik2 penjaga. DIA lah yg akan menjaga kita semua siang dan malam tanpa lengah dan lelah.
4. Menghindarkan anak dari tontonan, cerita, dll yg bisa menimbulkan rasa takut pada anak. Misalnya, film atau cerita horor.
InshaALLAH dgn bbrp tips di atas, dgn keshabaran dan konsistensi dari Ibu, maka anak akan bisa mengatasi rasa takutnya tsb. Namun, bila rasa takut yg dimiliki anak adalah pada hal-hal yg tdk rasional dan rasa takutnya itu bisa sampai membuat anak bereaksi sangat berlebihan, misalnya : takut ketinggian, takut berada dalam ruangan tertutup, takut berada di keramaian, dan reaksi anak bisa sampai menjerit2 berteriak, muka pucat, sesak nafas, atau bahkan sampai pingsan, maka Ibu perlu membawa anak ke psikolog untuk konsultasi karena hal tsb sudah berada di luar batas kewajaran. InshaALLAH psikolog akan memberikan terapi khusus untuk mengatasi rasa takutnya yg berlebihan tsb.
Mengenai berteriak bila meminta, maka hal2 yg bisa Ibu lakukan antara lain adalah :
1. Menyampaikan pada anak mengenai perasaan Ibu, jika ia berteriak2 saat meminta sesuatu, dan beri contoh bagaimana seharusnya jika ia meminta sst. "Maaf Abang, Bunda sedih sekali bila Abang meminta dengan cara berteriak. Coba Abang minta dengan cara yg baik : Bunda, tolong ambilkan aku mainan yg ada di atas lemari dong…"
2. Mengatur penempatan barang2 atau keperluan anak shg anak bisa mengambilnya sendiri tanpa perlu merepotkan Ibu. Misalnya : Menaruh baju2, mainan2 dan makanan2nya di rak yg bisa dijangkau anak shg ia bisa mandiri memenuhi kebutuhannya sdr tanpa perlu meminta bantuan.
3. Bercerita atau mendongeng dgn tema etika berbicara dgn orgtua atau bagaimana menyampaikan sst dgn sopan. Setelah cerita selesai, kita bisa bertanya pada anak ttg nilai moral dr cerita yg kita sampaikan td. Dgn demikian, diharapkan anak mendapatkan insight bgm seharusnya ia berbicara.
4. Memberikan pujian, pelukan, high-five atau high ten setiap kali ia melakukan hal2 positif yg kita harapkan.
Tips2 tersebut tentunya bisa Ibu kembangkan lagi sesuai dgn karakter yg dimiliki anak. InshaALLAH dgn usaha dan do’a, kita berharap anak2 kita kelak bs mjd anak2 yg sholeh, mandiri, hormat kpd orgtua, sayang pd yg kecil serta bs bermanfaat bagi sesama.
Ada 0 komentar pada diskusi ini
Belum ada komentar pada post ini