Ada beberapa gangguan kesehatan yang sering dialami bayi. Salah satunya, dehidrasi atau kekurangan cairan. Jadi, kenali gejala dan cara tepat mengatasinya.

Umumnya, balita mengalami dehidrasi karena kurang minum atau kurang banyak cairan yang dimasukkan ke dalam tubuh mungilnya. Bisa jadi, ini akibat si kecil terlalu asyik bermain sehingga lupa untuk minum.

Kenali penyebabnya

Disamping kurang cairan, ada juga penyebab lain terjadinya dehidrasi pada si kecil.
• Flu atau pilek. Dehidrasi bisa terjadi pada saat si kecil sedang sakit flu atau pilek. Walaupun tidak muntah dan tidak sering “pipis”, dia akan tetap merasa lemas seperti orang kelaparan dan kehausan. Biasanya, hal ini terjadi karena dia menolak untuk makan atau minum.
• Kelelahan, s ekalipun ia tidak terlalu banyak bermain dan cukup tidur. Ini terjadi akibat banyaknya keringat atau energi yang keluar.
• Terinfeksi virus penyebab muntah dan diare. W alaupun si kecil tidak “bolak-balik” pipis, cukup tidur, dan tidak kelelahan bermain, dia bisa saja mengalami dehidrasi akibat muntah-muntah dan diare yang dialaminya.

Berikan cairan

Tindakan utama yang harus Anda lakukan untuk mengatasi si kecil yang mengalami dehidrasi adalah sesegera mungkin mengganti cairan tubuhnya yang banyak keluar. Caranya, beri si kecil minum yang sebanyak-banyaknya.

Cairan yang Anda berikan dapat berupa air putih biasa, jus buah, es krim, atau bentuk cairan lainnya. Yang penting, berikan jenis cairan yang sesuai dengan kondisi kesehatan tubuhnya. Misalnya, kalau ia sedang pilek, jangan berikan es krim.

Kapan ia harus dibawa ke dokter? Bila si kecil diare dan muntah-muntah. Jika ia mengalami diare dan tetap memuntahkan cairan yang Anda berikan, maka tubuhnya akan tetap mengalami dehidrasi. Keadaan ini jelas tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Biasanya, dokter akan menggantikan cairan tubuh si kecil via infus.

Kiat menghindari

Mencegah memang selalu lebih baik dari mengobati. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya dehidrasi pada balita Anda.
• Biasakan si kecil untuk minum secara teratur setiap hari, terutama bila dia banyak beraktivitas. Cairan yang dikonsumsi sebaiknya diatur agar bervariasi.
• Anak harus minum air paling tidak 8 gelas sehari. Anda dapat memberinya dalam bentuk kombinasi aneka jenis cairan, seperti jus buah, buah segar, sup, dan lain-lain.
• Berilah minuman sebelum balita Anda mulai beraktivitas, seperti bermain di halaman.
• Tetaplah beri minuman pada si kecil, sekalipun dia tidak begitu haus.
• Jangan beri anak minuman yang mengandung kafein, misalnya es teh dan minuman jenis softdrink yang mengandung soda, terutama ketika ia sedang giat-giatnya beraktivitas dan banyak mengeluarkan keringat. Kenapa? Kafein dapat menambah ‘beban’ pada aliran darah. Akibatnya, darahnya jadi kental dan produksi keringat pun berkurang.
• Bila udara panas dan cuaca terik, ingatkan anak yang sedang asyik-asyiknya bermain untuk menghentikan aktivitasnya sejenak. Bila mungkin, lakukan selama beberapa kali. Sambil beristirahat di tempat yang sejuk, biarkan dia mengonsumsi berbagai cairan.
• Beri pertolongan pertama, berupa larutan oralit, bila si kecil muntah atau diare.

Waspadai Gejalanya

• Si kecil jarang “pipis”. Bila masih bayi, popoknya hanya basah kurang dari 4 kali dalam 24 jam. Kalau sudah lebih besar, dia hanya “pipis” 2-4 kali dalam sehari.
• Tidak keluar air mata ketika menangis.
• Kulit, mulut dan lidahnya terlihat kering.
• Mata terlihat cekung.
• Warna kulitnya jadi lebih gelap.
• Pada bayi, ubun-ubunnya agak melekuk ke dalam (cekung).
• Berat badan turun drastis.