1.Merespons dengan cepat
Cobalah untuk merespons langsung ketika melihat anak semakin agresif, lalu ajaklah ia keluar dari situasi tersebut.
2.Menindaklanjuti tindakan anak
Setelah membawa anak keluar dari tempat bermain, duduklah dan ajak ia menonton anak-anak lainnya bermain. Jelaskan padanya bahwa ia boleh bermain kembali kalau sudah siap untuk bergabung tanpa menyakiti anak-anak lainnya.
3.Memberikan konsekuensi yang sama
Sebanyak apapun anak melakukan tindakan agresif, sebaiknya orangtua tetap memberikan konsekuensi yang sama. Hal ini mengajarkan pada anak jika ia melakukan sesuatu yang menyakiti anak atau orang lain, maka ia akan menerima konsekuensi yang sama dari orangtuanya.
4.Mengajarkan cara lebih baik untuk mengungkapkan perasaannya
Setelah anak mulai mereda emosinya, tanyakan padanya dengan lembut apa yang terjadi sehingga emosinya meledak. Setelah itu, orangtua bisa memberitahu cara untuk meluapkan emosinya dengan tidak menyakiti orang lain.
5.Mengajarkannya untuk minta maaf
Pastikan anak-anak memahami bahwa ia harus menyesal setelah melakukan kesalahan dan menuntunnya mendekati anak yang disakiti untuk minta maaf. Mungkin awalnya anak akan meminta maaf secara tidak tulus, tapi hal ini akan menjadi proses pembelajaran bagi anak.
6.Memberikan hadiah untuk perilaku baiknya
Jika anak dapat mengendalikan atau menahan rasa amarahnya, maka orangtua bisa memberinya pujian atas sikapnya tersebut. Hal ini akan memicu anak untuk berusaha mengendalikan amarahnya dan melampiaskannya dengan cara lain yang tidak menyakiti teman-temannya.
7.Membatasi waktu menonton televisi
Beberapa tayangan televisi seringkali menunjukkan adegan berteriak, mengancam, mendorong atau memukul, meskipun tayangan ini untuk anak-anak.
Selamat mencoba bunda....