Masa balita merupakan masa yang penting bagi perkembangan otak anak. Untuk itu para orang tua harus dapat membantu merangsang perkembangan otak sang anak dengan memberikan pembelajaran melalui cara yang menyenangkan dan tidak membosankan. Salah satunya dengan permainan puzzle.

Puzzle yang pertama kali dipopulerkan oleh John Spilsbury pada tahun 1760 ini ternyata sangat bermanfaat bagi anak-anak. Hampir semua Taman Kanak-Kanak (TK) dan kelompok bermain (playgroup) menggunakan puzzle untuk sarana belajar dan bermain. Selain mengasah keterampilan anak, puzzle juga bermanfaat untuk :

Meningkatkan keterampilan kognitif Keterampilan kognitif berhubungan dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah. Melalui puzzle, anak-anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu menyusun gambar menjadi utuh. Dengan sedikit arahan dan contoh dari Anda, sang anak sudah dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan cara mencoba menyesuaikan bentuk, menyesuaikan warna, atau logika. Misalnya, ia memasangkan warna merah dengan warna merah lagi. Lalu memasang puzzle bergambar kaki atau roda selalu di bagian bawah puzzle.
Meningkatkan keterampilan motorik halus Keterampilan motorik halus berhubungan dengan kemampuan anak menggunakan otot-otot kecilnya khususnya jari-jari tangannya. Untuk itu anak usia di bawah tiga tahun (batita) direkomendasikan untuk diberikan permaian puzzle untuk mengasah kemampuan motorik halusnya.
Melatih kemampuan nalar Puzzle yang berbentuk manusia akan melatih nalar anak-anak. Melalui puzzle ini mereka akan menyimpulkan di mana letak tangan, kaki, dan lain-lain sesuai dengan logika. Anda juga dapat memberikan bantuan jika anak kebingungan.
Melatih kesabaran Puzzle dapat melatih kesabaran anak dalam menyelesaikan sesuatu dan berpikir dahulu sebelum bertindak.
Pengetahuan Melalui puzzle, anak akan belajar banyak banyak hal. Mulai dari warna, bentuk, jenis hewan, buah-buahan, sayuran, dan lainnya. Pengetahuan yang ia dapatkan dari sebuah permainan biasanya akan lebih mengesankan bagi anak dibandingkan pengetahuan yang ia dapatkan dari hafalan. Namun kegiatan bermain sambil belajar ini tentunya harus selalu mendapatkan bimbingan Anda.
Meningkatkan keterampilan sosial Puzzle dapat dimainkan lebih dari satu orang dan jika puzzle dimainkan secara berkelompok maka dapat meningkatkan interaksi sosial anak. Dalam kelompok, anak akan saling menghargai, saling membantu dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah. Anda juga dapat menemai anak saat bermain puzzle dan memberikan arahan untuk menyelesaikan puzzle.