Perilaku bossy yang terpelihara sejak dini terbawa hingga dewasa. Orangtua perlu memahami mengapa perilaku tak baik ini bisa terjadi pada balita. Sikap bossy harus segera dikoreksi sejak dini.

Ada sejumlah alasan mengapa anak-anak prasekolah (balita) bersikap bossy. Sedikit-sedikit memerintah, apalagi jika di rumah ada pengasuh yang menurutnya bisa disuruh-suruh semau hati.

1. Egosentris
Anak prasekolah masih melihat dunia dengan cara pandangnya sendiri. Jadi ia mengharapkan ada orang lain bertindak sesuai keinginannya. Hal ini berimplikasi pada kecenderungan untuk sering main perintah.

2. Mencari perhatian
Bagi sebagian anak, menjadi bossy adalah cara untuk mendapatkan perhatian. Barangkali selama ini orangtua kurang mengajak ia bermain bersama atau melakukan kegiatan yang menyenangkan.

3. Meniru
Faktor lingkungan memiliki peran kuat terhadap perilaku bossy si prasekolah. Kemungkinan anak pernah melihat orangtuanya yang selalu "menyuruh-nyuruh" pekerja rumah tangga.

Anak adalah peniru ulung. Apalagi jika yang menjadi model perilakunya adalah orang yang diidolakan anak prasekolah, orangtuanya.

4. Anak selalu dilayani
Seringkali orangtua tak menyadari bahwa mereka selalu melayani anak, dan tak mengajarinya mandiri. Termasuk dilayani oleh pengasuhnya. Kondisi ini akhirnya menjadi kebiasaan dan membentuk perilaku anak yang senang main perintah. Anak akan menganggap semia orang memang harus melayaninya.