Anda sering malas-malasan bangun pagi dan enggan menyiapkan diri berangkat ke kantor? Atau, Anda suka datang terlambat, makan siang berlama-lama, dan selalu tak sabar me-nunggu jam pulang kantor? Jika hal itu sudah berlangsung lama, mungkin itu pertanda Anda sudah bosan bekerja.

Anda sudah ingin berhenti bekerja, masalahnya, keadaan eko-nomi keluarga tak memungkinkan. Boleh jadi, suami Anda seorang konsultan lepas, yang tak berpenghasilan tetap. Jadi, Anda harus ‘mengimbangi’ dengan penghasilan yang pasti. Atau, suami didera sakit panjang sehingga tak bisa ikut menafkahi keluarga. Alasan lain, Anda orang tua tunggal yang harus menjadi tulang punggung keluarga. Sementara Anda yang lajang, mungkin harus membantu keuangan orang tua. Semua kondisi itu tak memberi pilihan lain kecuali Anda harus tetap bekerja.
Tapi, bukan berarti Anda hanya bisa diam dan menjalani pekerjaan dengan terseok-seok. Banyak cara, kok, menembus dinding kebosanan. Cermati penyebab rasa bosan, lalu temukan jalan keluar yang tepat.

BOSAN SUASANA KANTOR
Jika profesi atau posisi di kantor jarang --atau sama sekali tidak-- memungkinkan Anda ‘melihat’ dunia luar, wajar jika Anda bosan. Hari demi hari yang Anda jumpai adalah meja kerja, perangkat komputer, serta ruangan dengan dekorasi monoton. Belum lagi tumpukan map berisi tugas-tugas senada yang harus Anda selesaikan hari demi hari.

SOLUSI:
Jika Anda seorang sekretaris atau akuntan, berkreasilah dengan meja kerja Anda. Pasang foto dari orang-orang yang Anda sayangi, pasang screen saver bergambar selebriti idola Anda, atau mousepad bergambar hewan menggemaskan kesukaan Anda.

Tak ada salahnya pula meletakkan hiasan meja atau suvenir yang mengingatkan Anda pada saat-saat berlibur yang menyenangkan, atau tanaman hias mungil yang menyegarkan pandangan. Dengan catatan, profesi Anda tidak memungkinkan klien datang langsung ke meja Anda. Karena, meja kerja yang terlalu banyak ‘sentuhan pribadi’ pemiliknya, bisa mengurangi kesan profesional.

DILEMA KOMUTER
Kantor Anda di wilayah Jakarta Barat, sementara rumah Anda di Cibubur, di Timur Jakarta, mau tak mau Anda harus selalu berangkat pagi-pagi sekali dan pulang saat matahari sudah tenggelam. Belum lagi rasa sebal saat menghadapi kemacetan panjang di jalan tol atau kemacetan di beberapa tempat di dalam kota.

SOLUSI:
Putar lagu-lagu favorit selama dalam perjalanan. Atau, jika Anda tidak menyetir mobil sendiri, baca novel atau m-ajalah kesukaan Anda. Sesekali ajak teman yang belum pernah An-da ajak sebelumnya untuk bersama-sama berangkat ke kantor. Sambil berkendara, Anda bisa mengobrol. “Kita bisa mendengarkan cerita baru yang menarik dan tak terduga. Perjalanan tidak akan membosankan jadinya, kata Rima.

Jalan keluar lain, ubah waktu maupun rute bepergian. Jika berangkat setengah jam lebih lambat hanya membuat perbedaan waktu 5 menit tiba di kantor, tak ada salahnya Anda undur keberangkatan Anda. Atau, pelajari beberapa rute alternatif, dan pilihlah secara bergantian setiap hari. Dengan begitu, Anda tak perlu melihat pemandangan yang sama dari hari ke hari.

TERTEKAN BEKERJA DIBAWAH SUPERVISI
Bagi Anda yang sangat independen, bekerja di bawah supervisi bisa sangat tidak menyenangkan. Anda sangat menyukai kebebasan berkreasi, sehingga penugasan dari atasan membuat Anda merasa tertekan, karena selalu harus menuruti perintah.

SOLUSI:
Jika Anda masih ingin mempertahankan posisi Anda, cobalah memulai untuk menyempurnakan pola pikir. “Ketimbang melihat atasan sebagai ‘sang pengatur’ dan ‘penguasa’, lihatlah atasan sebagai teman Anda dalam menuju kesuksesan. Dengan begitu, Anda bisa menerima penugasan sebagai sesuatu yang justru membebaskan Anda dalam berkarya, papar Rima.

Tapi, jika Anda sudah benar-benar tidak bisa lagi menerima penugasan (dari siapa pun), mungkin Anda perlu mempertimbangkan alternatif untuk menciptakan pekerjaan sendiri, berbisnis, misalnya. Tantangannya, Anda harus punya keahlian un-tuk memasarkan diri sendiri serta membangun jejaring. Dengan demikian, bisnis Anda terjamin kelanjutannya, dan pendapatan Anda lumayan bisa diandalkan.