Menangis Tidak Berarti Cengeng

Benarkah seorang anak yang baru lahir harus lebih sering menangis?


“Saya biarkan si kecil menangis di pagi hari, dia sedang berolahraga. Kata dokter, ini menyehatkan jantung.” Begitu penuturan Erna(35), ibu dengan satu putri, seraya tersenyum. Pernahkan bunda mendapat pengetahuan yang sama tentang tangis anak menyehatkan, seperti yang didapat oleh Erna tadi?

Tangisan seorang anak memang perlu dipahami dari berbagai segi. Baik atau tidaknya, perlu kajian dan pengetahuan yang mumpuni, dan terkadang butuh pengalaman untuk memahami tangis anak. Tapi, sebenarnya, tangisan itu merupakan satu bentuk komunikasi si bayi karena belum bisa bicara.

Tangisan anak adalah cara dia melakukan komunikasi dengan orang di sekitarnya. Tangisan di usia 0-3 bulan lebih banyak berkaitan dengan sesuatu yang dirasakan tidak nyaman bagi si kecil. Misalnya lapar, berkeringat, atau popoknya basah setelah pipis. Bisa juga karena anak merasakan sesuatu yang sakit.

Kemudian, di usia empat bulan sampai satu tahun, tangisan anak biasanya berkaitan langsung dengan fisiknya. Di usia itu biasanya anak sudah bisa merasakan cemas. Misalkan si anak tidak melihat ibunya atau tak terlihat di pandangan dia, maka si kecil bisa menangis.

Pada usia sembilan bulan, biasanya tangisan anak berkaitan dengan rasa frustrasi yang dialaminya. Contohnya, kalau si kecil sedang memainkan sesuatu, tapi tak bisa, maka dia akan frustrasi dan menangis. Bisa juga apabila anak minta diperhatikan oleh ayah-ibunya, tapi tidak mendapatkan perhatian, maka si kecil akan menangis. Bertambah besar usianya, maka misi si anak menangis berbeda-beda.

Tentang mitos, sebaiknya seorang anak harus sering menangis, dan bila perlu dicubit agar menangis karena menangis adalah olahraga bagi si kecil. Benar tidaknya mitos itu tidak dapat diketahui persis. Karena hingga kini, belum ada penelitian ilmiah yang berkaitan dengan hal tersebut.

Ungkapan mitos tadi mungkin dimaksudkan agar si ibu tidak terlalu panik dan khawatir bila anaknya menangis. Menangis bagi bayi itu bagus. Jadi mitos tadi bisa saja tujuannya untuk meminimalisasi kekhawatiran ibu menyaksikan anaknya sebentar-sebentar menangis.

Tapi yang pasti, seorang anak tidak boleh menangis terlalu lama atau lebih dari lima menit. Itu akan berpengaruh pada proses kedekatan si anak dengan ibu atau pengasuhnya. Kalau si anak dibiarkan terlalu lama menangis, dia akan merasa tidak aman dengan lingkungannya. Mungkin dalam hatinya, si anak akan mengatakan, “Kenapa kok saya butuh sesuatu tidak langsung dipenuhi?”

Meski tak boleh dibiarkan terlalu lama menangis, ketika si anak sedang menangis jangan serta merta langsung menggendongnya, tanpa mengetahui si anak menangis karena apa. Sebab, hal itu bisa jadi kurang baik juga.

Sebaiknya, lihat terlebih dulu si anak menangis karena apa? Kalau memang dia menangis karena butuh perhatian atau kedinginan, maka tidak apa-apa si anak digendong. Tapi kalau si anak menangis karena popoknya basah, tidak baik bila langsung digendong karena dia akan terus menangis.

Ada banyak literatur yang bisa dibaca berkaitan dengan jenis-jenis tangisan bayi. Tapi, yang pasti guru terbaik untuk mengenali tangisan anak adalah pengalaman si ibu atau pengasuh anak sendiri.