Mungkin salah satu tantangan yang dihadapi oleh semua orang tua adalah membesarkan anak-anak mereka. Terlebih lagi di era sekarang dimana sebagian besar orang tua bekerja dan perlu menyeimbangkan pekerjaan dengan berbagai tuntutan dalam membesarkan anak-anak mereka.
"Mengapa anak saya yang berusia 2 tahun tidak bertingkah seperti anak tetangga saya yang patuh sekali?" Jawabannya adalah karena setiap anak itu unik dan berbeda.
Ketika anak-anak berlaku kurang baik, kita perlu memahami maksud dan sebab dari perilaku tersebut.
Perilaku kurang baik seorang anak harus dilihat dalam konteks hubungan antara anak dan penerima perilaku tersebut. Suatu perilaku tidak menjadi masalah bila tidak ada pengamat/penerima. Seorang anak yang menjerit-jerit sekuat tenaga tidaklah dianggap memiliki masalah perilaku sampai seseorang menghadapinya atau menerima konsekuensinya.

Bila kita berbicara mengenai perilaku, kita menghadapi sesuatu yang dapat diamati, bukan yang tidak dapat diamati. Perilaku itu relatif dan subyektif untuk setiap penerimanya. Oleh karenanya reaksi setiap penerima terhadap perilaku tertentu akan berbeda. Contohnya, seorang anak yang menolak memungut mainannya bisa dianggap berperilaku kurang baik oleh satu orang tua, tapi bisa dianggap sangat tidak dapat diterima oleh orang tua satunya.
Bayi dan batita seringkali tidak memahami implikasi jangka panjang dari perilaku mereka. Mereka seringkali bereaksi untuk hal-hal yang ada di sini dan sekarang. Menunda kesenangan merupakan hal yang sulit bagi mereka. Bila anak-anak menginginkan sesuatu, mereka menginginkannya sekarang, atau mereka akan menjerit, menggigit, menendang atau merengek.
Faktor utama yang saling berhubungan seringkali membantu membentuk perilaku anak. Faktor-faktor tersebut adalah keturunan, lingkungan keluarga dan budaya dimana keluarga tersebut tinggal.