Untuk memahami apakah bayi terkena diare, periksalah tinja atau feces bayi Anda dengan seksama dan frekuensi BAB-nya. Umumnya bayi memang masih sering berubah-ubah dalam soal kepadatan, kadang-kadang ada saat di mana tinjanya lebih berair atau encer. Disebut diare bila tinja yang lebih berair itu juga disertai BAB yang lebih sering dari biasanya. Menurut pengarang The Baby Book, Dr. William Sears, kebanyakan penyakit diare lebih merupakan gangguan daripada masalah medis, dan segera hilang dengan adanya cairan ekstra dan perubahan kecil dalam menu makanan. Namun, bila tidak ditangani sejak dini, diare boleh jadi berkembang menjadi dehidrasi, dan jika tidak diperhatikan, bayi mungil bisa jadi harus menginap di rumah sakit karena harus memperoleh bantuan infus. Apalagi, umumnya ada juga gejala muntah-muntah yang mengiringi penyakit ini sehingga bayi kekurangan nutrisi. Penyebab diare Selama masa kanak-kanak, umumnya diare disebabkan oleh infeksi usus dan lambung, flu, ketidakmampuan menerima makanan, atau perawatan antibiotik. Kadang-kadang, tinja bayi juga berubah menjadi encer ketika ia sedang tumbuh gigi, namun peristiwa ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari dan tak perlu dicemaskan. Yang menjadi masalah adalah ketika lapisan yang berhubungan dengan usus terkena infeksi, sebab menurut Dr. Sears, kondisi ini sangat sulit sembuh. Ketika terkena infeksi, lapisan yang menyerupai sikat ini terluka, bersama enzim pencernaan yang ada di dalamnya sehingga makanan yang belum dicerna bisa masuk juga. Maka itu, tinja anak terkena diare akibat peradangan lambung dan usus adalah sering keluar, berair, berwarna hijau, berlendir, berbau busuk, terjadi tiba-tiba, dan terkadang ada bercak darah. Infeksi penyebab diare yang paling umum adalah: ? Virus. Misalnya virus flu, juga dapat menyebabkan diare. ? Bakteri. Ini meliputi E. coli, Salmonella, dan bakteri lainnya. Biasanya infeksi karena bakteri membuat bayi disertai muntah-muntah dan demam. Diare yang berdarah adalah tanda pasti infeksi bakteri di dalam usus. ? Parasit. Tanda khas dari parasit adalah tinja yang sangat encer pada diare yang terjadi lebih dari dua minggu. Pada umumnya, bila anak terkena diare, The American Academy of Pediatrics merekomendasikan diet sebagai berikut; melanjutkan susu formula dengan porsi normal pada waktu 24 jam dan maju ke arah menu regular pada waktu 48 jam. Pada kasus-kasus tertentu, diet BRATY (Banana/pisang, Rice cereal/serealia dari beras, Applesauce/saus apel, unbuttered Toast/roti panggang tanpa mentega, dan Yoghurt) juga dianjurkan. Dehidrasi Diare mengganggu keseimbangan garam (elektrolit) dan air yang terdapat dalam tubuh manusia. Padahal, bila tubuh sedang sehat, isi perut dan ginjal dapat mengatur kedua unsur itu dalam komposisi yang akurat, syarat yang diperlukan agar organ tubuh berfungsi. Kehilangan air dan elektrolit inilah yang disebut dehidrasi. Kondisi ini semakin diperburuk bila bayi Anda juga menderita muntah-muntah. Tanda-tanda dehidrasi ringan sampai sedang 1. Berat badan berkurang sampai lima persen 2. Bayi masih bermain, tetapi perilaku lebih tenang 3. Mulutnya kering, lebih sedikit air mata ketika menangis 4. Kuantitas urin yang dikeluarkan sering kali lebih sedikit dari biasanya Tanda-tanda dehidrasi berat 1. Berat berkurang antara 5 ? 10 persen 2. Perilaku lesu atau terlalu sensitif, boleh jadi dia juga rewel 3. Mata sayu 4. Bintik lunak di kepala menyusut (pada bayi di bawah usia setahun) 5. Mulutnya kering, tidak ada air mata ketika menangis 6. Kulit kering, pucat, dan keriput 7. Buang air seni jarang (hanya dua kali sehari atau lebih sedikit) 8. Urin berwarna kuning gelap Bila bayi Anda menunjukkan tiga atau lebih tanda-tanda dehidrasi berat di atas, maka segeralah membawa si kecil ke rumah sakit karena ia membutuhkan bantuan medis.