Dari beberapa kepribadian yang dimiliki oleh anak (pendiam, cepat marah, penyabar, agresif), ada sebagian anak yang cenderung tenang dan lebih bahagia dalam kesendiriannya daripada bermain berkelompok bersama teman-temannya.


Tentu bagi sebagian orangtua kondisi anak seperti di atas akan membuat mereka merasa khawatir. Masyarakat umum biasanya akan menilai bahwa anak yang tidak suka bergabung adalah anak yang bermasalah atau menganggap ada sesuatu yang salah pada diri sang anak.


Namun, orangtua perlu memahami bahwa setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Seseorang tidak selalu dapat dikatakan baik, cerdas atau wajar bila melakukan sesuatu tindakan yang sama seperti anak-anak lainnya.


Menurut Gardner, 1983 dengan teorinya tentang kecerdasan majemuk, ada 8 kecerdasan anak selain kecerdasan yang dinilai dari sisi IQ, salah satunya adalah kecerdasan intrapersonal. Anak yang memiliki tipe ini lebih memilih dalam kesendirian dan lebih memahami tentang kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sendiri.


Para ahli psikologi percaya bahwa anak-anak yang tidak bergabung dengan kelompok tertentu sering berhasil menjadi orang yang sangat kreatif. Anak-anak ini sering menjadi seseorang yang maju saat dewasa nanti yaitu ketika kegiatan yang ia senangi menjadi lebih sesuai dengan kepribadiannya.


Di bawah ini ada beberapa langkah yang dapat orangtua lakukan bila anak cenderung lebih bahagia sendiri (tidak suka bergabung dalam kelompok), yaitu:

1. Berikan dorongan atau motivasi kepada anak untuk mencoba bergabung dengan teman-temannya. Bisa jadi anak lebih memilih untuk sendiri karena ia merasa ragu-ragu atau tidak berani untuk memulai mendekatkan diri dengan teman-temannya.
2. Orangtua dapat mencoba untuk mengkondisikan anak supaya dapat bergabung dengan teman-temannya, misalnya mengundang anak-anak lain untuk bermain di rumah atau mengajak anak-anak lain untuk jalan-jalan dan bermalam di rumah. Biasanya kehadiran orangtua dapat membuat anak merasa nyaman.
3. Bila tahap 1 dan 2 telah dicoba, tetapi anak masih tetap memilih lebih bahagia sendiri, hindarkan untuk memaksakan kehendak. Mungkin saja anak lebih tahu apa yang lebih mereka butuhkan daripada yang kita tahu.


Setelah melaksanakan langkah-langkah di atas, ada baiknya orangtua memberikan dukungan dengan memfasilitasi anak sesuai dengan hobi atau kegiatan yang anak sukai, misalnya dengan mendaftarkan anak ke tempat kursus menunggang kuda, bermain gitar, atau menyediakan alat-alat keterampilan lainnya sehingga dalam mengisi waktu 'kesendiriannya' anak akan terus mengembangkan kreatifitasnya.