Melatih Sikecil Agar Tidak Ngompol

Seorang anak dikatakan mengompol apabila ia melakukan BAK (Buang Air Kecil) tidak pada tempatnya. Umumnya terjadi ketika tidur pada malam hari, akan tetapi bisa juga pada siang hari. Untuk kasus mengompol pada kondisi terjaga memang ada meskipun kejadiannya jarang. Biasanya terjadi saat si kecil sedang asyik bermain, menonton TV, ataupun sedang marah. Jika sedang bermain atau menonton TV, anda bisa mengingatkannya saat jarak antara pipisnya sudah cukup lama. Sedangkan pada kondisi marah, biasanya mengompol yang disengaja. Karena itupun sebagai salah satu bentuk protes sebagai penyebab kemarahannya. Untuk itu anda bisa memberinya pengertian bahwa dalam kondisi apapun tidak boleh ngompol. Sebaiknya beri pula pengertian bahwa air seni itu adalah kotor, mengandung penyakit, sehingga jangan sampai kita menyentuhnya, dan sebagainya.

Mengompol berkaitan pula dengan toilet training. Yaitu kesuksesan anak dalam belajar mengontrol keinginannya untuk BAK maupun BAB pada tempatnya. Jika si kecil mengompol masih pada tahap toilet training, umumnya dimulai pada usia 18 bulan itu adalah hal yang wajar. Akan tetapi jika si kecil masih mengompol pada usia di atas 5 tahun sebaiknya perlu dicari penyebabnya.

Penyebab bisa terjadi oleh karena beberapa faktor. Pertama yaitu faktor psikologis. Faktor psikologis berkaitan dengan kesiapan anak dalam mengontrol pengeluaran BAK-nya. Beberapa anak ada yang merasa enggan untuk pergi ke toilet, untuk itu ada baiknya mendesign toilet sedemikian rupa sehingga anak merasa nyaman dan fun untuk mengunjunginya. Disamping itu kecemasan maupun rasa yang tidak mengenakkan lainnya juga bisa menyebabkan anak mengompol. Untuk itu usahakan agar anak dalam kondisi senang ketika berangkat tidur.

Ke dua, adalah faktor fisik. Biasanya terjadi oleh karena adanya kelainan pada organ atau secara fisik. Seringkali disebabkan oleh karena lemahnya otot pada bagian saluran kencing yang menyebabkan anak tidak bisa menahan rasa ingin pipisnya. Untuk lebih efektifnya anda bisa berkonsultasi dengan dokter.

Ke tiga, yaitu faktor lingkungan. Seringkali berkaitan dengan pengkondisian yang diterapkan pada anak. Kemungkinan juga anak belum siap untuk melakukan toilet training (toilet training akan dibahas berikutnya). Kebiasaan memakai diapers atau sejenisnya yang dipakai untuk menahan pipis juga dapat menghambat seorang anak untuk belajar tidak mengompol. Untuk itu jika anda telah mengajarkannya untuk tidak mengompol, maka hindari pemakaian diapers lagi. Juga sebaiknya jangan memberi perlak/ alas pada tempat tidurnya. Karena pemakaian perlak akan membuat anak merasa diperbolehkan untuk pipis di tempat tidur. Biasakan untuk pipis terlebih dahulu sebelum tidur. Hindari minum terlalu banyak saat akan tidur. Ada baiknya anda membangunkannya jika melihat tanda-tanda anak akan BAK. Biasanya ditandai dengan gerakan menungging, dan tidurnya menjadi gelisah. Membiasakan anak untuk tidak tidur terlalu malam akan mengurangi kebiasaan mengompol. Karena jika tidur terlalu malam, beratnya melawan ngantuk akan menyebabkan anak kesulitan bangun untuk pipis sehingga menyebabkan anak mengompol.