Maksudnya sih baik, tapi kadang-kadang anda merasa perlakuan orangtua /mertua anda terhadap cucunya (anak anda) terlalu berlebihan. Mau menegur, tidak enak hati. Takut mereka sedih atau sakit hati. Lagipula, si kecil kan cucu mereka.

Tapi kalau dibiarkan terus-menerus, anda khawatir si kecil jadi manja atau tidak mau mengikuti aturan anda. Untuk menyelesaikan dilema yang anda alami, ada baiknya kenali dulu “tipe” kakek-nenek yang seperti apa orangtua/mertua anda itu.



Tipe Terlalu Melindungi
Profil: Alih-alih bersikap seperti layaknya kakek & nenek kepada cucunya, orangtua/mertua anda cenderung bersikap sebagai orangtua kepada anak-anak anda (cucu mereka). Tanpa disadari, mereka lah yang “menentukan” makanan yang baik bagi anak-anak, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh anak-anak. Atau ketika anda menegur anak anda karena melanggar aturan anda, mereka (kakek-neneknya) menyela dan menepis teguran anda kepada anak anda dengan perkataan seperti, “Ah, cuma begitu saja dimarahi.” Atau,” jangan galak-galak dong sama anak!”, atau kata-kata lain yang berisi pembelaan kepada si kecil. Orangtua/mertua anda juga cenderung ingin menghabiskan sebagian besar waktu dengan cucunya, sehingga (kadang-kadang) anda merasa seolah-olah mereka ingin menguasai anak-anak anda

Ada apa dibalik sikap mereka: Mungkin tanpa mereka sadari, orangtua/mertua anda masih menganggap anda sebagai anak-anak. Sangat sulit bagi mereka untuk “melepas” kewajibannya sebagai orangtua yang bertanggungjawab untuk mengurus semua keperluan anak-anaknya.

Cara mengatasinya: Cobalah untuk lebih memahami orangtua/mertua anda dan tanggapi interference mereka dengan rasa humor. Lagipula, sebagai orangtua, anda tahu bagaimana rasanya mengkhawatirkan anak-anak. Tapi untuk masalah mendisiplinkan anak, anda harus tegas. Jelaskan secara baik-baik tentang “aturan-aturan” anda kepada orangtua/mertua anda. Katakan bahwa anda sangat mengharapkan dukungan mereka untuk ikut mendisiplinkan anak-anak, minimal tidak “merusak” aturan anda.

Tipe Penganut Paham Kuno
Profil: Orangtua/mertua anda mengacuhkan informasi terkini tentang pola pengasuhan anak. Mereka sulit diberi pemahaman, kenapa anda bertahan tidak memberikan MP-ASI kepada bayi anda sebelum ia berusia 6 bulan, atau kenapa anda memilih memberikan ASI perah kepada bayi anda dengan menggunakan sendok dan bukannya dengan botol. Jika anda memberi tahu alasan-alasan anda, mereka bertukas, “Buktinya kamu sekarang sehat-sehat aja!”.

Ada apa dibalik sikap mereka: Karena mereka telah merasakan asam-garamnya kehidupan lebih lama daripada anda, dan memiliki jam terbang lebih lama dalam mengurus dan membesarkan anak, mungkin mereka berasumsi bahwa anda tidak tahu apa-apa tentang pengasuhan anak dan karenanya akan mengikuti semua nasehat anda.

Cara mengatasinya: Jangan terlalu “ngotot” mempertahankan pendapat anda. Semakin anda ngotot, orangtua/mertua anda akan semakin merasa “diajari” oleh anda. Akibatnya, semakin lebar “jurang” antara anda dengan orangtua/mertua anda. Sekali-kali, ajaklah orangtua/mertua anda pergi ke dokter anak ketika tiba waktunya si kecil untuk kontrol kesehatan. Atau, letakkan berbagai majalah/tabloid yang berisikan informasi seputar pengasuhan anak, di tempat-tempat yang sekiranya terlihat oleh orangtua/mertua anda. Siapa tahu mereka tertarik membacanya. Atau, jika kebetulan di tv sedang ada acara yang mengupas masalah pengasuhan anak, ajak orangtua/mertua anda ikut menontonnya. Dengan demikian, mereka memperoleh ilmu baru tanpa merasa anda ajari. Dan yang tidak kalah penting, jangan langsung bereaksi negatif terhadap semua masukan dari orangtua/mertua anda. Sebab, siapa tahu ada banyak hal-hal penting yang dapat anda pelajari.

Tipe (Sangat) Pemurah
Profil: Orangtua/mertua anda sangat pemurah. Mereka membanjiri cucunya dengan berbagai hadiah, mulai dari baju, mainan atau bahkan uang. Padahal mungkin anak anda belum sempat bermain dengan boneka yang 2 bulan lalu mereka belikan, atau masih setumpuk baju-baju baru yang anak anda belum pakai. Mereka sangat senang memenuhi permintaan cucu-cucunya. Dan lama-kelamaan, anak anda juga menikmati “kemurahan-hati” kakek-neneknya. Ingin apapun tinggal bilang sama kakek-nenek. Sebab ia tahu, jika dia meminta pada anda, belum tentu dikabulkan.

Ada apa dibalik sikap mereka: Mungkin mereka ingin membayar “ketidakmampuan” mereka menuruti keinginan anda ketika kecil dulu. Kini, mungkin kemampuan ekonomi mereka jauh lebih baik dibanding ketika anda kecil dulu, sehingga mereka cenderung menunjukkan kasih sayang kepada cucu-cucunya melalui berbagai hadiah.
Cara mengatasinya: Katakan secara baik-baik kepada orangtua/mertua anda bahwa anak anda sudah punya terlalu banyak mainan atau baju. Atau, jika orangtua/mertua anda tetap ingin memberikan hadiah, anda bisa mengusulkan benda-benda yang benar-benar diperlukan oleh anak-anak anda. Atau, anda bisa mengusulkan supaya uang yang sekiranya untuk membeli hadiah sebaiknya disimpan saja, dan digunakan untuk membeli sebagian kebutuhan sekolah anak anda.

Tipe Senang Mengkritik
Profil: Orangtua/mertua anda selalu menyalahkan anda atas tingkah laku cucunya (anak anda), mengkritik cara anda mengasuh anak, dan terang-terang memarahi anak anda untuk satu kesalahan kecil saja.

Ada apa dibalik sikap mereka: Mereka terbiasa mengkritik dan mengatur anda terus-menerus ketika anda kecil. Kebiasaan tersebut tidak hilang, meskipun anda kini sudah memiliki keluarga sendiri.
Cara mengatasinya: Anda sudah menjadi manusia dewasa dan tidak ada salahnya bersikap jujur kepada mereka tentang sikap mereka itu. Tegaskan bagaimana perasaan anda. Jika memungkinkan, akan sangat baik jika anda dan orangtua/mertua bersama-sama mengikuti konseling keluarga.