Keloid merupakan parut berlebihan (abnormal) yang terjadi saat proses penyembuhan luka, terutama luka yang dalam, seperti bekas operasi, luka tusuk, atau luka bakar.

Umumnya, keloid merupakan jaringan tebal dengan permukaan yang licin dan halus. Bentuknya bulat atau lonjong memanjang, kadang tak beraturan melebihi batas permukaan lukanya sendiri. Warna keloid bervariasi, ada yang merah muda, kemerahan, hingga keunguan atau kehitaman.

Faktor bawaan. Sebenarnya, tak semua orang mengalami keloid di tubuhnya. Rupanya faktor bawaan memegang peranan. Pada mereka yang tidak berbakat keloid, meski orang tersebut misalnya mengalami luka bakar atau pernah menjalani operasi Caesar, keloid tetap tidak muncul. Sebaliknya, mereka yang berbakat keloid, bekas suntikan BCG ketika balita saja, sudah bisa menimbulkan keloid. Selain itu tidak semua permukaan tubuh disenangi keloid. Bagian tubuh ‘favorit’ keloid antara lain lengan, leher depan bagian bawah atau leher bagian belakang, dada, perut, paha dan kaki.

Bisakah dikurangi? Sayangnya, sampai saat ini pengobatan keloid belum ada yang tuntas dan memuaskan. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk sekedar mengurangi tonjolan keloid. Ini pun sangat bergantung pada jenis (besar dan dalamnya) keloid.
Keloid kecil, umumnya bisa dikurangi dengan suntikan obat kortikosteroid beberapa kali.
Keloid tebal, bisa dilakukan:
Pembedahan, yaitu operasi pengambilan keloid oleh dokter bedah plastic. Setelah luka operasi sembuh, baru dibeikan suntikan atau krim kortikosteroid. Namun, tindakan ini harus dipersipakan lebih dulu, karena pada orang tertentu, bukan tidak mungkin tindakan bedah malah menimbulkan keloid baru.
Penggunana sinar laser, yang harus dilakukan berulang-ualang, sesuai besar atau lebarnya keloid.