Salam sehat & bahagia Bunda,

Saat kita masih kecil, tentu kita ingat saat menjelang tidur orang tua kita sering kali mendongeng cerita-cerita yang menarik sebagai pengantar sebelum tidur.

Tetapi kini di zaman yang telah modern, kegiatan mendongeng sudah tidak populer lagi di mata anak-anak, karena saat ini anak lebih terbiasa dengan suguhan acar film di tV, game di komputer atau PS serta mainan modern lainnya.

Kendati demikian mendongeng sebetulnya dapat memberikan manfaat bukan hanya untuk anak-anak, tetapi juga bagi orang tua yang mendongeng untuk anaknya. Kegiatan ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara anak dan orang tua.

Bahkan para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat diambil dari kegiatan mendongen ini :

PERTAMA, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi jika anak hanya menonton film atau TV. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang ia dengarkan. Ia akan membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lama kelamaan anak dapat melatih kreatifitas dengan cara ini.

KEDUA, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai tentang kejujuran, rendah hati, persahabatan, kasih sayang, kerja keras, maupun tentang kebiasaan sehari-hari seperti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. Anak juga diharapkan akan lebih mudah menyerap berbagai nilai dengan tidak bersikap memerintah atau menggurui, sebaliknya para tokoh dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh tauladan bagi anak.

KETIGA, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkembangkan minat baca anak, setelah tertarik dengan berbagai cerita dalam dongeng, anak diharapakan mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-buku dongeng yang kerap didengarnya, setelah itu ketertarikannya meluas pada buku-buku lainya seperti buku pengetahuan, agama, sains, buku pelajaran sekolah dan sebagainya.

Dalam literatur yang saya dapat, tidak ada batasan usia yang ketat mengenai kapan sebaiknya anak dapat mulai diberi dongeng. Seperti keluarga saya misalnya, suami saya mulai rutin memberi dongeng kepada anak saya saat usia anak saya 1,5 tahun dan si kecil belum dapat bicara. Alhamdulillah dengan cara itu tepat usia 2 tahun anak saya sudah pandai bicara, dapat mengitung 1 s/d 10 versi bahasa Indonesia dan Inggris, mengerti berbagai jenis warna, dan hafal bacaan Do'a sebelum makan dan tidur.

Hanya saja sebagai orang tua, kita harus pandai memilih dongeng yang pantas di dengar anak-anak. Tentunya dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh anak dan cerita yang dipilihkan sebaiknya tentang kehidupan sehari-hari yang bermanfaat.

Keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya rangsang imajinasi anak, tetapi juga kesadaran dan kemampuan pendongeng untuk menyajikannya secara menarik. Untuk itu kita dapat mempergunakan berbagai alat bantu seperti boneka, mainan, bunyi-bunyian, atau berbagai buku cerita sebagai sumber yang dapat dipahami oleh orang tua sebelum mendongeng kepada anak.

Betapa indahnya jika Bunda dan ayah beserta anak, dapat meluangkan waktu beberapa saat sebelum tidur untuk bercerita (mendongen) kepada anak. Pastinya hidup keluarga akan semakin harmonis dan rasa letih kita selama beraktifitas di kantor akan hilang dengan rasa kebersamaan keluarga menjelang tidur malam.

Demikian Bunda artikel yang saya dapat hari ini, semoga bermanfaat untuk Bunda dan buah hatinya. Terima kasih.