Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.

Pada tahun 2005, wakil Presiden RI mencanangkan Gerakan Nasional Minum Temulawak (GNMT) sebagai upaya untuk mengenalkan bahwa temulawak sangat identik dengan Indonesia, dan bisa dikatakan bahwa kalau orang menyebut temulawak akan selalu dikonotasikan dengan Indonesia seperti halnya ginseng yang selalu dikonotasikan dengan Korea.

Temulawak adalah tumbuhan asli Indonesia, tetapi penyebarannya hanya terbatas di Jawa, Maluku, dan Kalimantan. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol). Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat, Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan..

Beragam penyakit dapat diobati dengan umbi tanaman ini, misalnya sakit limpa, sakit ginjal, sakit pinggang, asma, sakit kepala, masuk angin, maag, sakit perut, produksi ASI, mengobati penyakit lever, kolesterol, antioksidan, menambah nafsu makan, sembelit, sakit cangkrang, cacar air, sariawan, rematik, sampai jerawat sekalipun, bahkan beberapa waktu terakhir diinformasikan bisa sebagai antikanker.
Di daerah Jawa Tengah, tanaman bernama Latin Curcuma xanthorhiza Roxb ini dikenal sebagai minuman eksotik dengan cita rasa khas. Masyarakat Jawa Tengah biasanya memberikan ramuan ini kepada anak-anak yang susah makan, sebab disinyalir ramuan temulawak dapat meningkatkan nafsu makan. Secara klinis, khasiat tumbuhan asli Indonesia ini bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Temulawak memiliki kandungan minyak atsiri yang memang membangkitkan selera makan.