Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa lari sangat bermanfaat bagi kesehatan, tak hanya fisik tetapi juga psikis. Dokter Phaidon Toruan, penulis Fat Loss Not Weight Loss, menyebutkan sejumlah manfaatnya, antara lain:

1 Melatih sistem kardiovaskuler. ”Eksekutif yang cenderung duduk diam dan terus-menerus meeting, memiliki risiko aliran darahnya lambat. Dengan begitu, juga ada risiko terjadi penyumbatan pembuluh vena. Jadi, olahraga lari bisa memperlancar aliran darah di seluruh pembuluh darah, termasuk ke jantung,” kata dr. Phaidon, menjelaskan.

2 Membakar lemak. Bisa dibilang, lari adalah cara paling efektif untuk membakar kalori dan membuang kelebihan berat badan. Tumpukan lemak di tubuh lenyap, digantikan otot yang seksi.

3 lari bisa meningkatkan kepadatan tulang, sehingga mengurangi risiko terkena osteoporosis.

4 Secara psikis, membuat kita merasa senang, ketika berolahraga otot mengeluarkan hormon endorfin. ”Bisa dibilang, sudah capek-capek lari, kita lalu diberi kompensasi rasa nyaman. Efek endorfin ini sama seperti heroin murni!” kata dr. Phaidon.

5 Menimbulkan rasa senang. Karena, saat berlari, otak mengeluarkan hormon phenyl ethyl amine atau hormon cinta. Hormon ini membuat kita merasa deg-degan, persis seperti ketika sedang jatuh cinta.

6 Menciptakan efek blush on di wajah. Saat berlari, pembuluh darah dipaksa untuk membuka. Misalnya, yang tadinya 1 mm, menjadi 1,1 atau 1,2 mm. Proses pembukaan pembuluh darah yang disebut dilatasi ini, memungkinkan terjadinya pengiriman darah yang cukup ke seluruh organ, termasuk ke kulit. Akibatnya, tanpa memulas blush on sekalipun, wajah Anda akan tampak segar. Selain itu, toksin yang bertumpuk di bawah kulit pun terdorong keluar, sehingga kulit jadi cerah.

7 Meningkatkan kualitas hubungan seksual. Saat pro¬ses sirkulasi darah ke seluruh tubuh, bagian klitoris tak ketinggalan. Sehingga, bagian tersebut menjadi lebih sensitif. Dengan demikian, hubungan seksual pun jadi lebih ’panas’. (Hal yang sama juga terjadi pada tubuh pria!)

KHUSUS BAGI PEMULA
Sebenarnya, apa perbedaan antara joging dan lari? “Joging itu juga lari, cuma kecepatannya tidak tinggi. Sedangkan olahraga lari, speed-nya lebih tinggi daripada joging,” kata dr. Phaidon. Kalau seumur hidup Anda belum pernah lari, agak malas untuk memulainya. Jadi, yang pertama perlu Anda lakukan adalah mengubah mindset. Dibekali program paling canggih sekalipun, kalau pada dasarnya Anda malas olahraga, ya, program itu tak ada gunanya.

Tahap kedua adalah menemukan atmosfer paling nyaman bagi diri Anda. Misalnya, kalau Anda tak suka berlatih dengan treadmill di gym, tak usah memaksakan diri hanya karena semua teman Anda punya lifetime membership di gym tersebut. ”Semua orang sudah tahu bahwa lari 30 menit di treadmill itu baik. Masalahnya, kalau tidak suka dengan atmosfer gym itu, ya, tidak akan terjadi,” kata dr. Phaidon.

Tiap orang memiliki spesifikasi berbeda untuk menentukan atmosfer yang paling fun untuk berolahraga. Teman hang out belum tentu bisa menjadi teman paling oke untuk olahraga. Jadi, memang perlu usaha untuk menciptakan atmosfer tersebut, agar Anda tidak berolahraga dengan terpaksa.

Bagi pemula, lari itu perlu dilakukan secara bertahap. Misalnya, untuk lari pertama dilakukan selama 15-20 menit. Stop dulu sampai di situ. Karena, biasanya, setelah merasa lebih bugar dengan berlari selama 20 menit, orang jadi ’ketagihan’. Akibatnya, jatah waktu latihan ditambah menjadi 2 jam. Kalau sudah begitu, malamnya badan Anda sakit-sakit dan kemudian tidak bisa tidur. Nah... kesan dia tentang olahraga jadi buruk. Kalau mau, tambahlah waktu menjadi maksimal satu jam saja.

Selain itu, ada baiknya aktivitas lari itu dilakukan setiap dua hari sekali. Hari ini lari, besok tidak, lusa baru lari lagi. Di ‘hari libur’, tubuh akan menggunakan kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan diri dari kelelahan. ”Sebetulnya, olahraga itu sama seperti seks. Tidak ada teori tentang berapa kali seminggu yang paling baik. Semua kembali pada diri sendiri,” kata dr. Phaidon, menjelaskan.

Lari 20 menit, asalkan dilakukan secara rutin, akan bisa bermanfaat. Yang terpenting bukan mengejar efek instan, melainkan efek yang bertahan lama. Karena itu, sebaiknya olahraga tidak dilakukan ketika sedang ingin saja, melainkan perlu disiplin.

ATURAN turan Mainnya
Selama lari, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, agar aktivitas sehat itu tidak berubah menjadi bencana, antara lain:
1 Minum, minum, & minum!
Saking senangnya banjir keringat (sebagai tanda bahwa kita sungguh-sungguh berolahraga), Anda jadi lupa bahwa cairan di tubuh ikut terkuras. Akibatnya, terjadi dehidrasi. Karena itu, Anda perlu menghitung jumlah air yang masuk ke tubuh sebelum, saat, dan sesudah lari. Misalnya, sebelum lari, minumlah 2 gelas air putih. Jangan terlalu banyak minum, karena bisa membuat kita sibuk mencari toilet. Selama lari, minum lagi sekitar 2 gelas. Sesudah lari, jangan langsung makan berat. Minumlah 2 gelas air putih lagi.

2 Tak mau ‘isi bensin’
Sebelum lari, Anda enggan mengisi perut. Takutnya, malah bikin bobot naik. Memang, sebaiknya tidak makan persis ketika akan lari. Bukannya bertambah energi, perut Anda malah sakit. Kira-kira 2 jam sebelum lari, makanlah kudapan ringan yang tinggi karbohidrat, misalnya pisang atau sereal plus segelas susu. Hindari makanan yang tinggi lemak dan tinggi serat supaya lambung dan usus tidak bekerja terlalu berat. Sekitar 20-30 menit sesudah lari, gantilah kalori yang terbakar saat berlari dengan mengonsumsi makanan berprotein dan berkarbohidrat, misalnya susu cokelat.

3 Jangan overtraining
Seminggu mencoba lari dan ternyata berat badan turun dengan sukses, Anda mungkin jadi terpacu untuk lari lebih jauh, dan lebih sering. Asumsinya, lari tiap hari bisa bikin badan lebih cepat langsing. Padahal, jika tidak mengukur kemampuan diri, Anda bisa overtraining, yang berujung pada cedera. Karena itu, sebaiknya Anda menambah jumlah jarak tempuh secara bertahap. Setiap minggu, paling tidak tingkatkan jarak tempuh 10% saja, tidak lebih.
4 Lari terlalu cepat
Mana yang lebih baik, awalnya berlari sangat cepat saat sudah seperempat jalan; atau kecepatan lari stabil dari awal hingga akhir? Karena sangat bersemangat, mungkin Anda melakukan yang pertama. Anda lupa menyimpan energi, padahal jarak tempuh masih jauh. Sebenarnya, akan lebih baik jika dibalik. Pelan di awal, lalu kecepatannya ditambah sedikit demi sedikit. Indikasi kecepatan lari Anda, kurang lebih begini:
• Jika Anda masih bisa menyanyikan lagu favorit sambil berlari, artinya latihan itu kurang berat.
• Jika Anda megap-megap dan tidak bisa mengeluarkan satu kata pun, artinya latihan itu terlalu berat.
• Jika Anda bisa ngobrol dengan lancar sambil lari, artinya porsi latihan Anda sudah tepat.