Go4HealthyLife.com, Jakarta - Anda mungkin termasuk orangtua yang cemas jika anak banyak menghabiskan waktu bersama binatang peliharaan.

Anda mungkin pula bertanya-tanya: Berapa usia anak yang tepat untuk memelihara hewan? Apakah kucing memicu alergi pada anak? Apakah anjing membahayakan keselamatan anak?

Sejumlah peneliti tertantang melakukan analisis dari berbagai sisi, termasuk hubungan kepemilikan hewan peliharaan dengan perkembangan anak normal, obesitas, trauma, dan autis.

“Memang ada bukti kalau anak-anak mendapat manfaat dari hubungan mereka dengan hewan,” ujar James Serpell, pemimpin Center for the Interaction of Animals and Society di Universitas Pennsylvania.

Alan Beck, pengurus Center for the Human-Animal Bond Universitas Purdue, bahkan mengatakan sejumlah keluarga justru ingin memelihara hewan dengan satu alasan dan kepentingan: anak-anak. “Mereka percaya hewan peliharaan baik untuk anak-anak. Tampaknya memang seperti itu, setidaknya untuk beberapa hal.”

Ada keyakinan umum kalau hewan peliharaan mengajarkan anak keterampilan yang dapat mereka gunakan dalam interaksi sosial manusia. Mengenai kepercayaan tersebut, Beck mengatakan, “Anak yang memiliki hewan peliharaan secara tidak sadar telah belajar komunikasi nonverbal.”

Sementara itu Gail F Melson, profesor perkembangan manusia dan studi keluarga di Purdue, menguraikan, anak-anak yang mengembangkan hubungan dengan hewan mungkin akan lebih mudah berempati. Harapan bahwa anak-anak dapat belajar lebih empati dan terampil dalam komunikasi dari hewan inipun memantik pertanyaan lain. Bagaimana jika anak-anak penderita autis memelihara hewan di rumah?

Anak yang mengalami kesulitan untuk berinteraksi sosial dipercaya dapat membentuk ikatan yang mendalam dengan hewan. Selain itu, beberapa anjing memang telah dilatih dan disertifikasi untuk membantu terapi, seperti yang telah dilakukan oleh Autism Service Dogs of America.

Dr Nishawala, menjelaskan, hewan terapi mempunyai kategori yang sangat luas, datang dalam segala bentuk, ukuran, keturunan dan spesies. “Menurut pengalaman saya, jenis hewan terbaik untuk terapi atau layanan adalah Labrador Retriever. Beberapa orang menyarankan greyhound; beberapa anjing terapi adalah dari jenis ini."

Ahli lain mencoba untuk melihat praktik menggunakan anjing sebagai penghibur anak-anak yang sedang tertekan. Rebecca Johnson, direktur Research Center for Human-Animal Interaction di Universitas Missouri, telah memulai percobaan klinis secara acak, yang dibiayai oleh National Institutes of Health.

Anak-anak kasus pelecehan diwawancara, dan beberapa diberi anjing layanan selama wawancara itu. Setelahnya, indikator fisiologis stres mereka diukur. “Banyak kota menggunakan anjing layanan di ruang sidang anak,” ujar Johnson. “Saya ingin mengidentifikasi apakah itu dapat menjadi peredam stres atau tidak.”

Sementara untuk anak-anak yang berjuang dengan obesitas, mengajak anjing jalan-jalan sedang ditelaah sebagai strategi untuk meningkatkan latihan fisik pada anak-anak. Beberapa penelitian telah menunjukkan hal tersebut bisa dilakukan pada orang dewasa.

Hubungan antara hewan peliharaan dan alergi ternyata sangat kompleks. Beberapa studi menunjukkan bahwa kontak awal pada hewan di usia dini mungkin memiliki bisa melindungi anak-anak.

Artikel terbaru yang meneliti sejumlah besar studi, menemukan bukti kalau anak yang tidak memiliki riwayat alergi dalam keluarganya, dan mereka yang terbiasa dengan anjing dalam periode perinatal mungkin tidak akan terlalu mengembangkan alergi dalam sistem tubuhnya.

Hewan peliharaan mempengaruhi anak dalam banyak hal, di antaranya sistem kekebalan tubuh dan mengembangkan keterampilan sosial. “Bukti yang paling kuat akan pentingnya hewan peliharaan, datang dari anak-anak itu sendiri, yang sering menganggap hewan peliharaan sebagai sumber dukungan emosional,” ujar Melson seperti dilansir New York Times.