Di Amerika, lebih dari 50% anak usia lima sampai 17 tahun mengalami kerusakan gigi. “Penelitian menunjukkan, mengonsumsi makanan tinggi gula atau zat tepung berarti memberi makan pada bakteri nakal itu. Si nakal akan menghasilkan asam yang menyerang lapisan luar gigi. Masalahnya, kerusakan gigi tuh progresif dan, bila tidak ditangani, bisa memicu infeksi, rasa sakit, tingginya biaya perawatan, serta tanggalnya gigi anak.

“Kebanyakan anak, secara perlahan makanan dan minuman ‘sampah’ menggantikan makanan dan minuman bergizi,” kata Kimberly Harms, D.D.S., American Dental Association consumer advisor. “Sampai-sampai dokter gigi punya pepatah ‘Snack and sip all day, risk decay’. Gigi anak terus ‘bermandikan’ minuman manis dan camilan tidak sehat seolah-olah all-you-can-eat buffet bagi bakteri dalam mulut, si biang keladi rusaknya gigi.”

Berikut tip untuk mengurangi rusaknya gigi anak:

• akanan dan minuman kaya gula yang dikonsumsi sebagai bagian dari makanan utama sebenarnya terlalu berbahaya dibandingkan sebagai camilan. Umumnya, produksi air liur meningkat selama proses makan dan membantu menetralisir produksi asam serta ‘mencuci’ partikel-partikel makanan dari mulut.

'• Batasi camilan di antara waktu makan. Kalaupun anak ingin mengemil, berikan makanan yang bergizi. Bisa dipertimbangkan nih, minta anak mengunyah permen karet bebas gula setelahnya. Permen karet ini bisa membuat aliran air liur jadi “deras” serta membilas makanan plus asam yang berpotensi merusak gigi.