Moms and dads pasti sudah sering mendengar FOS dan GOS, baik itu yang terdapat pada susu bayi atau pada makanan bayi. Saya juga yakin kalau moms and dads pasti mengetahui kepanjangan dari FOS and GOS, FOS adalah fruktooligosakarida dan GOS adalah galaktooligosakarida. Sebenarnya darimana kedua komponen tersebut berasal? Apa yang menyebabkan sampai ditemukannya FOS dan GOS? Bagaimana tepatnya peran FOS dan GOS bagi bayi tercinta?
FOS atau fruktooligosakarida berasal dari sayur-sayuran. FOS banyak ditemukan pada bawang merah, asparagus, artichoke, dan juga tomat. Struktur kimianya terdiri dari molekul glukosa yang terikat pada dua, atau tiga, atau empat molekul fruktosa yang masing-masing membentuk kestosa, nystosa, dan fruktosil-nistosa, inilah yang disebut fruktooligosakarida. FOS yang ada sekarang ini salah satunya diproduksi dari gula bit (beetroot) dengan menggunakan enzim fruktosilfuranosidase melalui peristiwa transfruktosilasi.
GOS atau galaktooligosakarida merupakan komponen dari susu sapi. GOS didapat dari laktosa melalui proses transgalaktosilasi dengan menggunakan enzim beta-D-galaktosidase. Struktur kimianya terdiri dai molekul glukosa dan galaktosa yang saling berikatan satu sama lain.
Produksi FOS dan GOS oleh industri adalah sebagai langkah dalam menyediakan prebiotik terutama bagi bayi yang biasanya terdapat pada ASI. Tetapi perlu diingat bahwa FOS dan GOS tidak serta merta menyamai kandungan prebiotik yang terdapat di dalam ASI. Perlu diketahui bahwa di dalam ASI terdapat lebih dari 130 oligosakarida yang berperan sebagai prebiotik. Oligosakarida memegang peranan penting dalam penyediaan prebiotik oleh ASI kepada bayi (seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, lihat di sini Prebiotik).
FOS dan GOS merupakan komponen pangan fungsional, yaitu komponen makanan yang terproses sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi kesehatan bagi tubuh manusia. FOS dan GOS dikatakan sebagai pangan fungsional karena keduanya tidak terdekomposisi oleh enzim-enzim pencernaan dan keduanya dapat dimanfaatkan oleh bakteri-bakteri baik yang terdapat dalam kolon atau usus besar, khususnya Bifidobacterium spp dan Bacteroides spp. Ketika bakteri-bakteri baik tersebut “memakan” FOS dan GOS, maka pertumbuhan mereka di dalam kolon akan semakin banyak sehingga mampu menciptakan suasana asam di dalam saluran pencernaan kita yang akhirnya akan menghambat pertumbuhan bakteri pathogen penyebab penyakit.
Tidak hanya sampai di situ manfaat FOS dan GOS bagi manusia, berikut adalah manfaat-manfaat lain dari kedua oligosakarida sederhana ini:
Meningkatkan kemampuan adaptasi bakteri baik di usus besar
Mengurangi jumlah bakteri Clostridium perfringens di dalam saluran pencernaan dan mengurangi produk antara pada proses pembusukan makanan di urin dan feses.
Mengurangi metabolit toksik dan enzim yang tidak dibutuhkan. Proses pencernaan 3-6 g FOS dan GOS per hari dapat mengurangi produksi zat toksik di saluran pencernaan, serta dapat mengurangi enzim yang tidak dibutuhkan berturut-turut sebanyak 44.6% dan 40.9%.
Mencegah diare baik itu yang disebabkan oleh bakteri pathogen ataupun tidak.
Meningkatkan absorpsi berbagai macam mineral di dalam saluran pencernaan, seperti besi dan kalsium.
Mencegah terjadinya konstipasi. Hal tersebut berhubungan dengan produksi asam lemak rantai pendek oleh bifidobacteria yang akan merangsang gerakan peristaltis saluran pencernaan dan meningkatkan kelembaban feses sehingga mudah dikeluarkan.
Mengurangi konsentrasi kolesterol di dalam serum darah.
Mengurangi tekanan darah.
FOS dan GOS juga memiliki efek antikarsinogenik (mencegah kanker). Hal tersebut berhubungan dengan meningkatnya kekebalan tubuh seseorang.
Secara tidak langsung meningkatkan produksi nutrisi, seperti vitamin B1, B2, B6, B12, asam nikotinat, dan asam folat.
Banyak Negara yang merekomendasikan penggunaan FOS dan GOS pada berbagai produk bayi. Pada tahun 1991, Pemerintah Jepang bahkan telah memasukkan FOS dan GOS sebagai pangan yang memiliki fungsi medis atau “foods for special medical uses”.