refensi : http://balitasmart.com/2011/04/lebah-madu-dan-bunga-matahari/


Di sebuah taman yang luas dan indah tinggallah sekelompok lebah. Setiap hari mereka bermain-main di sekitar taman, karena makanan mereka sudah tersedia di sana. Setiap pagi mereka berramai-ramai keluar dari sangkarnya dan baru sore hari sebelum matahari terbenam mereka pulang kembali ke sarangnya. Sesampainya di sarangnya mereka langsung menyimpan hasil makanan yang td mereka dapatkan untuk persediaan pada saat tindak musim bunga. Madu-madu yang mereka dapatkan dikumpulkan dalam kantong khusus yang mereka buat dari air liurnya.

Tapi diantara lebah-lebah tersebut ada satu ekor lebah yang tidak pernah puas dengan hasil yang sudah di dapat. Makanan-makanan yang begitu banyak itu justru membuatnya jadi bosan, karena tiap hari kerjanya hanya bermain-main saja. Lebah tersebut namanya Bee.

Suatu hari Bee berkata pada temannya, “Teman-teman, aku akan pergi bertualang untuk mencari madu bunga yang paling enak. Apa kalian mau ikut?”

Mendengat niat Bee yang ingin bertualang tersebut, teman-temannya hanya mengejek.

Salah satu lebah yang bernama Ae berkata “Bee apa yang kamu cari semuanya sudah tersedia disini, sudahlah ngak usah banyak tingkah!”

Tapi ternyata tekad Bee sudah bulat, dia merasa hidup tanpa tantangan sangatlah tidak menarik. Lalu iya berkata dengan menyakinkan temannya ” Di luar sana pasti lebih banyak bunga yang lebih menarik dan lebih berwarna”

Salah satu lebah yang lainpun berkata “Kau hanya sok. Hidup nyaman begini masih kurang!” sambil ketawa mengejek.

Teman-temannya satu pun ngak ada yang mau ikut berpetualang bersama Bee, akhirnya Bee pergi sendirian.

Seharian Bee berputar-putar mencari madu bunga yang dia inginkan, tapi dia belum juga menemukannya. Bee sudah letih sekali dan ingin rasanya dia pulang kesangkarnya, tapi Bee merasa malu sama teman-temannya. Akhirnya Bee memutuskan untuk pergi lebih jauh lagi. Bee lalu mengepakkan sayapnya dan lebih keras lagi terbang ke tempat lain.

Hari sudah mulai sore dan matahari hampir tenggelam tapi Bee belum juga mendapatkan apa yang dia cari. Sementara itu perutnya sudah sangat lapar, karena seharian Bee belum makan sama sekali. Akhirnnya Bee pun pulang. Tapi sebelum pulang dia mampir terlebih dahulu ke kebun untuk mencari makanan pengisi perut. Dengan sangat lahap ia menghisap madu dan mengisi penuh kantong madu di perutnya. Beruntung teman-temannya sudah pada pulang, kalau tidak Bee pasti akan di tertawakan oleh teman-temannya karena pencariannya tidak membuahkan hasil.

Ternyata Bee belum merasa puas dengan pencariannya hari, besoknya pagi-pagi sekali Bee sudah bangun. Ia sudah menyusun rencna yang hebat. Ia ingin berpetualang lebih jauh lagi. Kemaren ia sudah berpetualang ke arah barat, nah hari ini ia akan berpetualang ke arah selatan.

“Hari ini aku harus tetap semangat mendapatkan madu bunga yang kucari!” ucapnya dalam hati.

Sebelum pergi ia pergi ke taman dulu untuk sarapan madu seperlunya. Untuk bekal seharian selama berpetualang nanti.

Ketika sendang asik sarapan, Bee bertemu teman-temannya dan ia pun di ejek oleh teman-temannya “Hei Bee! Apakah kau sudah medapatkan bunga yang kau inginkan itu?” tanya Mae si lebah gendut.

Dengan muka sedih Bee hanya menggeleng. Melihat gelengan Bee teman-temannya justru tertawa mengejek. “Makanya tidak usah macam-macam, nikmati saja apa yang sudah ada di sini!” ucap salah satu temannya.

Bee hanya menggeleng dan berlalu meninggalkan teman-temannya. Ia tindak mau berlama – lama bersama teman-temannya karena selalu di ejek. Dia ingin membuktikan paa teman-temannya kalau ia pasti mendapatkan apa yang dia cari.

Bee terbang kesana kemari, kadang-kadang ia terbang tinggi kadang merendah, melintasi terik matahari. Ia terus terbang, melewati lembah, melewati gungung, melewati suangai yang indah. Sampai sore hari matahari pun akan segera tenggelam, tapi Bee belum juga menemukan apa yang ia cari. Tapi Bee tetap semangat, dengan melihat pemandanagan alam yang begitu indah itu sudah cukup menghibur hatinya dan mengobati rasa kecewanya.

Ketika Bee akan pulang kerumah perasaan takut kembali menghantuinya, dia takut di ejek sama teman-temannya. Benar saja, sesampainya di rumah semua temannya sudah menunggu. Ketika ia bercerita bahwa perburuannya hari ini belum berhasil, meledaklah tawa semua teman-temannya.

Karena merasa tersisih, iapun pergi lalu hinggaplah di atas sebuah bunga yang tak begitu wangi, karena sudah sering di hisap lebah yang lainnya. Dalam kesendiriannya Bee pun menangis. Ia menangis bukan karena belum menemukan madu yang ia cari, tapi menagis karena ejekkan teman-temannya.

Dalam kesendiriannya datanglah seekor kupu-kupu “Apa yang membuatmu sedih, lebah cantik?” tanya kupu-kupu tersebut.

Mendengar cerita Bee, kupu-kupu yang bernama Kana itu hanya tersenyum bersahbat.

“Apa kah yang kamu maksud itu adalah bunga matahari?” tanya Kana.

Mendengar pertanyaan teman barunya itu, Bee mendongak. Jujur ia sendiri tidak tahu nama bunga itu. Ia hanya pernah mendengar kalau ada sebuah bunga yang memiliki madu paling nikmat dibanding bunga-bunga lain.

“Kalau yang kau maksud itu bunga matahari, aku tahu tempatnya. Itu! Di sanalah tempatnya!” tunjuk si Kana ke arah utara.

“Benarkah?” Kata si lebah dengan mata mebelalak. Kana si kupu-kupu hanya mengangguk. “Tempatnya jauh nggak?”

“Tidak begitu jauh. Tepatnya di belakang bukit di belakang kediamanmu.”

“Baiklah besok aku akan ke sana,” ujar Bee.

Usai berkata demikian Bee langsung pulang. Ketika semua teman-temannya menyanayakan petualangannya hari ini, Bee hanya diam saja. Dalam hati ia telah mempersiapkan sebuah petualangan yang seru untuk keesokkan harinya.

Malam itu hampir semalaman ia tak bisa tidur. Dalam anggannya, ia telah membayangkan bahwa ia telah menemukan apa yang selama ini dicarinya. Sampai-sampai terbawa mimpi.

Masih sangat pagi sekali Bee sudah bangun. Sebelum pergi berburu, ia melihat sekelilingnya. Sepagi ini temannya belum ada yang bangun. Sungguh kebetulan sekali, karena ia memang ingin membuat sebuah kejutan untuk teman-temannya. Apa bila sudah mengetahui tempat tumbuhnya bunga matahari tersebut, maka ia akan segera pulang untuk memberitahukan pada teman-temannya.

Dengan penuh semangat ia pun segera melesat ke tempat yang di beritahuan Kana, si kupu-kupu kemarin. Pertama-tama yang dilewatinya adalah sebuah sabana yang luas sekali. Sabana adalah sebuah padang rumput yang sangat luas sekali. Benar-benar indah pemandangannya. Sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah padang rumput yang hijau. Di sana ia mampir sebentar untuk menghisap beberapa bunga rumput yang manis. Meski bunganya cuma kecil, tapi sangat wangi dan lezat.

Setelah puas iapun pergi lagi ke arah utara. DI atas sebuah air mancur yang indah ia berhenti sejenak untuk sekedar memandang keelokkannya. “Di dekat ruamhku tidak ada yang seperti ini.” Pekiknya.

Bee sangat bersyukur karena telah berani mengembara untuk menambah pengetahuannya.

“Wow indah sekali!” komentarnya sambil bermain cipratan air.

Seketika tubuhnya terasa sangat sejuk. Setelah puas bermain air, Bee melanjutkan pengembaraannya kembali. Ia kembali mengepakkan sayapnya yang kecil itu. Sawah petak-petak, lemabh yang luas dan sebuah bukit telah dilewatinya, hingga tibalah ia di sebuah hamparan kebun bunga yang luaaaas sekali. Batang-batang tanaman itu tersusun sangat rapi. Satu garis sejajar ke kanan dan kiri. Dia berpikir, pastilah kebun ini ditanam hampir bersamaan. Sebab tinggi masing-masing tanaman hampir sama.

Baru memandangnya saja ia sudah terpesona oleh indahnya kebun bunga ini. Ia mencoba mencicipi salah satu bunga yang paling dekat dengannya. Rasanya sangat nikmat sekali. Seumur hidup, ia belum pernah merasakan lezatnya madu bunga yang seperti ini. Dengan hati-hati ia menghisap satu demi satu. Meski melimpah ia tidak boleh serakah, ia makan hanya secukupnya saja.

Setelah puas dan kantong madu di perutnya telah penuh, ia menyudahi dan segera pulang. Ia ingin segera sampai ke pemukimannya dan memberitahukan kabar baik ini pada teman-temannya.

Setelah sampai di pemukiman, ia berteriak-teriak memanggil teman-temannya. Setelah semua berkumpul, Bee memperlihatkan hasil buruannya dan memperbolehkan mereka untuk mencicipinya. Satu teguk, dua teguk, semua teman-temannya sangat menikmatinya.

“Wow sangat nikmat sekali. Di mana kau menemukan madu selezat ini?” Tannya si lebah Ae.

Dengan senang hati Bee menceritakan perburuannya.

“Maukah kalian ikut dengaku?” tanya Bee yang kemudian segera dijawab oleh teman-temannya seperti paduan suara, “Mauuuu….!”

Lalu Bee dan teman-temannya menuju kebun bunga matahari yang baru saja ditemukan Bee. Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya mereka menikmati pemandangan yang indah mempesona. Hingga akhirnya tibalah mereka di kebun bunga matahari. Dengan hati riang, mereka berpesta bersama-sama.

Bee si lebah cantik itulah yang menemukan bunga matahari yang memiliki madu dengan rasa paling lezat sedunia. Meski begitu ia tidak sombong atau tinggi hati. Ia tidak pameer supaya dipuji, tapi malah sebaliknya. Dia rela berbagi madu yang ditemukannya dengan teman-teman yang dulu mengejeknya, karena Bee telah memaafkan mereka semua.

Hikmah yang bisa kita petik dari Dongeng ini adalah hargailah pendapat orang lain, dan jangan pernah kita mengolok-olok teman kita yang pengen maju.

Tirulah sifat Bee yang mempunyai keinginan kuat dan tidak mudah menyerah, mempunyai sifat yang rendah hati dan tidak sombong.

Dongeng ini dikutip dari : Doneng Kak Alang