Penyebab kehamilan sungsang memang cukup beragam. Kali ini, sebuah penelitian Universitas Tilburg Belanda menunjukkan bahwa rendahnya hormon tiroksin pada ibu hamil bisa menyebabkan posisi bayi yang salah, dan resiko lain seperti kematian.

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 1.000 partisipan di Belanda, disimpulkan bahwa rendahnya kadar tiroksin pada 36 minggu pertama kehamilan, sangat mempengaruhi posisi kepala bayi secara normal. Meskipun posisi kepala janin berada di bawah, tetapi tubuhnya cenderung menghadap ke punggung ibu.

Profesor Victor Pop, pemimpin tim peneliti, mengutarakan pada BBC News bahwa selain menyebabkan kehamilan sungsang, kekurangan hormon tiroksin berdampak pula pada perkembangan janin. "Temuan terakhir menunjukkan bahwa perkembangan motorik anak usia dua tahun, berhubungan dengan rendahnya kadar hormon tiroid selama masa kehamilan," ujar profesor Pop.

Hal ini mengartikan bahwa hormon tiroksin yang dikeluarkan kelenjar tiroid, sangat dibutuhkan ibu selama masa kehamilan untuk membantu metabolisme tubuh. Jika janin berhenti bergerak, maka resiko lain bisa datang tiba-tiba, seperti keguguran, kelahiran prematur, ataupun preeklamsia (keracunan kehamilan) yang menyebabkan kematian bayi.

Namun, hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa jumlah penderita rendah tiroksin tidak banyak, karena hanya terjadi satu dari 10 kehamilan. "Bagaimanapun juga, penemuan ini menekankan pentingnya memeriksa kadar hormon tiroid saat hamil," ujar profesor John Lazarus, seorang ahli endrokrinologi dari Universitas Kedokteran dan Obat-obatan Cardiff Inggris.