Ada 3 jenis kriteria mainan sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu motoric, learn, dan creativity. Meski masing-masing mainan mungkin memiliki kategori tertentu, bukan berarti satu jenis mainan hanya dapat menstimulasi satu aspek saja. Pembuatan kategori ini hanya untuk memudahkan Anda dalam memilih mainan yang paling sesuai dengan tujuan akhir, apakah menstimulasi motorik, pembelajaran, atau melatih kreativitas dan imajinasi.

Motoric
Permainan ini bertujuan untuk menstimulasi kemampuan motorik anak, baik itu motorik halus maupun kasar. Meski aspek motorik banyak berkembang sebelum anak berusia 1 tahun, kemampuan ini terus mengalami peningkatan dan perkembangan seiring dengan pertambahan usianya.
Contoh permainan: sepeda, sepak bola, lompat tali.

Learn
Kategori ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak, yaitu atensi, logika, dan bahasa, dengan cara yang menyenangkan. Menurut psikolog Alzena Masykouri, M.Psi, aspek kognitif yang banyak difokuskan di usia sekolah, sebenarnya selalu ada di setiap tahapan usia. Itu sebabnya, aspek yang satu ini sebaiknya selalu distimulasi bersamaan dengan aspek lainnya.
Contoh permainan: menyamakan bentuk dan warna, papan tulis, globe.

Creativity
Jenis mainan ini bertujuan melatih kemampuan imajinasi dan berpikir pada anak. Jenis mainan ini umumnya dapat dimainkan atau diperlakukan sesuai dengan imajinasi anak. Dengan begitu, kemampuan anak untuk berpikir atau melihat suatu persoalan dari berbagai kemungkinan pun akan terlatih.
Contoh permainan: balok kayu, puzzle. (parenting)